Penerbangan KL-Banyuwangi
BANYUWANGI, KOMPAS - Citilink akan membuka penerbangan langsung Kuala Lumpur-Banyuwangi. Hal itu diharapkan makin mendongkrak pariwisata Banyuwangi.
Maskapai Citilink telah mendapat slot penerbangan langsung Kuala Lumpur-Banyuwangi. Penerbangan perdana Kuala Lumpur-Banyuwangi rencananya dilakukan 19 Desember.
Penerbangan Kuala Lumpur-Banyuwangi menyasar pangsa pasar wisatawan milenial, wisatawan religius, dan pekerja migran. Persiapan dikebut sembari menunggu penetapan status Bandara Banyuwangi sebagai bandara internasional. Demikian kata Vice President Corporate Strategy Citilink Herianto di Banyuwangi, Sabtu (8/12/2018).
”Kami sudah mendapatkan slot terbang dari Kuala Lumpur ke Banyuwangi. Namun, kami belum membuka pemesanan tiket karena masih menunggu status Bandara Banyuwangi menjadi bandara internasional,” ujarnya.
Penerbangan itu akan dilayani Airbus A-320 dengan kapasitas 180 orang. Lama waktu tempuh 2 jam 30 menit.
Pembukaan rute ini diharapkan mendongkrak pariwisata Banyuwangi. Tahun 2017, kunjungan wisatawan mancanegara ke Banyuwangi mencapai 98.970 orang. Dengan pembukaan penerbangan internasional, kunjungan wisatawan mancanegara diharapkan tembus 100.000 orang pada 2019.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Dwi Marhaen mengatakan, pihaknya pernah mempertemukan 20 agen travel Malaysia dan 20 agen travel Indonesia untuk membahas pangsa pasar wisatawan.
”Rute ini menyasar wisatawan milenial Malaysia yang ingin menikmati wisata alam Banyuwangi, termasuk ke Kawah Ijen, tanpa harus transit ke Jakarta,” ujarnya.
Rute ini juga menyasar wisatawan religius dari kelompok masyarakat India Tamil yang mencapai 10 persen dari total penduduk Malaysia yang 32 juta pada 2017. Warga Malaysia dari kelompok India Tamil tertarik mengunjungi Pura Agung Blambangan di Muncar dan Pura Agung Kawitan di Alas Purwo.
Pasar lain ialah 10.000 pekerja migran Indonesia asal Banyuwangi, Jember, Situbondo, dan Bondowoso yang bekerja di Malaysia. Pekerja migran bisa memanfaatkan cuti tiga hingga lima hari untuk pulang.
”Pasar penumpang Banyuwangi, mereka yang ingin berwisata ke luar negeri. Di Banyuwangi, layanan pembuatan paspor makin mudah,” katanya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya terus mendorong peningkatan status Bandara Banyuwangi sebagai bandara internasional. Syarat utama yang dikejar ialah layanan karantina pertanian, keimigrasian, dan bea cukai.
Minta klarifikasi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan meminta klarifikasi ke maskapai Batik Air terkait penundaan penerbangan akibat matinya sistem kelistrikan pesawat. Pihak maskapai menjelaskan, penundaan penerbangan disebabkan terganggunya sistem kelistrikan pesawat.
”Saya yakin Batik Air akan bertanggung jawab. Tadi pagi saat ke Palembang, saya menggunakan Batik,” ujar Menhub di Palembang, Sabtu.
Peristiwa itu terjadi, Jumat (7/12) siang, saat pesawat Batik Air PK-LAZ dengan nomor penerbangan ID-7054 akan terbang dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Tidak ada masalah saat 156 penumpang dan tujuh awak berada di kabin pesawat pukul 14.20. Namun, 10 menit berselang, listrik di pesawat tiba-tiba mati. Sejumlah penumpang panik dan minta turun.
Manajer Operasional Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Syahril menjelaskan, saat di apron, mesin pesawat tak hidup sehingga sistem kelistrikan di pesawat dibantu ground power unit (GPU). Namun, GPU yang digunakan maskapai Batik Air bermasalah sehingga diganti GPU lain. Setelah diganti, semua kembali normal.
Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan, dalam pemeriksaan sebelum lepas landas, pesawat dinyatakan aman dan layak terbang.
Pukul 17.06, akhirnya 137 penumpang diterbangkan dengan pesawat lain, Airbus A320-200 registrasi PK-LUH. Pesawat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 17.55 dengan aman. ”Atas kejadian ini, kami meminta maaf,” ujar Danang. (GER/RAM)