Lukisan tujuh anak-anak mengenakan simbol keyakinan dan agama berbeda, saling berpegangan tangan. Pada satu anak yang rambutnya dikepang, tertulis damai itu indah di bajunya. Di atas mereka, terdapat merpati sedang mengepakkan sayap. Bendera dari sejumlah negara bertaburan di sekeliling gambar itu.
Inilah karya Adrieo Ramadhan, siswa SMP Muhammadiyah 10 Jakarta. Lukisan ini menjadi pemenang pertama ”Vision of Peace Award Jakarta 2018” yang digelar di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (11/12/2018).
Adrieo butuh dua hari untuk menyelesaikan lukisan itu. Dalam lukisannya, ia berpesan agar orang-orang tetap menjaga perdamaian.
”Biar beda agama, beda negara, kita tetap harus saling mencintai,” kata Adrieo.
Vision of Peace adalah penghargaan yang diberikan untuk generasi muda usia 6-18 tahun yang menyampaikan pesan damai melalui karya seni. Damien Dematra, Natasha Dematra, dan Cheryl Halpern, seorang filantropis dan sineas senior asal AS, bersama-sama membuat festival ini sejak Agustus kemarin.
Damien mengatakan, ini adalah kegiatan untuk melawan intoleransi lewat medium yang lunak, yaitu seni. ”Nilai-nilai tentang toleransi, perdamaian harus diperkenalkan sejak dini,” kata Damien.
Generasi muda Jakarta sangat antusias mengikuti festival ini. Berdasarkan catatan panitia, terdapat sekitar 600 karya berupa lukisan, film pendek, ataupun tarian yang diterima panitia. Karya tersebut dikerucutkan menjadi 25 finalis. Lukisan Audrieo berhasil menjadi pemuncak, disusul puisi ”Esensi Perdamaian” karya siswa SMK Muhammadiyah Cilegon, Sirli Fitriani, dan tarian dari SD Muhammadiyah 49 Jakarta.
Dalam pelaksanaannya, panitia menggandeng Majelis Adat Budaya Keraton Nusantara (Madukara) dan Pengurus Pusat Muhammadiyah. Sebelumnya, Vision of Peace Awards telah digelar di sejumlah kota, antara lain Yogyakarta dan Semarang.
Cheryl Halpern mengatakan, lukisan Adrieo merupakan antitesis dari relasi global yang penuh dengan kekerasan. Di samping itu, simbol anak-anak yang berpegangan tangan menunjukkan keberagaman Indonesia yang harus terus dirawat. ”Pesan anak Indonesia ini harus dikabarkan kepada dunia,” kata Cheryl.
Ketua Umum Madukara Sri Prabu Punto Djojonagoro mengatakan, nilai-nilai luhur, seperti sopan santun, toleransi, dan saling menghormati antarkomponen bangsa, harus terus dipelihara. Hal itu merupakan roh dari bangsa Indonesia.
”Kami yang sudah tua ini bisa belajar dari adik-adik yang membuat karya tentang perdamaian agar kesombongan-kesombongan kami bisa terkikis,” katanya.
Imam Prihadiyoko, Pemimpin Redaksi menara62.com, media Muhammadiyah, mengatakan, perdamaian antarsesama anak bangsa harus terus dijaga. Dia mengajak antarkomponen bangsa untuk tidak saling meniadakan.
”Tidak boleh ada kelompok yang merasa paling NKRI. Di samping itu, tidak perlu memberikan julukan buruk terhadap kelompok lain yang berbeda pandangan,” katanya. (INSAN ALFAJRI)