Jokowi-Ma’ruf Rangkul “Kiai Kampung” Hadapi Jawa Barat dan Banten
Oleh
Satrio Wisanggeni dan Pradipta Pandu
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pendekatan kepada para ulama diyakini sebagai cara untuk meningkatkan popularitas pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Jawa Barat dan Banten. Metode ini diharapkan dapat menyosialisasikan capaian pemerintah sekaligus menanggulangi berbagai persepsi negatif yang disematkan kepada Jokowi.
Calon wakil presiden nomor urut 02, Ma’ruf Amin, Senin (10/12/2018) di Jakarta, mengatakan, kerja bersama Tim Kampanye Nasional akan melanjutkan silaturahmi yang telah ia bangun selama ini dengan ulama-ulama dan kalangan santri.
”Kami akan punya strategi-strategi yang jitu, terarah pada titik sasaran yang kami anggap strategis untuk mengubah, perbesar elektabilitas di seluruh Indonesia, terutama di 10 wilayah yang kita petakan, lebih khusus lagi, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten,” kata Ma’ruf di rumah kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat.
Ma’ruf mengungkapkan, dirinya sudah memiliki modal hubungan baik dengan para ulama dan kalangan santri di wilayah-wilayah tersebut, terlebih lagi saat ia memangku jabatan sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
”Saat saya beberapa hari ini beristirahat di rumah, saya menerima kunjungan pengurus wilayah NU dari berbagai wilayah, dari Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang Selatan. Juga termasuk dari ulama-ulama dari Sukabumi dan Banten,” kata Ma’ruf.
Jawa Barat dan Banten menjadi tantangan besar bagi tim sukses Jokowi-Ma’ruf untuk merebut suara dari wilayah tersebut. Berdasarkan hasil riset Litbang Kompas, elektabilitas paslon nomor urut 01 tersebut hingga kini masih lebih rendah dibandingkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pada Maret 2018 Jokowi-Ma’ruf berada di posisi 32,8 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga pada 33,2 persen. Pada Oktober 2018 disparitas elektabilitas antara Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga semakin melebar. Jokowi-Ma’ruf hanya meningkat menjadi 39,3 persen, sedangkan Prabowo-Sandi melesat menjadi 52,6 persen.
Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Maman Imanulhaq mengatakan, stagnasi tingkat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf disebabkan sentimen-sentimen yang menyatakan Jokowi sebagai figur anti-Islam, pro-PKI, dan didukung ”partai-partai penista agama”.
Menurut Maman, persepsi-persepsi itu lebih dominan dibandingkan prestasi pembangunan infrastruktur. ”Banyak penduduk termakan isu dan propaganda seperti itu,” katanya.
Rangkul kiai kampung
Untuk itu, menurut Maman, pendekatan secara personal diharapkan dapat menanggulangi isu-isu seperti itu dan meningkatkan dukungan masyarakat Jawa Barat dan Banten kepada Jokowi-Ma’ruf. Pendekatan yang dilakukan termasuk melalui merangkul para ulama dan tokoh pemuka agama yang dekat dengan masyarakat.
”Kami akan merangkul para tokoh pemuka agama yang dekat dengan masyarakat, meminjam istilah Gus Dur, ’Kiai Kampung’,” kata Maman.
Dengan merapatnya beberapa kepala daerah di Jawa Barat yang merapat ke kubu Jokowi-Ma’ruf, Maman berharap modal ini dapat membantu meningkatkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf.
”Hari ini kami punya gubernur dan beberapa kepala daerah yang mendukung Jokowi-Ma’ruf. Di Jabar, kita harus menang 65 persen. DKI Jakarta dan Banten akan kita gempur dengan gerakan teritorial. Semua harus bergerak,” katanya.
Pergerakan relawan dalam kampanye personal ini pun menjadi penting, kata Maman. Ia mencontohkan, beberapa organisasi relawan telah melakukan berbagai kegiatan untuk menggalang dukungan bagi Jokowi-Ma’ruf, seperti pengobatan gratis dan bantuan sosial di Ujung Genteng dan Tanjung Lesung, Banten.