Perpusnas Optimalkan Bacaan Elektronik untuk Atasi Kekurangan Buku
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah perpustakaan di Indonesia relatif banyak, tetapi jumlah buku yang tersedia belum cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Salah satu upaya Perpustakaan Nasional mengatasi hal itu adalah menghadirkan buku elektronik.
Berdasarkan Sensus Perpustakaan Nasional (Perpusnas) tahun 2018, di seluruh Indonesia terdapat 164.576 perpustakaan. Jumlah tersebut terdiri dari 113.541 perpustakaan sekolah, 42.426 perpustakaan umum, 6.552 perpustakaan perguruan tinggi, dan 2.057 perpustakaan khusus.
Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpusnas Joko Santoso mengatakan, rasio ideal menurut Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) adalah satu buku untuk dibaca dua orang. Jika merujuk rasio tersebut, kondisi di Indonesia belum ideal.
”Koleksi buku di Indonesia hanya memenuhi 20 persen dari kebutuhan penduduk. Rasio koleksi buku di daerah ialah 1.056 buku untuk dibaca 100.000 penduduk,” ucap Joko di Jakarta, Jumat (7/12/2018).
Joko menyebutkan, tingkat peminjaman buku per tahun di Indonesia masih rendah. Tingkat peminjaman buku secara nasional sebesar 29,7 persen per tahun. Kalimantan Barat menjadi provinsi dengan tingkat peminjaman buku tertinggi, yakni 89,1 persen per tahun, sedangkan Maluku Utara menjadi provinsi dengan tingkat peminjaman buku terendah, yakni 3,4 persen per tahun.
Perpusnas telah bekerja sama dengan perpustakaan di daerah dalam penerapan layanan digital guna menjangkau pembaca ataupun menambah jumlah bacaan. Perpustakaan daerah mengadopsi layanan aplikasi mobile iPusnas dan disesuaikan dengan kebutuhan setiap perpustakaan. Tercatat telah ada 84 aplikasi sejenis.
”Perpusnas terus berupaya menambah koleksi bahan bacaan, baik buku, jurnal, artikel, dan lainnya, untuk menjangkau masyarakat luas serta menambah ketersediaan bahan bacaan,” ujar Joko.
Riset Ikatan Penerbit Indonesia tahun 2015 menunjukkan lebih dari 30.000 judul buku yang diterbitkan setiap tahun di Indonesia. Angka itu hanya menggambarkan judul yang terdaftar dalam catatan resmi toko buku dan juga pengajuan ISBN ke Perpusnas.
Manfaatkan digitalisasi
Perpusnas memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk menambah koleksi buku, memperluas jangkauan bacaan di masyarakat, sera mendorong minat baca.
Perpusnas mempunyai beberapa layanan digital untuk melayani pembaca tanpa terkendala ruang dan waktu. Layanan itu adalah aplikasi iPusnas berbasis mobile, e-Resources melalui laman www.perpusnas.go.id, dan Indonesia Onesearch di laman onesearch.id.
Joko menjelaskan, aplikasi iPusnas menyediakan koleksi buku elektronik Perpusnas berjumlah 25.771 judul, sedangkan e-Resources merupakan layanan jurnal, buku elektronik, dan lainnya hasil kerja sama dengan institusi, penerbit, ataupun sumber lainnya.
”Jumlah jurnal di e-Resources sebanyak 2,3 miliar. Selain itu, juga tersedia 106.473 jurnal elektronik dan 283.964 buku elektronik,” ucap Joko.
Perpusnas mempunyai beberapa layanan digital untuk melayani pembaca tanpa terkendala ruang dan waktu, yakni iPusnas, e-Resources, dan Indonesia Onesearch.
Indonesia Onesearch merupakan akses satu pintu untuk pencarian koleksi publik, mulai dari koleksi perpustakaan, museum, arsip, hingga sumber elektronik di Indonesia. Akses tersebut adalah kerja sama 1.026 lembaga, 1.246 perpustakaan, dan 5.193 penyedia artikel dengan total 5,3 juta entry.
”Dalam pengadaan bacaan digital, kami (Perpusnas) wajib memperhatikan hak cipta sehingga koleksi yang ada terjamin serta penyedia juga tidak dirugikan. Tahun 2017, ada 127.606 koleksi tambahan dari 4.520 penerbit. Selain itu, kunjungan secara digital mencapai 2,7 juta. Perpusnas terus berbenah untuk menjangkau pembaca dan meningkatkan layanan,” tutur Joko.
Selain persoalan, minat baca, dan ketersediaan buku, Joko juga menyoroti jumlah pustakawan yang minim. Secara nasional, jumlah pustakawan sebanyak 2.659 dan 27,2 persen berada di Jakarta.
”Pustakawan penting karena memahami tata kelola perpustakaan secara utuh. Berdasarkan kondisi yang ada, satu pustakawan melayani 93.634 penduduk. Hal tersebut juga jadi tantangan yang harus diatasi bersam-sama,” lanjut Joko.
Kebutuhan spesifik
Sejumlah pengguna layanan digital yang disediakan Perpusnas mengaku puas ketika mengakses layanan. Namun, mereka berharap koleksi buku yang spesifik sesuai minat atau bidang keilmuan tertentu dapat diperbanyak.
Rivaldy P, pengguna layanan e-Resources, mengatakan, proses registrasi daring cepat dan mudah. Namun, koleksi tentang bidang keilmuan tertentu masih terbatas.
”Aksesnya mudah, banyak bacaan menarik, tetapi buku tentang keilmuan yang spesifik terbatas. Perpusnas punya inisiatif yang baik dan itu bagus untuk menjalin kerja sama dalam menambah koleksi,” ujar Rivaldy. Ia menceritakan pengalaman ketika mencari buku untuk penyelesaian tugas akhir kuliah.
Richard William punya cerita berbeda. Ia mengatakan, layanan e-Resources memuaskan karena pencarian yang spesifik dan relatif cepat. Laman dengan tampilan yang sederhana turut memudahkan pencarian. (FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY)