Pengguna Apresiasi Jembatan Multiguna
JAKARTA, KOMPAS — Pengguna mengapresiasi pembukaan lintasan Penyeberangan Multiguna atau JPM Tanah Abang, Jakarta Pusat. Apresiasi diberikan saat JPM mulai diujicoba Jumat (7/12/2018). Mereka merasa aman dan nyaman saat menggunakan jembatan tersebut.
Ervita Nurvianti (25), pengguna JPM, mengapresiasi kehadiran JPM Tanah Abang. Menurutnya, keberadaan JPM di atas Jalan Jatibaru, Tanah Abang tersebut, sangat membantu pejalan kaki.
"Keselamatan pejalan kaki lebih terjamin di JPM. Kalau di bawah (Jalan Jatibaru), agak riskan karena harus jalan di pinggir badan jalan, padahal banyak motor dan mobil yang melintas," kata Ervita ketika melintasi JPM menuju Stasiun Tanah Abang bersama suami dan bayinya, Jumat siang.
Ervita juga menilai, kondisi di JPM cukup nyaman. Atap JPM melindungi pejalan kaki dari sengatan matahari. Selain itu, JPM juga memudahkan akses penumpang kereta rel listrik dari Stasiun Tanah Abang menuju Pasar Tanah Abang karena terhubung langsung.
Meski demikian, Ervita memberikan sejumlah masukan. Dia berharap petugas keamanan di JPM diperbanyak. Selain agar pengguna lebih aman saat melintas, petugas juga bisa menjadi tempat bertanya bagi pengguna yang kebingungan.
"Selain itu, kalau bisa, JPM juga dilengkapi tempat duduk untuk pejalan kaki beristirahat sebentar kalau capek. Lintasan JPM cukup panjang," ujarnya.
Uji coba lintasan JPM dimulai pukul 07.00-18.00 dan berlangsung selama seminggu ke depan. Berdasarkan pantauan di lokasi, kurang lebih seratus pengunjung menjajal JPM. Ada yang sekadar penasaran, ada pula yang memang ingin mengakses pasar, stasiun, dan halte Tanah Abang.
Vicky F (23), pengguna lainnya, juga menyambut baik keberadaan JPM. Selain suasananya saat ini cukup nyaman, terintegrasinya stasiun, halte, dan pasar di Tanah Abang, memudahkan akses pengunjung.
Namun, menurut Vicky, jumlah toilet di JPM yang hanya empat unit terlalu sedikit. Itu tidak akan cukup bagi pengguna, apalagi setelah JPM diluncurkan secara resmi.
"Kalau bisa ditambahkan pula fasilitas lain, seperti Wifi, tempat isi ulang air mineral, tempat duduk, dan tempat mengecas," ujarnya.
Kepala Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Teguh P Nugroho saat meninjau uji coba tersebut mengatakan, masih ada beberapa kekurangan JPM yang perlu segera dibenahi. Selain jumlah toilet yang kurang dan tempat duduk yang belum ada, penunjuk arah dari dalam stasiun juga belum ada.
"Turunan (ramp) dari stasiun ke JPM juga masih curam dan berbahaya bagi difabel, mesti diberi besi pegangan dan penanda," ujarnya.
Selain itu, dia juga akan meminta pengelola menyediakan pengamanan yang memadai di JPM, apalagi di tempat yang rawan. Salah satu tempat rawan, yaitu di pintu JPM menuju ke Jalan KS Tubun ataupun ke pasar blok G. Di sana dicurigai sebagai tempat para pencopet memangkal.
"Nanti masukan-masukan ini akan disampaikan ke pengelola untuk segera dibenahi," ujarnya.
Kekurangan tersebut, antara lain belum adanya penunjuk arah dari dalam stasiun menuju JPM, jumlah toilet yang masih sedikit, tidak adanya tempat duduk, dan fasilitas bagi lansia dan difabel yang belum sepenuhnya memadai.
"Tempat duduk perlu ada. Kita khawatir dengan lansia dan difabel perlu untuk istirahat karena jarak lintasannya cukup jauh. Jalur dari stasiun ke arah JPM masih belum landai dan berbahaya. Mesti diberi besi pegangan," ujarnya.
JPM Tanah Abang berada di atas Jalan Jatibaru, Tanah Abang. Panjang lintasannya mencapai 386,4 meter dengan lebar 12,6 meter. Selain jalur untuk penjalan kaki, juga terdapat 446 kios yang diperuntukkan bagi PKL yang biasa berdagang di trotoar Jalan Jatibaru.
Akses stasiun
Meskipun uji coba lintasan sudah dimulai, akses dari stasiun ke JPM atau sebaliknya belum dibuka sepanjang uji coba. Jumat pukul 13.30 hingga pukul 14.00, jalur tersebut ditutup pintu terali. Pengunjung dari dalam stasiun tidak diperkenankan masuk ke JPM, sebaliknya yang dari JPM beberapa kali diperkenankan sebelum benar-benar ditutup.
Manajer Senior Humas PT KAI Daerah Operasi I Jakarta Edy Kuswoyo menjelaskan, pada hari pertama, akses tersebut dibuka pukul 09.30-10.30 dan 14.00-18.00. Itu dilakukan karena masih dalam tahap uji coba dan simulasi. Uji coba dan simulasi akan berlangsung sampai pelayanan penumpang bagus setelah adanya JPM.
"Siang ditutup karena jam-jam sepi penumpang. Ramainya pagi dan sore. Namun, ini disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau Sabtu dan Minggu siang ramai, akan kita buka terus sesuai jadwal uji coba JPM," ujarnya.
Edy menambahkan, untuk gerbang tiket, tidak ada perubahan signifikan. Jumlahnya masih seperti biasa yakni 13. Namun, posisinya kemungkinan akan digeser beberapa meter agar ruang tunggu tidak terlalu luas.
"Kalau terlalu luas, akan banyak orang yang duduk atau santai-santai di sana. Itu akan mengganggu pelayanan bagi penumpang lainnya. Selain itu, juga untuk mempermudah pengawasan keamanan di sana," ujarnya. (YOLA SASTRA)