Agnes Theodora Wolkh Wagunu dan Antonius Ponco Anggoro
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kampanye pemilihan umum akan semakin diintensifkan pada Januari 2019. Kedua tim pemenangan pasangan calon presiden-wakil presiden mulai memetakan wilayah yang menjadi fokus target selama masa kampanye. Jawa Tengah pun menjadi salah satu wilayah yang diperebutkan sebagai lumbung suara.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma\'ruf Amin Abdul Kadir Karding di Jakarta, Selasa (11/12/2018), mengatakan, kampanye secara intensif akan dilakukan pada Januari 2019. Ma\'ruf Amin selaku cawapres nomor urut 01 akan aktif berkampanye ke sejumlah daerah dan fokus mengangkat sejumlah isu untuk membantu mendongkrak elektabilitas Jokowi.
”Kami dorong beliau untuk fokus pada dua hal. Fokus isu dan fokus wilayah. Wilayah-wilayah yang akan menjadi sasaran salah satunya daerah Ma\'ruf sendiri di Banten, DKI Jakarta, dan Jabar,” kata Karding.
Daerah lain yang menjadi fokus target kampanye adalah di Jawa Tengah. Menurut Karding, selain Ma\'ruf akan turun di wilayah tersebut, akan ada juga penanganan khusus yang dilakukan TKN, partai-partai koalisi lainnya, serta kelompok sukarelawan di sana. ”Saya kira itu dapat membendung arus langkah yang dilakukan oleh tim sukses sebelah. Kami optimistis dan yakin, Jateng adalah salah satu lumbung suara terbesar kami,” katanya.
Sebelumnya, Ketua TKN Jokowi-Ma\'ruf Erick Tohir seusai mengunjungi Ma\'ruf di kediamannya mengatakan, bulan Januari 2019, TKN akan mengintensifkan kampanye, bahkan memberikan kejutan-kejutan baru. Menurut Erick, Ma\'ruf Amin selama ini belum melakukan kampanye. Ma\'ruf baru akan berkampanye secara resmi pada Januari.
”Nanti kampanye dimulai bulan Januari dan akan ada banyak kejutan,” kata Erick.
Sementara itu, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandi Uno Andre Rosiade mengatakan, mulai Januari 2019, kampanye Prabowo-Sandi juga akan diintensifkan. ”Kalau selama ini sudah intens, nanti Januari akan lebih diintensifkan,” katanya.
Jika kubu Jokowi-Ma\'ruf menyiapkan kejutan, Andre mengatakan, kubu Prabowo-Sandi tidak perlu kejutan. ”Yang terpenting, setiap hari kerja, setiap hari kampanye. Bukan hanya Pak Prabowo dan Mas Sandi, melainkan juga jajaran struktural partai, caleg (calon anggota legislatif), dan sukarelawan,” tambahnya.
Fokus dari kampanye Prabowo-Sandiaga juga akan dipusatkan di daerah-daerah di Pulau Jawa dengan titik terberat di Jawa Tengah. Ini karena berdasarkan survei internal BPN, hanya di Jateng-lah elektabilitas Prabowo-Sandi terpaut jauh dengan Jokowi-Ma\'ruf. Andre mengklaim selisih ketertinggalan itu sekitar 10 persen.
Sebelumnya, Jateng merupakan basis suara Jokowi-Jusuf Kalla saat Pilpres 2014 dengan perolehan suara 66,65 persen. Di sana, Prabowo yang dulu berpasangan dengan Hatta Rajasa meraup 33,35 persen suara.
Sebelumnya, Jateng merupakan basis suara Jokowi-Jusuf Kalla saat Pilpres 2014 dengan perolehan suara 66,65 persen. Di sana, Prabowo yang dulu berpasangan dengan Hatta Rajasa meraup 33,35 persen suara.
”Sementara di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, kami masih unggul. Di Jatim selisih ketertinggalan tidak banyak, tetapi tren suara ke Prabowo-Sandi meningkat terus,” katanya.
Soliditas diuji
Ketika kubu Prabowo-Sandi fokus kampanye, soliditas dari partai politik pengusungnya kembali diuji. Ini setelah pengurus DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Kalimantan Selatan justru menyatakan dukungannya kepada Jokowi-Ma’ruf. Dukungan itu menambah panjang dukungan pengurus PAN di daerah kepada Jokowi-Ma’ruf. Sebelumnya, dukungan datang dari pengurus PAN di Kepulauan Riau, Riau, dan Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Kemarin, Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma\'ruf Kalimantan Selatan Ghimoyo mendatangi kediaman Ma’ruf untuk melaporkan kondisi terakhir setelah berhasil mengajak DPW PAN Kalsel untuk mengalihkan dukungan dari Prabowo-Sandiaga ke Jokowi-Ma’ruf. Menurut Ghimoyo, masyarakat Kalsel mengalihkan dukungan karena merasakan hasil kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla di wilayahnya.
”PAN tentu tidak mau berbeda dengan masyarakat yang mayoritas memilih Jokowi-Ma’ruf,” kata Ghimoyo.
Di daerah ini, saat Pilpres 2014, Jokowi-Kalla kalah dari Prabowo-Hatta meski selisihnya hanya sedikit. Prabowo mendapat suara 50,05 persen dan Jokowi 49,95 persen.
Sekjen PAN Eddy Soeparno mengatakan, DPP PAN masih menghimpun informasi terkait dengan sikap DPW PAN Kalimantan Selatan. DPP juga akan segera meminta klarifikasi. ”DPP akan bertindak tegas terhadap pengurus yang tidak sejalan,” katanya.
Namun, Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan bisa memahami sikap PAN di Kalimantan Selatan. Ini karena fokus PAN di 2019 adalah memperoleh suara signifikan di pemilu legislatif. Untuk itu, pengurus PAN di daerah yang dukungan masyarakatnya kuat kepada Jokowi-Ma’ruf dituntut fleksibel dan kreatif. Ini artinya mereka tak diharuskan ikut mendukung Prabowo-Sandi.
”Saya kira DPP akan mengambil sikap bijak (terhadap pengurus daerah yang berbeda sikap) karena lagi-lagi fokus PAN mendapat suara signifikan di pemilu legislatif,’ ujarnya.
Terhadap munculnya kembali dukungan dari PAN di daerah kepada Jokowi-Ma’ruf, Andre Rosiade yakin hal itu tidak akan berimplikasi negatif pada pemenangan Prabowo-Sandi. ”Itu yang mendukung hanya segelintir orang dan hal itu biasa saja dalam demokrasi. Dari kubu Jokowi-Ma’ruf juga banyak yang mendukung Prabowo-Sandi,” katanya.