PALEMBANG, KOMPAS - Jembatan Musi IV Palembang, Sumatera Selatan, memasuki tahapan uji beban, Selasa (11/12/2018). Uji mengukur kekuatan jembatan itu dilakukan Selasa pukul 21.00 hingga Kamis (13/12) pukul 10.00, menggunakan 44 truk pengangkut pasir basah 35 ton. Ini tahapan terakhir sebelum diresmikan akhir Desember 2018.
“Pemilihan waktu untuk menjaga suhu udara tetap pada kisaran 24 derajat Celcius. Kalau uji beban siang hari di suhu udara bisa 32 derajat Celcius, bisa saja kondisi lengkung jembatan tidak sesuai perencanaan awal," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Jembatan Musi IV Palembang, Suwarno.
Ada lima cara pembebanan, yakni memosisikan truk di bentang tengah dan bentang tepi jembatan secara bergantian dan serentak. Di bentang tengah akan diparkir 20 truk, sedangkan di bentang tepi akan diparkir masing-masing 12 truk.
Jembatan dirancang bertahan hingga 100 tahun.
Selanjutnya akan dilihat kondisi jembatan ketika dibebani kendaraan besar dengan total beban 1.540 ton, beban maksimal yang bisa diterima jembatan saat digunakan. “Pada uji coba akan dievaluasi apakah lengkung jembatan saat dibebani kendaraan bertonase berat sesuai rencana awal,” kata Suwarno.
Rencana awal, lengkung bentang tengah jembatan saat dibebani 20 truk berbobot masing-masing 35 ton tak boleh lebih dari 17,5 cm. Adapun untuk bentang tepi, lengkungan tak boleh lebih dari 8,3 cm. Jika lebih dari itu akan disetel ulang.
“Saat digunakan, saya rasa beban yang ditanggung jembatan tidak akan seberat itu lagi, karena kendaraan yang lewat bobotnya akan lebih kecil,” kata dia.
Libatkan akademisi
Uji beban melibatkan akademisi dari tujuh universitas di Sumatera Selatan dan diawasi Komisi Jembatan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Pemantauan ini penting karena Jembatan Musi IV adalah jembatan jenis extradosed dengan bentang jembatan hingga 1.130 meter pertama di Indonesia,” ujar Suwarno. Jembatan jenis extradosed adalah jembatan menggunakan teknologi perpaduan antara kabel dengan gelagar kotak (box girder).
Jembatan dirancang bertahan hingga 100 tahun. Untuk mengurangi risiko kerusakan disematkan detektor dini yang bekerja secara waktu nyata.
Pembangunan Jembatan Musi IV diharapkan mengurangi beban Jembatan Ampera, salah satu akses utama pergerakan warga dari hulu ke hilir atau sebaliknya melintasi Sungai Musi.
Berbeda dengan jembatan Musi IV yang masuk tahap uji beban, Musi VI masih berkutat pada belum tuntasnya pembebasan lahan, terutama di kawasan hulu. Target penyelesaian jembatan pun mundur. Menurut PPK Musi VI Palembang Fauzi, hingga akhir Desember 2018, pengerjaan baru 80 persen.
Tertundanya pengerjaan disebabkan belum tuntasnya pembebasan lahan. Beberapa waktu lalu, pekerja tidak bisa membangun jembatan di kawasan hulu karena diprotes warga. Pengerjaan di bagian hulu pun terhenti. “Sekarang kami fokus dulu di kawasan hilir,” ujarnya.
Akibat penundaan itu, ujar Fauzi, pihaknya terpaksa mengembalikan dana Rp 94 miliar atau sekitar 20 persen dari total investasi Jembatan Musi VI sebesar Rp 553 miliar. (RAM) Fauzi berharap tahun depan, dana tersebut bisa kembali sehingga pembangunan Musi VI bisa berlanjut,” kata Fauzi.