TANGERANG SELATAN, KOMPAS -- Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membangun tiga hunian vertikal berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di tiga stasiun kereta api. PT Hutama Karya (Persero) membangun rusunami di Stasiun Jurangmangu, PT Adhi Karya (Persero) Tbk membangun rusunami di Stasiun Cisauk, dan Perum Perumnas membangun di Stasiun Rawa Buntu. TOD dianggap menjadi jawaban untuk mengatasi permasalahan kurangnya lahan dan kemacetan lalu lintas.
"Kita membutuhkan inisiasi-inisiasi yang bisa membuat pergerakan menjadi efisien. Saat ini ada 47,5 juta perjalanan setiap hari di Jabodetabek. Bisa dibayangkan kemacetannya seperti apa. Dengan membuat hunian berkonsep TOD, maka pergerakan akan lebih sedikit, masyarakat tidak perlu membawa kendaraan pribadi untuk berkegiatan di luar," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat melakukan peletakan batu pertama dalam pembangunan seretak tiga hunian TOD di tiga stasiun, Senin (10/12/2018).
Menurut Budi Karya, TOD adalah konsep yang cocok untuk perkotaan. Hunian dibangun di simpul-simpul transportasi seperti stasiun, terminal dan sebagainya. "Dengan membuat hunian berdasarkan TOD artinya kita sudah lebih maju dalam membuat tata ruang perkotaan. Dengan adanya TOD maka akan mengurangi perjalanan-perjalanan yang tidak perlu. Apalagi jika fungsi-fungsi komersial, pendidikan, sosial juga ada di sekitar TOD, maka pergerakan juga akan lebih efisien," kata dia.
Sementara Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pembangunan rusunami dan anami ini memberikan masyarakat Tangerang Selatan kesempatan untuk bisa mendapatkan hunian yang memadai, nyaman, dan terjangkau harganya. "Yang diutamakan masyarakat bisa memanfaatkan angkutan umum sehingga mengurangi kemacetan dan polusi," kata Rini.
Dia mengatakan, di rusunami ini, semula porsi yang disiapkan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebesar 25 persen. Namun karena Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan akan menanggung pembangunan jalan layang, maka anggaran untuk jalan layang itu bisa digunakan untuk memperbesar porsi MBR. "Porsi MBR akan menjadi 30 persen. Rini mengatakan, investasi ketiga hunian ini sekitar Rp 6 triliun," ujar Rini.
Dia mengatakan, BUMN memang terus berupaya untuk menyediakan hunian TOD di aset-aset milik BUMN. Saat ini sudah ada dua hunian yang sedang dibangun, yakni di Stasiun Tanjung Barat dan Stasiun Pondok Cina. "Sebenarnya kami juga sedang akan membangun TOD di Juanda dan Senen. Tetapi pengurusan izinnya belum selesai," kata Rini.
Untuk lebih menarik masyarakat untuk tinggal di TOD, Budi Karya mengatakan akan menambah jarak kedatangan kereta akan dipercepat, dari lima menit menjadi tiga menit atau bahkan 2,5 menit sekali. Selain itu kapasitas angkut juga akan ditambah, dari 10 gerbong menjadi 12 gerbong. "Namun untuk jarak kedatangan, mungkin baru bisa terwujud dua tahun lagi, karena ada sistem persinyalan yang harus disiapkan," kata dia.
Budi Karya juga mengatakan akan merekayasa ulang perjalan kereta adan alur penumpang di stasiun-stasiun, agar perjalanan kereta lebih nyaman dan daya angkut juga semakin besar. "Memang kalau untuk jalur Manggarai dan yang terus ke Cikarang sudah lebih baik dan banyak. Sedangkan untuk yang ke Serpong masih banyak yang harus disiapkan," ujar dia.
Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis Perum Perumnas Galih Prahananto mengatakan, pembangunan hunian di Stasiun Pondok Cina sudah dilakuka pekerjaan konstruksi dan akan selesai tahun 2020. Sementara untuk hunian di Tanjung Barat, masih baru mendapatkan IMB pondasi. "Kemungkinan bulan Januari besok, kami sudah mendapatkan IMB untuk bangunan vertikalnya," jelas Galih.
Sementara hunian di Rawabuntu yang sudah dilakukan peletakan batu pertama ini, diperkirakan akan selesai tahun 2020, Cisauk tahun 2021, dan Jurangmangu selesai tahun 2023.
Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengatakan, pihaknya menyambut baik pembangunan rusunami di Rawabuntu dan Jurangmangu. "Wilayah Tangerang Selatan sangat terbatas. Dengan TOD ini maka warga Tangsel dan calon warga Tangsel mempunyai alternatif hunian dan kemacetan akan berkurang. Bagi Pemda Tangsel juga menguntungkan karen ada potensi PAD bagi Tangsel yang akan dikembalikan ke warga Tangsel juga," kata Airin.