Cuaca Ekstrem Bayangi Jakarta
Hujan lebat dan angin kencang membayangi wilayah Jakarta dan sekitarnya. Perkiraan situasi ini membuka peluang terjadinya bencana yang harus diantisipasi pemerintah dan warga kota.
JAKARTA, KOMPAS - Cuaca ekstrem diprediksi melanda di Jakarta dan sekitarnya dalam satu minggu ke depan. Banjir dan longsor pun berpotensi terjadi di Ibu Kota. Peringatan ini disampaikan Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono R Prabowo, Senin (10/12/2018).
Menurut Mulyono, periode 10-16 Desember 2018 setidaknya ada 13 daerah berpotensi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang. Selain Jakarta daerah yang berpotensi terjadi fenomena serupa adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Potensi ini terjadi lantaran beberapa hari terakhir ada aktivitas aliran massa udara dingin dari Asia atau monsun dingin Asia yang signifikan. ”Hal ini berdampak pada peningkatan curah hujan di Indonesia,” katanya.
Prediksi BMKG sejalan dengan fenomena yang terjadi Senin (10/12/2018) saat hujan lebat dan angin kencang melanda sebagian wilayah Jakarta. Akibatnya banjir terjadi di Jalan Kemang Utara Sembilan, Kelurahan Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Tidak hanya itu, sejumlah prasarana publik di kawasan Epicentrum, Setia Budi rusak karena diterjang angin kencang.
Menurut Agus (43), warga Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan ketinggian air mencapai 80 sentimeter (cm) setelah hujan lebat. Sebagian kendaraan yang melintas di jalan itu mogok karena mesin terendam air. “Selama musim hujan ini, baru sekali banjir setinggi ini,” tutur Agus.
Kepala Seksi Pemeliharaan Sudin Sumber Daya Air Jakarta Selatan Firmansyah mengatakan banjir terjadi akibat luapan Kali Mampang. Ada antrean air masuk dari selokan pembuangan warga ke Kali Mampang.
“Di kawasan itu sudah sering terjadi banjir. Solusinya adalah meninggikan tanggul di pintu air Kali Mampang, yang saat ini masih dikerjakan,” kata Firmansyah.
Selain di Kemang, banjir juga merendam di Jalan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran. Ketinggian air di sana mencapai 20 cm. Camat Pancoran Heri Gunara berkoordinasi dengan pihak terkait membantu evakuasi warga yang membutuhkan.
Sementara itu, angin kencang melanda sejumlah kawasan di wilayah Setiabudi, Jakarta Selatan. Atap baja ringan di gerai makanan Rasuna Garden, Epicentrum, Jakarta Selatan terangkat karena angin kencang tersebut. Bangunan kantin juga terlihat porak poranda karena kejadian itu. Namun tidak ada korban jiwa dari peristiwa ini.
Camat Setiabudi Dyan Airlangga memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Dyan mengimbau pengelola gedung untuk meningkatkan kekuatan bangunan agar tidak mudah tertiup angin. Apalagi, saat ini sedang memasuki musim hujan sehingga diharapkan pengelola memperkokoh struktur bangunan yang ada.
Korban Putting Beliung
Di Bogor, hingga Senin kemarin, Pemerintah Kota Bogor memastikan jumlah rumah rusak akibat puting beliung 1.483 unit. "Pemetaan rumah warga yang terdampak angin puting beliung sudah selesai. Kami tinggal menentukan prioritas untuk segera diperbaiki," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Pantauan Kompas bersama Pemkot Bogor, daerah rumah warga di Kelurahan Cipaku dan Pamoyanan masih dipenuhi puing, ranting, dan dahan pohon yang menghambat akses warga. Atap rumah warga juga belum semua ditutup terpal atau asbes.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor dan sukarelawan menurunkan lebih dari 100 personel untuk memangkas pohon dan membersihkan wilayah. "Saya lihat masih ada titik-titik yang terlewat, khususnya di rumah yang berada di lokasi terpencil," kata Bima.
Sebagian warga Kelurahan Cipaku masih mengungsi di posko Aksi Cepat Tanggap. "Setiap malam saya masih ngungsi ke rumah ibu untuk tidur. Soalnya keadaan rumah masih seperti ini, terpal masih sangat kurang. Kalau hujan, basah semua," kata Halimah (28), warga RT 002 RW 014 Kelurahan Pamoyanan.
Ketua RW 014 Kelurahan Pamoyanan, Haryono (42) menyampaikan, ada 120 rumah warga di lingkungan itu terdampak bencana. Saat ini kebutuhan terpal sudah mulai terpenuhi oleh pihak swasta. Hanya tinggal diganti asbes untuk penggunaan jangka panjang.
"Pencairan dana dilakukan hari ini sehingga besok bisa langsung didistribusikan mana yang perlu didahulukan. Dana ini akan dibelikan asbes dan terpal, namun utamanya asbes agar lebih awet," tutur Bima.
Terkait pemberian bantuan, Bima menegaskan bagi tanah dengan dokumen lengkap, pemiliknya bisa langsung mendapat bantuan pemulihan. Dia memperkirakan biaya pemulihan rumah warga mencapai Rp 15 miliar. "Besok kami melakukan penggalangan dana di mall Botani Square. Kami harap dana dapat segera terkumpul untuk membantu warga," tutur Bima. (Sharon Patricia dan Fajar Ramadhan)