ISMAIL ZAKARIA / SYAHNAN RANGKUTI / ADITYA PUTRA PERDANA
·5 menit baca
PADANG PARIAMAN, KOMPAS - Sejumlah pihak dipaksa bereaksi cepat terkait kerusakan infrastruktur publik akibat banjir, banjir bandang, dan longsor pascahujan lebat. Di Sumatera Barata, Balai Pelaksana Jalan Nasional III Padang menyiapkan jembatan darurat pascaputusnya jalur Padang-Bukittinggi, karena Jembatan Batang Kalu di Korong Pasar Usang, Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Padang Pariaman, ambruk, Senin, (10/12/2018) pukul 18.30.
Jembatan ambruk setelah Sungai Batang Ulakan meluap akibat hujan lebat. Hampir separuh badan jembatan 15 meter itu ambrol ke sungai. Lokasinya 62 kilometer dari Padang atau 38 km dari Bukittinggi. Arus lalu lintas pun dialihkan melalui empat jalur alternatif.
Empat jalur itu Padang-Pariaman-Lubuk Basung-Maninjau-Bukittinggi; jalur Padang-Sicicin-Malalak-Bukittinggi; jalur Padang-Solok-Batu Sangkar-Padang Panjang-Bukittinggi; dan jalur yang melewati permukiman warga.
"Kami siapkan jembatan darurat, bailey. Malam ini, kami mulai bangun satu jalur dulu sehingga kemungkinan terjadi antrean. Semoga jalan terhubung hari Rabu. Tapi, itu terbatas untuk kendaraan dengan beban 20 ton,” kata Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional III Padang Aidil Fiqri ditemui di lokasi kejadian, Selasa (11/12).
Ambrolnya jembatan Batang Kalu tak hanya mengganggu mobilitas dari Padang ke Bukittinggi atau sebaliknya, tetapi juga Padang-Pekanbaru, Riau. Jalur itu urat nadi distribusi manusia dan barang dari kota/kabupaten di luar Padang. Jalur itu juga akses utama menuju obyek-obyek wisata dari Padang menuju Padang Panjang, Solok, Tanah Datar, Agam, dan terutama Bukittinggi.
Jalur ini banyak diakses karena pertimbangan jarak dan waktu tempuh. Padang-Bukittinggi sepanjang 95 kilometer ditempuh 2,5 jam. Jalur alternatif Padang-Pariaman-Lubuk Basung-Bukittinggi 157 km ditempuh 4,5 jam, sedangkan Padang-Solok-Padang Panjang-Bukittinggi 126 km ditempuh 3-4 jam.
“Jalur Padang-Sicicin-Malalak waktu tempuhnya hampir sama dengan jalur utama. Tetapi jalur itu rawan longsor dan penumpang takut, apalagi malam. Jadi, opsinya adalah melewati Solok. Tetapi karena lebih jauh, ongkosnya bisa bertambah dari harga normal,” kata Dony, pengelola jasa travel Padang-Pekanbaru.
Jembatan permanen
Aidil mengatakan, pihaknya gerak cepat membangun jembatan permanen. “Kami dua hari perencanaan. Setelah gambar selesai, dilelang. Dana ada, langsung kontrak dan mulai pembangunan. Target jembatan permanen enam bulan, atau lebih cepat,” kata dia.
Kemarin, banjir hingga 1,5 meter menggenangi sejumlah wilayah di Kota Pekanbaru, Riau. "Ini banjir terbesar dalam 10 tahun terakhir. Biasanya semata kaki atau sebetis, namun hari ini rumah warga kami ada yang terendam sampai setinggi dada,” kata Morizon Dahlan, Ketua Masjid Kompleks Baitul Alim, Perumahan Satitri Asri, Sidodadi, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.
Banjir juga mengejutkan warga Kota Semarang, Jawa Tengah. Sudah lama sejumlah wilayah dan jalan raya utama di kota itu tak direndam banjir. Di Kota Malang, Jawa Timur, banjir bandang juga mengejutkan warga.
