JAKARTA, KOMPAS — Aktivitas pemotongan hewan unggas di Jakarta masih dekat dengan aktivitas warga. Padahal, sudah ada ketentuan yang mengatur agar ada relokasi tempat tersebut. Untuk sementara, program penataan rumah potong hewan unggas belum berjalan seperti yang direncanakan sebelumnya.
Adapun program penataan ini mengacu pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengendalian Unggas. Dalam aturan itu, ada larangan pemeliharaan unggas ternak di permukiman dan mewajibkan sertifikasi unggas hias. Karena itu, perlu ada relokasi tempat peternakan dan pemotongan unggas serta mengatur lalu lintas unggas dari daerah lain.
Kenyataannya, pangkalan dan pemotongan ayam di Jalan Kemandoran Pluis masih beroperasi. Heri (49), warga Kemandoran Pluis, menyampaikan, pemberitaan soal relokasi pangkalan ayam ke Petukangan Utara, Jakarta Selatan, sempat didengarnya sekitar dua tahun lalu.
”Dahulu pemerintah akan merelokasi penampungan dan pemotongan ayam yang ada di sini. Kami tidak tahu alasannya apa. Sampai sekarang belum juga dipindah,” kata Heri, Kamis (6/12/2018), di Jakarta.
Meski berada di lingkungan padat penduduk, lima pangkalan ayam di Jalan Kemandoran Pluis mengantongi izin dari pemerintah terkait dengan penggunaan lokasi sebagai penampungan ayam. Namun, lain halnya dengan pemotongan ayam di permukiman warga.
Ketika ditanya aturan pemotongan unggas di wilayah itu, Samin (52), pemotong ayam, mengaku tidak ada aturan. ”Kalau ini namanya usaha rakyat, pemerintah sepertinya tidak tahu ada pemotongan di sini,” ucapnya.
Warga juga tak ada yang mengeluhkan bau dari ayam ini. ”Saya lebih dari 10 tahun menjadi pemotong ayam. Kalau bicara bau, ya, bau, tetapi namanya usaha. Baunya juga pas pemotongan ayam saja, setelah itu dibersihkan,” kata Samin, warga asal Sragen, Jawa Tengah.
Samin tinggal di Jalan H Pekir III RT 011 RW 006, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 300 meter dari daerah pangkalan ayam. Wilayah tempat tinggalnya merupakan permukiman padat penduduk. Mayoritas warga di tempat ini memang bekerja sebagai pemotong ayam.
Ketika memasuki area pangkalan ayam, bau khas dari ayam langsung menusuk ke hidung bagi yang belum terbiasa. Namun, bagi warga bahkan anak-anak yang tinggal di sana, bau ini bukanlah masalah. Penataan rumah potong hewan unggas (RPHU) dilakukan untuk mengurangi dampak penyebaran penyakit dari unggas ke manusia.
Redam penyebaran
Darjamuni, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta, menegaskan, usaha meredam persebaran virus flu burung di Jakarta dilakukan dengan membuat RPHU dan menerbitkan sertifikat bagi unggas peliharaan.
RPHU dibangun di lima kota di DKI Jakarta. Tujuannya untuk memusatkan usaha penampungan dan pemotongan unggas skala besar yang masih tersebar di permukiman-permukiman. ”Itu yang kami sentralisasi,” jelas Darjamuni.
Dari evaluasi, RPHU itu menjadi solusi bagi warga di wilayah masing-masing. Tahun 2018 Pemprov DKI Jakarta membangun RPHU Rawa Teratai di Jakarta Timur. RPHU itu akan mampu menampung 19 pengusaha ayam potong dengan kapasitas potong 55.000 ekor ayam per hari.
Darjamuni mengemukakan, sesuai ketentuan, upaya pembangunan RPHU menjadi salah satu upaya penanggulangan dan pemotongan penyebaran virus flu burung. Sekaligus itu juga untuk menertibkan usaha unggas.
Sri Hartati, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI, secara terpisah, menuturkan, terhadap unggas-unggas di lingkungan permukiman secara periodik dilakukan pengawasan dan pengamanan, yaitu dengan melakukan biosecurity berupa pemberian desinfektan ke kandang-kandang ayam.
Pengamanan lain adalah dengan penyisiran unggas di permukiman. Yang tidak punya izin, petugas akan mengangkut unggas dan kandang atau meminta pemilik memotong di tempat. Sri Hartati mengemukakan, pada 2018 sebanyak 2.621 ekor unggas dan 543 kandang terjaring penyisiran. Adapun laporan sertifikat kesehatan unggas aneka jenis sudah diterbitkan 8.767 sertifikat.
Dengan pengendalian ini, dalam dua tahun terakhir tidak ada kasus dugaan pasien flu burung dan temuan flu burung di Jakarta. Hartati menambahkan, pemindahan tempat penampungan dan pemotongan dari Matraman ditargetkan mulai tahun depan, tetapi ia belum memastikan bulannya. (Sharon Patricia)