PARIS, RABU — Sedikitnya 3 korban tewas dan 12 orang luka akibat penembakan di bazar jelang Natal di Strasbourg, Perancis, Selasa (11/12/2018) malam. Perancis memberlakukan siaga teror sejak Rabu dini hari.
Menteri Dalam Negeri Perancis Minister Christophe Castaner memerintahkan penguatan pengamanan di Strasbourg. Ia dan jaksa bertolak ke Strasbourg untuk menangani kasus itu.
Para korban luka berada dalam kondisi kritis. Sementara jumlah korban tewas masih harus diverifikasi. Versi Castaner, tiga orang tewas. Sementara versi polisi, empat orang tewas dalam insiden tersebut.
Juru bicara militer Perancis, Kolonel Patrik Steiger, mengatakan, pelaku tidak menyasar tentara yang menjaga bazar. Pelaku sengaja menembaki pengunjung.
Pelaku diketahui terluka akibat tembakan para prajurit yang menjaga bazar. Kondisi terakhir pelaku tidak dijelaskan aparat kepada khalayak. Meski terluka, pelaku melarikan diri dan kini masih dikejar oleh aparat Perancis.
Saksi
Para saksi mengatakan mendengar tembakan, teriakan ketakutan, dan teriakan perintah polisi kepada warga untuk berlindung. ”Saya mendengar dua atau tiga tembakan sekitar pukul 19.55, lalu saya mendengar teriakan. Saya dekat jendela. Saya melihat orang-orang berlarian. Setelah itu, saya menutup jendela. Lalu, saya mendengar lebih banyak lagi tembakan, kali ini (dari jarak) lebih dekat,” tutur Yoan Bazard (27), salah seorang penduduk di pusat kota Strasbourg.
”Awalnya saya kira itu kembang api. Lalu, ketika lebih dekat, ternyata mengejutkan. Banyak sekali teriakan. Polisi-polisi berteriak, ’masuk-masuk’ dan ’tangan di atas’,” lanjut Bazard.
Pewarta lepas Camille Belsoeur juga mengira awalnya ledakan-ledakan itu adalah suara petasan. Ia mendengar 12 hingga 15 kali suara tembakan. Belsoeur tengah di rumah temannya kala insiden itu terjadi. Ia mendengar tentara meminta orang-orang tetap di dalam rumah.
Saksi lain, Peter Fritz, mengatakan, salah satu korban tewas adalah pelancong dari Thailand. Pelancong itu tertembak di kepala dan tidak merespons upaya tim penyelamat. ”Kami mencoba semua untuk menolong dia. Kami menggunakan pengejut jantung. Kami membawanya ke restoran di dekat sana,” ujarnya.
Butuh lebih dari 45 menit hingga ambulans tiba. Sebelum datang, seorang dokter memberikan pengarahan lewat telepon kepada Fritz. ”Kami mendoakan yang terbaik untuknya,” ucapnya.
Diburu
Aparat mengidentifikasi pelaku sebagai orang yang punya catatan kejahatan. Ia dipantau oleh aparat karena berpotensi teradikalisasi.
Sejumlah tentara mendatangi rumahnya sebelum insiden. Akan tetapi, pria itu tidak di sana. Dalam penggeledahan ditemukan peledak.
Castaner menyebutkan, 350 aparat gabungan dan dua helikopter dikerahkan dalam pencarian itu. Tersangka diduga telah beberapa tahun terpapar radikalisme. Pria tersebut beberapa kali menyerang aparat.
Insiden itu membuat Parlemen Eropa yang berkantor di Strasbourg ditutup. Tidak ada yang boleh masuk atau keluar kompleks parlemen sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Belum ada informasi pasti tentang jumlah orang di dalam kompleks parlemen. (AP)