Bertemu Presiden, Satpam Lapor Biaya Sertifikasi Mahal
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lebih dari 200 anggota satuan pengamanan datang ke Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/12/2018). Presiden Joko Widodo akan membuka Konferensi Industri Jasa Pengamanan Nasional. Tak hanya berpidato, Presiden sekaligus mewawancarai beberapa petugas satpam.
Riyan, petugas satpam yang bertugas di salah satu perumahan di kawasan Kopo Bandung, bercerita, bertugas siang atau malam sesungguhnya sama saja, tetapi kalau malam, mengantuk jadi tantangan. Dia tak hanya bertugas mengamankan wilayah, tetapi juga mengatur kelancaran jalur lalu lintas sekitar perumahan dan ruko.
Sementara itu, Ema Retno dan Yuda Sofyan bertugas di pusat perbelanjaan. Bagi Yuda, bagian paling berat dari tugasnya adalah ketika mal ramai dan risiko copet menjadi semakin besar. Presiden Jokowi bertanya, ”Pernah menangkap copet?” yang segera dijawab ”pernah”.
Yuda pun membawa pencopet ke pos dan segera menyerahkannya kepada polisi. Presiden mengapresiasinya karena pencopet diproses secara hukum, bukan dipukuli.
Petugas satpam lain, Faisal, bertugas mengelola kesejahteraan rekan-rekan pengamanan di kantor. Insentif yang biasanya diterima anggota satpam berkaitan dengan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Faisal menambahkan, dirinya mewakili teman-teman berharap biaya sertifikasi profesi sekuriti tak mahal. ”Sekarang ini rata-rata Rp 5-10 juta,” ujarnya.
Presiden juga menanyakan di mana sertifikasi diperoleh. Sertifikasi satpam dikeluarkan Kepolisian Negara RI. Presiden Jokowi sepakat bahwa harga tersebut mahal dan berjanji akan mempelajari masalah ini.
Peran sangat penting
Presiden dalam sambutannya menilai, peran satuan pengamanan sangat penting. Sebab, kendati ada kepolisian yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban, polisi tetap memerlukan mitra untuk menjaga Indonesia yang sangat besar serta terdapat perkantoran dan pusat perbelanjaan yang sangat banyak. Ketika ada kesulitan, orang umumnya akan segera mencari satpam.
Saat memasuki kantor, orang pertama yang ditemui bukan direktur atau manajer kantor, melainkan petugas satpam. Karena itu, Presiden menyebut satpam adalah wajah paling depan dari sebuah perusahaan. Tak hanya harus siaga, anggota satpam juga harus bisa tampil ramah dan mampu menjelaskan.
Presiden Jokowi sebelum meresmikan pembukaan Konferensi Industri Jasa Pengamanan Nasional menyebut profesi satpam sangat mulia. Sebab, satpam berperan juga menjaga keamanan dan ketertiban yang menjadi syarat iklim usaha yang baik.
Ketua Umum Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia (Abujapu) Budi Rianto berharap profesi satpam semakin dimuliakan, ada jenjang kariernya, serta semakin baik kesejahteraannya. Umumnya, personel satpam sekarang ini hanya menerima upah minimum provinsi.
Konferensi Industri Jasa Pengamanan Nasional diselenggarakan dalam rangka pemuliaan profesi satpam. Sebab, secara teknis, menurut Budi, satpam di Indonesia umumnya dikagumi karena dibina oleh Polri.
Saat ini, terdapat 1,6 juta personel satpam yang terdaftar dan ini belum termasuk satpam yang bertugas di perumahan dan sektor informal. Diperkirakan, jumlah satpam di Indonesia mencapai 2,5 juta orang.
Dalam acara ini, hadir pula Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Korps Sabhara Baharkam Polri Irjen Sudjarno, dan Wakil Kepala Polri Irjen Ari Dono.