JAKARTA, KOMPAS - Reformasi di tubuh Kepolisian Negara RI masih menghadapi sejumlah kendala. Salah satu tantangan terberat Polri adalah pentingnya mengedepankan profesionalisme dan transparansi dalam setiap proses perekrutan dan peningkatan jenjang karier anggota Polri.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan, transparansi dalam perekrutan dan peningkatan jenjang karier merupakan agenda besar dalam reformasi internal Polri.
”Kami harapkan Polri tetap menjaga kaderisasi. Jadi, berhasil tidaknya kinerja Polri di masyarakat sangat bergantung pada SDM (sumber daya manusia). Sejauh mana bisa membangun SDM Polri yang profesional dan konsisten, proses reformasi internal Polri akan berjalan baik, terutama bagi mereka yang akan memegang jabatan strategis,” tutur Neta, Kamis (6/12/2018).
Asisten Kepala Polri Bidang SDM Inspektur Jenderal Eko Indra Heri pun mengakui tantangan terberat dalam proses perekrutan dan pembinaan jenjang karier adalah menjaga tubuh Polri bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. ”Tantangan itu pasti ada. Namun, saya juga membentengi itu. Ada fondasi yang harus kami jaga dan tidak bisa dikotori dengan hal-hal seperti itu,” ujarnya.
Polri saat ini terus mengupayakan pembinaan karier anggotanya secara optimal di tengah keterbatasan anggaran dan sumber daya. Upaya itu dibangun dengan memanfaatkan peran senior dalam mengembangkan kompetensi anggota bawahnya.
Peningkatan kompetensi
Eko menambahkan, tantangan nyata yang dihadapi Polri saat ini adalah tidak sebandingnya jumlah personel Polri dan anggaran. Sumber daya yang ada pun belum optimal meliputi tempat-tempat pendidikan dan personel pengajar.
”Padahal, peningkatan kompetensi itu sebuah keharusan. Cara-cara yang sedang kami kaji adalah bagaimana dengan anggaran, anggota bisa tetap bekerja sambil meningkatkan kompetensinya,” ujar Eko saat ditemui di kantornya, kemarin.
Jumlah tenaga Polri saat ini sekitar 430.000 orang. Dengan jumlah yang relatif besar dan segala keterbatasan itu, sejumlah cara coba dibangun dalam upaya meningkatkan kompetensi anggota kepolisian, antara lain melalui mentoring, pelatihan kerja (on the job training), serta pembelajaran mikro atau strategi pembelajaran yang cepat untuk menutup kesenjangan keterampilan dan pengetahuan (micro learning).
Oleh karena itu, jelas Eko, Polri menyiapkan mentor-mentor yang dilatih untuk mengawasi dan membina anggota, khususnya yang mengikuti manajemen talenta Polri.