JAKARTA, KOMPAS -- Produk kerajinan lokal dinilai punya kualitas yang tidak kalah dari produk impor. Namun, pola pikir sebagian konsumen yang cenderung menganggap produk luar lebih baik menjadi tantangan bagi pengrajin lokal dalam memasarkan produk.
Humas Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta Nabellahaq, Senin (10/12/2018), mengatakan, hasil produk kerajinan industri rumah tangga di Jakarta dan sekitarnya sudah sangat bagus, dari segi ide ataupun kualitas. Para perajin terus berkembang dan mengikuti tren yang sedang terjadi di masyarakat.
Namun, untuk memajukan industri kreatif ini, juga dibutuhkan dukungan dari masyarakat. Menurut Abel, panggilan akrabnya, masih banyak konsumen dalam negeri yang memandang remeh produk lokal. Kondisi demikian, sedikit-banyaknya menyulitkan para perajin untuk memasarkan produk. Padahal, dari segi kualitas, produk kerajinan lokal bisa bersaing dengan produk luar.
"Para perajin lokal perlu terus didukung. Tidak hanya dengan membeli produk mereka, tetapi juga dengan menunjukkan kebanggaan ketika menggunakannya. Kalau kita bangga menggunakan hasil kreativitas mereka, mereka semakin termotivasi untuk terus berkreasi," kata Abel di sela-sela pameran Jakcraft 2018 di Balaikota Jakarta, Jakarta Pusat, 10-13 Desember 2018.
Chevie Mawarti S, peserta pameran, membenarkan, masih banyak pelanggan yang memandang sebelah mata hasil kerajinan lokal. Tak jarang produk-produk kerajinan yang dibuatnya, seperti tas, kotak tisu, jam dinding, dompet kosmetik, dan berbagai suvenir pesta pernikahan, ditawar sangat rendah oleh pembeli.
"Pembeli ingin barang murah, tetapi kualitasnya bagus. Sebenarnya, wajar ya. Namun, kadang menawarnya keterlaluan. Mereka tidak tahu bagaimana proses kita membuatnya, butuh ketelitian dan kesabaran agar kualitasnya bagus," kata Chevie.
Menurut Chevie, hal-hal seperti itulah yang kadang menyebabkan sejumlah perajin mengurangi kualitas produknya agar tetap bisa untung dengan harga jual rendah. Akan tetapi, itu tentunya akan mengecewakan konsumen.
"Kami para perajin ingin pekerjaan kami rapi dan orang yang membeli suka. Menjadi perajin menurut saya tidak hanya soal mencari uang, tetapi juga bagaimana kami mendapatkan kepuasan dari barang yang kita buat," ujarnya.
Jakcraft 2018
Abel menambahkan, agar kecintaan masyarakat tumbuh, produk kerajinan lokal harus terus dikenalkan. Salah satu medianya adalah pameran seperti Jakcraft 2018.
Pameran yang diadakan oleh Pemprov DKI Jakarta dan Dekranasda DKI Jakarta ini menampilkan hasil kerajinan dari 42 perajin dari Jakarta dan sekitarnya.
"Sebanyak 26 stan diisi pengrajin binaan Dekranasda DKI Jakarta, 6 stan dari sekolah luar biasa, dan sisanya dari usaha mikro kecil dan menengah Oke Oce," ujarnya.
Produk yang ditampilkan beragam, mulai lain pakaian, makanan dan minuman, suvenir pernikahan, hingga peralatan rumah tangga. Pantauan di lokasi, Senin siang, para pengunjung meramaikan pameran. Ada yang membeli, ada pula yang sekadar melihat-lihat.
Ketua Dekranasda DKI Jakarta Fery Farhati Ganis mengatakan, Jakcraft telah diadakan sejak 2009. Pameran ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi pengrajin di Jakarta untuk memperkenalkan produk ke konsumen, bertemu dengan perajin lainnya dan saling belajar.
"Jakcraft diadakan agar produk perajin kita naik kelas. Produk yang dipamerkan sudah melalui kurasi sehingga tidak diragukan lagi kualitasnya," ujarnya. (YOLA SASTRA)