Presiden Terima Rumusan Strategi Kebudayaan Indonesia
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Presiden Joko Widido meerima rumusan Strategi Kebudayaan dari Tim Perumus Strategi kebudayaan yang dipimpin oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Minggu (9/12/2018). Penyerahan rumusan Strategi Kebudayaan berlangsung meriah di halaman Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Strategi Kebudayaan yang diserahkan merupakan hasil pembahasan panjang dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat selama sembilan bulan. Kuratorial Prosesi Penyerahan Strategi Kebudayaan dirancang oleh Denny Malik sebagai Direktur Artistik yang juga menangani Pawai Budaya Kongres Kebudayaan Indonesia 2018. Denny Malik merancang konsep Penyerahan Strategi Kebudayaan dengan perhatian terhadap seni pertunjukan.
Seperti juga Pawai Budaya, Penyerahan Strategi Kebudayaan akan dipenuhi oleh gerak tari dan suara-suara nusantara yang mewakili keindonesiaan. Acara ini diawali oleh sebuah overture yang menggabungkan musik etnik, modern dan orkes. Musik tradisi, yang akan dimainkan oleh gamelan Bali, Jawa dan Sunda akan bersandingan dengan musik yang bernuansa lebih kontemporer.
Strategi Kebudayaan akan menjadi dasar pembentukan Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan yang akan diterapkan pada rencana pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang di bidang kebudayaan
Kemudian, akan muncul tari-tarian Dayak tetapi bukan dalam bentuk aslinya melainkan sudah merupakan sebuah pembacaan ulang atas tari-tarian tradisional itu. Ciri khas tarian Dayak, seperti kostum yang megah akan tetap dipertahankan untuk menegaskan identitas tarian khas Kalimantan tersebut.
Setelah itu, tarian dengan koreografi lebih kontemporer akan mengikuti tari-tarian Dayak tersebut. Bedanya, tari-tarian kontemporer itu akan menggunakan topeng, sebagai sebuah unsur yang banyak ditemukan dalam kebudayaan nusantara.
Topeng-topeng seperti topeng Kelana Cirebon dan topeng Betawi akan hadir berdampingan dengan topeng kontemporer. Koreografi tari yang akan ditampilkan penuh dengan kesan dinamis dan berkarakter majemuk serta tidak melupakan muatan filosofis di balik tampilannya.
"Strategi Kebudayaan ini nantinya akan menjadi dasar pembentukan Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan yang akan diterapkan pada rencana pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang di bidang kebudayaan," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid.