BOGOR, KOMPAS -- Hingga Senin (10/12/2018), Pemerintah Kota Bogor memastikan, jumlah rumah rusak di Kecamatan Bogor Selatan sebanyak 1.483 unit. Namun, pemutakhiran data terkait kerusakan ringan, sedang, atau berat masih terus dilakukan.
"Pemetaan rumah warga yang terdampak angin puting beliung pada Kamis (6/12/2018) lalu sudah selesai. Saat ini, tinggal menentukan mana rumah warga yang akan dijadikan prioritas untuk segera diperbaiki," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Hal ini disampaikan Bima saat mengunjungi wilayah-wilayah terdampak bencana. Menurutnya, pemutakhiran data penting dilakukan untuk mengategorikan kerusakan rumah agar bantuan tepat sasaran.
Pantauan Kompas bersama Pemerintah Kota Bogor, daerah rumah warga di Kelurahan Cipaku dan Pamoyanan masih dipenuhi puing, ranting, dan dahan pohon yang menghambat akses warga. Atap rumah warga juga belum semua ditutup terpal atau asbes.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor dan tim relawan lain menurunkan lebih dari 100 anggotanya untuk memangkas pohon dan membersihkan wilayah. Kegiatan ini dilakukan di tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Cipaku, Pamoyanan, dan Lawanggintung.
"Saya lihat masih ada titik-titik yang terlewat, khususnya di rumah yang lokasinya terpencil. Seperti yang tadi dikunjungi, mungkin terlewat karena ada komunikasi yang belum semua tersampaikan kepada posko," kata Bima.
Selain itu, sebagian warga RT 001 RW 001 Kelurahan Cipaku masih mengungsi di posko Aksi Cepat Tanggap. Ada juga warga RT 002 RW 014 Kelurahan Pamoyanan yang mengungsi di tenda darurat dan rumah saudara karena rumahnya tak bisa ditinggali.
"Setiap malam saya masih ngungsi ke rumah ibu untuk tidur. Soalnya keadaan rumah masih seperti ini, terpal masih sangat kurang. Kalau hujan, basah semua," kata Halimah (28), warga RT 002 RW 014 Kelurahan Pamoyanan.
Atap rumah Halimah disangga oleh batang-batang kayu. Hanya terdapat selembar terpal yang menutupi bagian atap belakang. Kondisi lantai rumah masih dipenuhi tanah dan air yang membuatnya licin.
Ketua RW 014 Kelurahan Pamoyanan, Haryono (42) menyampaikan, ada 120 rumah warga yang terdampak. Namun, saat ini kebutuhan terpal sudah mulai terpenuhi oleh pihak swasta. Hanya tinggal diganti asbes untuk penggunaan jangka panjang.
Setelah pemutakhiran data selesai dilakukan dan bahan untuk rekonstruksi telah siap, pengerjaan pemulihan rumah warga akan dimulai. Bima menyampaikan, Pemerintah Kota Bogor hari ini akan mencairkan Biaya Tak Terduga (BTT) sebesar Rp 1,5 miliar.
"Pencairan dana dilakukan hari ini sehingga besok bisa langsung didistribusikan mana yang perlu didahulukan. Dana ini akan dibelikan asbes dan terpal, namun utamanya asbes agar lebih awet," tutur Bima.
Letnan Kolonel Artileri Medan (Arm) Doddy Suhadiman mengatakan, terkait pengerjaan pemulihan rumah warga, pihaknya akan menugaskan pasukan dari Batalyon Infanteri 315 (Yonif 315), Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi), dan Komando Distrik Militer (Kodim).
"Para personil ini terdiri dari tenaga ahli dan tenaga kasar. Kami masih menunggu pemutakhiran kategori rumah warga yang rusak dan ketersediaan bahan. Hal ini diperlukan agar pengalokasian tenaga tepat sasaran," kata Doddy.
Terkait pemberian bantuan, Bima menegaskan pentingnya dokumen kepemilikan tanah. "Bagi tanah yang dokumennya lengkap dan kepemilikannya jelas, bisa langsung dikucurkan bantuan untuk pemulihan," katanya.
Menurut Bima perkiraan biaya pemulihan rumah warga mencapai sekitar Rp 15 miliar. Sementara Pemerintah Kota Bogor memiliki anggaran BTT sebesar Rp 3,8 miliar dan Bantuan Sosial (Bansos) sekitar Rp 1,2 miliar.
"Besok kami akan melakukan penggalangan dana di mall Botani Square pukul 16.00. Acara ini akan diikuti para komunitas solidaritas Bogor. Kami harap dana dapat segera terkumpul untuk membantu warga," tutur Bima. (SHARON PATRICIA)