BOGOR, KOMPAS — Hujan deras disertai angin kencang melanda empat kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Kamis (6/12/2018) sore. Seorang warga tewas karena mobil yang dikendarai tertimpa pohon. Sekitar 800 rumah dan bangunan lain rusak saat peristiwa terjadi.
Cuaca buruk ini terjadi sekitar pukul 15.00 hingga pukul 16.00. Catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hujan dan angin kencang ini melanda Kelurahan Cipaku, Batu Tulis, Pamoyanan, dan Lawanggintung. Dari wilayah itu, kerusakan terparah terjadi di Pamoyanan dengan 300 rumah rusak.
Informasi yang dihimpun dari Kepala Kepolisian Sektor Bogor Selatan Komisaris Riyanto menyebutkan, sebagian besar rumah rusak berat pada bagian atap rumah yang terbawa angin. ”Kerusakan juga pada instalasi listrik,” kata Riyanto.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor bekerja sama dengan TNI/Polri serta Taruna Siaga Bencana (Tagana) sedang mendata, mengevakuasi korban, serta memotong dan membersihkan pohon. ”Pendataan masih berlangsung,” kata Sutopo, Kamis malam.
Adapun korban tewas bernama Enny Retno (46), warga Perumahan Bogor Nirwana Residence, Bogor Selatan. ”Angin yang melanda Bogor ini bisa disebut puting beliung karena ada pusat tekanan rendah di radius kurang dari 5 kilometer persegi,” kata Sutopo.
Salah satu lokasi pohon tumbang berada di Jalan Lawang Gintung. Di ruas jalan ini, kendaraan Toyota Avanza dengan nomor polisi F 1618 EY tertimpa pohon tumbang saat melintas di depan Asrama Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden). Di ruas jalan ini, pengemudi bernama Enny Rento meninggal.
Pohon tumpang juga menimpa kendaraan Daihatsu Ayla F 1577 RJ, angkutan kota trayek 02 dan trayek 14. Sesaat setelah peristiwa itu, petugas kepolisian menutup total Jalan Cipaku karena ada aktivitas pemotongan pohon yang rawan tumbang. Ada sejumlah pohon di ruas jalan itu yang kondisinya rapuh dan besar. Dalam kondisi itu, pohon berpotensi tumbang saat hujan deras disertai angin kencang kembali melanda.
Peringatan dini
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan sejak pukul 13.00 bahwa hujan lebat disertai angin kencang berpotensi terjadi pukul 13.30-16.30 di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Salah satu area yang punya potensi itu adalah Bogor Selatan.
Informasi itu diperbarui pukul 16.30 dan berpotensi terjadi pukul 17.00-19.00 di sejumlah area. Area Bogor Selatan masih termasuk di dalamnya.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko mengemukakan, angin puting beliung biasa terjadi di masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan ataupun sebaliknya. Bogor Selatan tergolong tidak memiliki batas waktu musim yang jelas.
Tanda-tanda angin kencang ataupun puting beliung dapat diprediksi sehari sebelumnya. Hal ini ditandai dengan udara terasa panas dan gerah dipicu radiasi matahari yang cukup kuat. Mulai pukul 10.00, awan cumulus (awan putih berlapis-lapis) mulai tumbuh dan di antara awan itu ada satu jenis awan dengan batas tepi yang sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
Berikutnya, awan akan cepat berubah kehitaman, dikenal sebagai awan cumulonimbus. Dahan atau ranting pohon di sekitar tempat berdiri mulai bergoyang cepat dan terasa udara dingin. Dari indikasi-indikasi itu, hujan berpotensi deras disertai angin kencang walau tidak selalu demikian. Warga diminta waspada jika melihat dan merasakan tanda-tanda itu.
BMKG memprediksi hujan berintensitas sedang-lebat berpotensi mengguyur Bogor pada siang-sore dan malam, tanggal 7-13 Desember 2018.
Hingga Kamis malam, arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan utama sudah normal, seperti yang terlihat di Jalan Siliwangi normal tanpa gangguan. Namun, memasuki Jalan Lawang Gintung nyaris tidak ada penerangan jalan. Aliran listrik ke rumah warga lumpuh total karena ambruknya tiang listrik bersamaan dengan pepohonan di kiri dan kanan jalan. Potongan batang-batang pohon masih ada trotoar. Meski demikian, warga beraktivitas seperti biasa. Beberapa toko dan restoran tetap buka, tetapi menggunakan genset sebagai sumber listrik.
Anak hanyut
Di Jakarta Selatan, seorang anak laki-laki, AFR (9), tercebur di Kali Ciliwung saat arus deras kawasan Lenteng Agung, Jagakarsa. Kepala Polsek Jagakarsa Komisaris Sujarwo menuturkan, korban tinggal di dekat Kali Ciliwung, yaitu di Gang Sonton RT 003/002 Kelurahan Lenteng Agung. Menurut penuturan orangtua korban, pada saat bangun tidur pagi, AFR langsung lari ke arah Kali Ciliwung.
AFR baru ditemukan Kamis siang sekitar pukul 13.00 oleh orangtua korban warga setempat dengan kondisi tertelungkup tidak bernyawa. ”Orangtua korban menyatakan bahwa anaknya memang mengalami keterbelakangan mental,” kata Sujarwo. (Kristian Oka Prasetyadi)