Pohon Tumbang Mengancam
Ancaman pohon tumbang di musim penghujan ini masih membayang. Kewaspadaan dan pencegahan dibutuhkan untuk meminimalkan dampak dari ancaman ini.
JAKARTA, KOMPAS - Pohon tumbang terjadi di empat lokasi berbeda di Jakarta Barat, Selasa (11/12/2018) malam. Total 18 sepeda motor tertimpa pohon tumbang ini. Kejadian ini menambah panjang daftar pohon tumbang atau sempal di Jakarta.
Lokasi pohon tumbang kemarin ada di pintu keluar tol Meruya, Jalan Taman Kebon Jeruk, Jalan Puri Indah Raya, dan Jalan Duri Kosambi Raya.
Di luar kejadian ini, dalam tiga pekan terakhir, tercatat 378 pohon tumbang dan sempal saat hujan deras dan angin kencang. Senin lalu, pohon tumbang di kawasan Tanah Kusir dan Lapangan Ros, Jakarta Selatan. Pada 29 November, pohon beringin setinggi 5 meter di Jalan Pemuda, Rawamangun, tumbang.
Pada periode 1 November 2017 hingga 31 Oktober 2018, empat orang luka-luka akibat pohon tumbang dan mengajukan klaim asuransi pohon tumbang ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selain orang luka, pohon tumbang juga menimbulkan kerusakan di 23 kendaraan dan 8 unit bangunan.
“Totalnya, sebanyak 35 klaim sudah diajukan,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kehutanan Susi Marsitawati di Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Susi mengatakan, pohon tumbang dan sempal disebabkan beragam faktor. Mulai dari faktor cuaca, usia tua, keropos, dan akar rusak karena galian.
Korban pohon tumbang atau sempal dapat mengajukan klaim ke Suku Dinas Kehutanan di wilayah masing-masing disertai berkas yang disyaratkan.
Besaran ganti rugi akan dihitung juru taksir asuransi. Untuk kerusakan mobil, misalnya, korban bisa menerima Rp 10 juta, adapun untuk korban nyawa bisa menerima ganti rugi Rp 50 juta.
Seperti tahun sebelumnya, Dinas Kehutanan DKI mengantisipasi pohon tumbang dan sempal dengan memangkas 57.226 pohon, terbanyak di Jakarta Selatan yakni 21.172 pohon.
Masih tingginya kejadian pohon tumbang dan sempal di Jakarta ini membuat warga cemas saat melintas di bawah pohon saat hujan. Pohon tumbang bisa dihindari apabila pohon terawat baik dan sehat kondisinya.
Masyarakat yang membutuhkan penebangan atau penopingan pohon di pinggir jalan, bisa melapor ke Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Tim survei akan mengecek pohon itu sebelum menebang atau menoping.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan pada bulan November 2018 umumnya antara 100–300 mm atau kriteria menengah. Secara umum, puncak musim hujan pada Desember, Januari, dan Februari.
“Untuk wilayah Jabodetabek puncak hujan diperkirakan pada Januari sampai Februari,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko, Selasa (11/12/2018).
Sementara, atap tiga gerai makanan di Rasuna Garden Food Street, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang rusak akibat hujan dan angin kencang, Senin, telah dipugar dan dapat kembali digunakan kemarin.
Tanggul retak
Sementara, warga di sekitar tanggul Muara Baru di Kampung Gedong Pompa, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, berharap tanggul yang retak segera diperbaiki.
Air mengucur dari sejumlah titik retakan di tanggul Muara Baru, yang melindungi Kampung Gedong Pompa. Warga khawatir, retakan berujung pada jebolnya tanggul, seperti pernah terjadi di tahun 2007.
Tanggul setebal lebih kurang 50 cm tersebut merupakan tanggul lama, yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sekitar tahun 2000. Tanggul menjadi batas antara Kampung Gedong Pompa di RT 20 RW 17 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, dengan laut.
Menurut salah satu warga, Arifin (30), sejak ia pertama kali tinggal di Gedong Pompa tahun 2001, tanggul pengaman pantai sudah ada, tetapi belum setinggi sekarang yang bisa mencapai 2-3 meter. Kala itu, tinggi tanggul sekitar 1 meter, kemudian ditinggikan terus menerus.
Tahun 2007, tanggul jebol sehingga air laut masuk dengan deras ke permukiman warga. "Tanggul saat itu berlubang. Awalnya dari retakan seperti yang ada sekarang ini," ucap Arifin di Gedong Pompa, Selasa.
Saat itu, air di jalan mencapai 1,5 meter dan di kampung hingga setinggi 1,6 meter.
Warga lainnya, Subiyanto (40), mengatakan, retakan-retakan pada tanggul sudah muncul sejak lebih dari dua tahun yang lalu.
Ferdinanto, Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksanaan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (NCICD) Kementerian PUPR, meyakini, jika tanggul Muara Baru sudah sempurna, potensi tanggul lama jebol ataupun patah akan berkurang karena tanah urukan bakal mengisi ruang antara tanggul lama dengan tanggul NCICD.
(Kristian Oka Prasetyadi/Sharon Patricia/Fransisca Natalia Anggraeni)