Pesta Manis Satria Muda
Satria Muda menunjukkan keperkasaan saat menaklukkan rival beratnya, Pelita Jaya Baskeball, 70-53. Sang juara bertahan itu mendominasi laga dari awal hingga akhir.
JAKARTA, KOMPAS Sang juara bertahan Liga Basket Indonesia (IBL), Satria Muda Pertamina Jakarta, tampil penuh energi saat melakoni laga besar melawan Pelita Jaya. Satria Muda meremukkan rivalnya dengan kemenangan telak 70-53, Sabtu (8/12/2018), pada seri kedua IBL di Jakarta.
Sebelum laga, Satria Muda yang tampil di kandang sendiri, Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta, merayakan prestasi juara musim lalu. Banner kuning bertuliskan ”Juara Indonesia 2017-2018” dipasang di langit-langit Britama Arena.
Britama Arena yang berkapasitas 5.000 penonton nyaris penuh. Ribuan penonton dari segala sisi bergemuruh membangun atmosfer kemenangan untuk tim Ibu Kota ini.
Pesta singkat tersebut berhasil memacu semangat anak asuhan Youbel Sondakh itu. Pemain-pemain Satria Muda berhasil mendominasi laga melawan rival terberat dalam dua edisi IBL terakhir, Pelita Jaya. Mereka mempermalukan Pelita Jaya dengan selisih 17 poin dalam laga yang merupakan ulangan final IBL 2016-2017 dan 2017-2018 itu.
”Ini adalah gim penting. Kami tidak ingin menodai seremoni pemasangan banner juara tadi. Terlihat pemain-pemain jadi lebih agresif dari awal hingga akhir,” kata Youbel seusai laga.
Hal yang paling menonjol dari Satria Muda adalah rebound. Mereka mencatatkan 51 rebound (36 defensive, 15 offensive) unggul jauh dari Pelita Jaya yang membuat 35 rebound (27 defensive, 8 offensive). Keunggulan offensive rebound membuat Satria Muda unggul dalam kesempatan kedua mencetak angka atau second change points dengan 16 poin berbanding 2 poin milik lawan.
”Energi hari ini sangat berbeda. Biasanya kami selalu kalah untuk urusan rebound dari Pelita Jaya,” kata Youbel.
Sisi pertahanan Satria Muda sangat kokoh. Pemain naturalisasi Jamarr Andre Johnson menjadi benteng penghadang pemain lawan. Dalam laga ini, Jamarr melakukan lima kali blok, masing-masing kepada Kore White, Wayne Bradford, Xaverius Prawiro, Valentino Wuwungan, dan Andakara Prastawa.
Forward tim nasional itu membuat pemain Pelita Jaya takut masuk ke dalam paint area. Sementara itu, penampilan Jamarr juga sempurna secara keseluruhan dengan double-double, 15 poin dan 15 rebound.
”Sejak masuk ke lapangan, saya sudah siap melakukan segalanya. Saya selalu berpikir bahwa ini adalah pertandingan terakhir dalam karier. Karena itu, saya akan melakukan apa pun,” kata Jamarr yang merupakan pemain terbaik final musim lalu.
Pelatih Pelita Jaya Fictor Gideon Roring mengatakan, timnya kalah karena tidak mendapatkan momentum sepanjang laga. ”Ini malam yang sangat panjang untuk kami. Dari awal, strategi yang kami rancang tidak ada yang bekerja dengan baik,” kata mantan Pelatih Satria Muda ini.
Pelita Jaya dengan pemain center terbaik, White, serta tiga punggawa timnas, Adhi Prasetyo Putra, Ponsianus Nyoman Indrawan, dan Valentino Wuwungan, seharusnya bermain lebih banyak di dekat ring. Namun, pertahanan Satria Muda membuat mereka lebih banyak menembak dari luar.
Sementara penembak terbaik Pelita Jaya, seperti Xaverius, Prastawa, Amin Prihantono, dan Respati Ragil, hanya mencetak 17,9 persen tembakan tiga angka, hanya 5 dari 28 tembakan yang masuk. White yang diharapkan menggantikan peran pemain asing musim lalu, CJ Giles, juga hanya mencatatkan 8 poin dan 8 rebound. White kalah berduel dengan center Satria Muda, Dior Lowhorn, yang mencatatkan 23 poin dan 9 rebound.
Tuah Jacobs
Dalam laga lain, dua tim Divisi Merah, Hangtuah dan Prawira Bandung, bertarung sengit pada seri kedua Jakarta. Hangtuah merebut kemenangan 82-72. Hasil ini membawa Hangtuah memuncaki klasemen Divisi Merah dengan tujuh poin, hasil tiga kemenangan di empat laga.
Kemenangan Hangtuah dipimpin oleh Gary Jacobs yang mencatatkan double-double, 12 poin dan 12 asis. Meski tidak mencetak lebih dari 20 poin, peran Jacobs sangat penting dalam menyuplai bola ke pemain lain.
Pelatih Hangtuah Andika Saputra mengatakan, Jacobs musim ini berbeda dari dua musim lalu. Jacobs musim ini berkomitmen membina pemain muda lokal dan tidak terobsesi untuk mencetak poin sebanyak-banyaknya.
Terbukti pada musim ini, Jacobs hanya mencatatkan 20,3 poin per gim musim ini, menurun dari musim lalu 25,3 poin per gim. Adapun Jacobs adalah pemegang rekor poin terbanyak dalam satu gim, 61 poin. Rekor itu dia ciptakan saat berseragam NSH Jakarta pada IBL 2016-2017.
Sementara itu, di laga lain Pacific Caesar Surabaya menang telak atas Bogor Siliwangi 89-68. Siliwangi tampil di bawah standar setelah kalah dari Stapac pada Jumat. Pemain asing Siliwangi, Martavious Irving, hanya mencetak 13 poin. (KEL)