Figo (17), warga Genuksari, Kecamatan Genuk, Semarang, mengatakan, intensitas hujan telah menurun dua hari terakhir. Namun, arus kendaraan di Jalan Kaligawe Raya yang sempat kebanjir, masih tersendat.
"Sejak pagi macet, truk-truk antre karena masih ada genangan. Kami khawatir banjir lagi saat hujan deras," kata dia.
Mengantisipasi luapan air sungai yang mengganggu jalan utama di wilayah pantura Jawa Tengah itu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana menyiagakan lima pompa besar di Kali Sringin dengan kapasitas masing-masing dua meter kubik per detik. "Dua terpasang, sisanya paling lambat besok (Rabu)," ujar Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air BBWS Pemali Juana Tesar Hidayat.
Di Sumbar, ambruknya jembatan Batang Kalu hanya salah satu dampak bencana di Kabupaten Padang Pariaman. Menurut Kepala BPBD Padang Pariaman Budi Mulya, ada 13 titik banjir 1-1,5 meter dan longsor.
Tidak ada korban jiwa, tetapi banjir seperti di Korong Simpang Tigo Koto Mambang, Nagari Kampung Tanjung Koto Mambang, Kecamatan Patamuan menghanyutkan satu rumah warga. Adapun banjir di Korong Pasa Tandikek, Nagari Tandikek, Kecamatan Patamuan menyebabkan lima rumah rusak berat dan tujuh lainnya terancam rusak.
Jembatan Batang Kalu rusak, selain karena jembatan lama, konstruksi pondasinya pasangan batu dan tak jauh dari tikungan sungai, sehingga ketika Sungai Batang Ulakan meluap, jembatan langsung dihantam air.
“Kami sebenarnya sedang dalam proses mengganti jembatan-jembatan dengan tipe tersebut (fondasi pasangan batu). Karena seperti jembatan Batang Kalu, sepintas tidak ada masalah, tetapi justru di bawahnya bermasalah. Sehingga ketika cuaca ektrem, di luar perkiraan sungai meluap dan rusak,” kata Aidil.
Perkiraan cuaca
Di Jakarta, prakirawan senior Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Eko Hadi Santoso mengatakan, faktor Madden Julian Oscillation (MJO) diprediksi aktif di wilayah Indonesia bagian Barat, seminggu ke depan. Aliran massa udara basah yang dari barat Samudera Hindia menuju ke wilayah Indonesia bagian barat itu akan memicu volume curah hujan tinggi di sejumlah wilayah.
“Aktifnya MJO akan memperbanyak volume air hujan sehingga bisa berdampak bencana hidrometeorologi, antara lain banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Bencana masih mengintai beberapa hari ke depan di Sumatera dan Jawa,” ujar Eko.
Lebih dari 95 persennya merupakan bencana hidrometeorologi yaitu, banjir, puting beliung, dan tanah longsor.
Beberapa hari lalu juga terjadi aliran massa udara dingin dari Asia atau monsun dingin Asia yang signifikan. Itu meningkatkan curah hujan di Indonesia.
Karakteristik hujannya berpotensi dibarengi angin kencang, puting beliung, dan hujan deras lebat dalam waktu singkat. Ada juga kenaikan suhu lebih dari lima derajat antara pukul 07.00-10.00 yang memicu pertumbuhan awan kumulonimbus.
Saat hujan lebat, kata Eko, masyarakat sebaiknya menghindari berteduh di bawah pohon agar tak tersambar petir. Bila disertai angin kencang, hindari potensi pohon roboh.
Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Januari 2018 hingga 11 Desember 2018 tercatat ada 2.374 kejadian bencana alam di Indonesia. Lebih dari 95 persennya merupakan bencana hidrometeorologi yaitu, banjir, puting beliung, dan tanah longsor.
Jumlah kejadian terbanyak adalah puting beliung (727 kejadian dengan 12.930 orang terdampak). Bencana banjir (609 kejadian dengan jumlah masyarakat yang terdampak sekitar 1,2 juta orang) dan tanah longsor (429 kali dengan 37.933 orang terdampak). (MELATI MEWANGI/E01)