JAKARTA, KOMPAS – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia mendukung komitmen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera untuk menuntaskan perselisihan dengan para nasabah. Komitmen tersebut dinilai tidak akan jadi penghambat penetrasi industi asuransi jiwa di Indonesia.
Ketua Bersama Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Wiroyo Karsono optimistis kebijakan Kementerian BUMN selaku pemegang saham terbesar Jiwasraya akan mampu membebaskan perseroan dari tekanan likuiditas. Pihaknya pun yakin jajaran direksi baru Bumiputera mampu menuntaskan kewajiban pembayaran klaim nasabah.
“Asosiasi mendukung penuh semua langkah yang dilakukan direksi internal Jiwasraya dan Bumiputera, karena pada dasaranya prioritas utama dari industri asuransi jiwa adalah pelayanan kepada nasabah,” kata dia di Jakarta, Jumat (12/7/2018).
Wiroyo menuturkan, komitmen pelayan untuk nasabah berkaitan dengan pembayaran klaim, baik klaim murni, penarikan dana sebagian, penebusan polis, serta layanan anuitas. Selain itu, setiap langkah perbaikan yang dilakukan pihak manajemen berada dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Terkait upaya memperbaiki likuiditas Jiwasraya, Wiroyo mengapresiasi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan basis konsumen melalui sinergi antar perusahaan BUMN untuk. Sementara itu, jajaran direksi Bumiputera dia yakini akan melakukan apapun untuk membayar klaim nasabah Bumiputera yang sudah jatuh tempo.
“Tugas dari asosiasi saat ini adalah mendukung penuh langkah dari manajemen internal dari kedua perusahaan, dan menjadi rekan OJK dalam pengawasan langkah-langkah tersebut. pengawasan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi,” ujarnya.
Sebelumnya, manajemen baru Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 menyatakan pembayaran klaim menjadi prioritas utama perusahaan. Direktur Utama Sutikno Widodo Sjarif mengatakan pihaknya masih mengkaji secara rinci sumber dana dan kepastian waktu pembayaran klaim nasabah.
Adapun Kementerian BUMN, lewat Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survey dan Konsultasi Gatot Trihargo, menyatakan tengah menghitung potensi bila seluruh kementerian BUMN bersinergi untuk meningkatkan basis konsumen Jiwasraya.
Pendapatan turun
Rekap data dari 58 perusahaan asuransi jiwa anggota AAJI menunjukkan pada triwulan III-2018 total pendapatan perusahaan asuransi jiwa sebesar Rp 149,87 triliun, menurun 15,5 persen dibanding periode yang sama 2017 lalu. Penurunan ini dikatakan Wiroyo disebabkan hasil investasi yang merosot tajam.
Hasil investasi industri asuransi jiwa pada triwulan III-2018 adalah sebesar Rp 1,28 triliun. Posisi ini merosot tajam sebesar 96,1 persen dibanding periode sama pada 2017 sebesar Rp 32,53 triliun. Sementara, total investasi pada triwulan III-2018, juga mengalami penurunan sebesar 0,02 persen menjadi Rp 457,55 triliun dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2017.
“Penurunan tersebut sehubungan dengan kondisi pasar, terutama pasar modal, yang masih fluktuatif. Namun, total investasi triwulan III-2018 tetap mengalami kenaikan sebesar 2,6 persen dibandingkan triwulan II-2018,” kata Wiroyo.
Instrumen investasi dalam bentuk Reksadana tetap menjadi kontributor tertinggi dari total hasil investasi asuransi jiwa Indonesia, sebesar 33,3 persen. Besaran ini disusul instrumen investasi dari saham dengan kontribusi sebesar 32,4 persen.
Adapun kontibusi surat berharga negara (SBN) terhadap hasil investasi sebesar 14 persen, dan deposito sebesar 9,3 persen. Meskipun hasil investasi menurun, Wiroyo mengatakan total premi yang dibayarkan oleh industri naik sebesar 1,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp 140,94 triliun dari Rp 139,27 triliun.
Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo menuturkan, jumlah agen berlisensi pada triwulan III-2018 menurun 1,6 persen dibanding triwulan III-2017. Penurunan ini disebabkan oleh terminasi dari perusahaan-perusahaan asuransi jiwa anggota AAJI.
“Penurunan jumlah agen berlisensi triwulan ini sebanyak 573.244 orang, berkurang dari triwulan III-2017 sebanyak 582.702 orang disebabkan oleh konsolidasi untuk memastikan profesionalitas,” kata Nini.