JAKARTA, KOMPAS — Air mengucur dari sejumlah titik retakan di tanggul Muara Baru yang melindungi Kampung Gedong Pompa di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, dari limpasan air laut. Warga kampung ini khawatir retakan berujung pada jebolnya tanggul, seperti pernah terjadi pada 2007.
Tanggul setebal lebih kurang 50 sentimeter tersebut merupakan tanggul lama yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sekitar tahun 2000. Tanggul menjadi batas antara Kampung Gedong Pompa di RT 020 RW 017 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, dan laut.
Menurut salah satu warga, Arifin (30), sejak ia pertama kali tinggal di Gedong Pompa pada 2001, tanggul pengaman pantai sudah ada, tetapi belum setinggi sekarang yang bisa mencapai 2-3 meter. Saat itu, tinggi tanggul sekitar 1 meter, kemudian ditinggikan terus.
Pada 2007, tanggul jebol sehingga air laut masuk dengan deras ke permukiman. ”Tanggul saat itu berlubang. Awalnya dari retakan seperti yang ada sekarang ini,” ucap Arifin di Gedong Pompa, Selasa (11/12/2018).
Ia menyebutkan, pada jalan di sisi tanggul, air sewaktu tanggul jebol mencapai ketinggian 1-1,5 meter. Di bagian dalam kampung, air bisa setinggi leher orang dewasa atau sekitar 1,6 meter.
Warga lain, Subiyanto (40), mengatakan, keluarganya dan warga lain tidak mengungsi saat peristiwa 11 tahun lalu itu karena rumah mereka kebanyakan bertingkat. Dengan demikian, mereka cukup mengevakuasi diri ke lantai dua.
Meski demikian, Subiyanto tetap khawatir peristiwa tanggul pengaman pantai jebol terulang. Menurut dia, retakan-retakan pada tanggul sudah muncul sejak lebih dari dua tahun lalu.
Arifin menambahkan, warga berharap pemerintah memperbaiki tanggul agar tanggul tidak sampai jebol. Dengan demikian, aktivitas warga tidak perlu sampai terganggu.
Saat ini, pelindung Kampung Gedong Pompa bukan hanya tanggul tersebut. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga membangun pengaman pantai di area Muara Baru, dengan panjang 2,3 kilometer dan sebagian ruas berlokasi di depan tanggul lama. Jarak antara tanggul baru dan lama 70-80 meter.
Ferdinanto, Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksanaan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (NCICD) Kementerian PUPR, meyakini, jika tanggul Muara Baru sudah sempurna, potensi tanggul lama jebol ataupun patah akan berkurang banyak karena nanti tanah urukan bakal mengisi ruang antara tanggul lama dengan tanggul NCICD. Namun, terkait pengurukan area itu, pihaknya menunggu koordinasi antara Pemprov DKI dan pemerintah pusat.
”Tanggung jawab kami saat ini hanya tanggul pengaman pantai,” ujarnya.
Namun, lanjut Ferdinanto, pihaknya juga menjalankan penanganan yang bersifat darurat terhadap rembesan air lewat retakan-retakan tanggul lama. Awalnya, Kementerian PUPR menggunakan semacam semen berkualitas tinggi yang disemprotkan ke sela-sela tanggul. Namun, air tetap tangguh mencari celah-celah tanggul yang tidak rapat sehingga kebocoran tetap terjadi. Penggunaan metode ini terakhir Desember 2017.
Karena itu, alternatif penanganan yang terbaik sedang dibahas. Salah satu alternatif yang sudah muncul adalah mengalirkan air yang menembus tanggul ke saluran drainase, tetapi itu juga butuh komitmen Pemprov DKI serta warga agar fungsi saluran-saluran drainase tetap terjaga.
Selain risiko tanggul jebol, warga Kampung Gedong Pompa juga menghadapi kemungkinan air rob melimpas melewati bagian atas tanggul sewaktu air laut sedang pasang. Subiyanto mengatakan, air laut meluap melewati tanggul tiga pekan lalu.
Meski demikian, Subiyanto melihat penanganan Pemprov cepat. Saat air baru setinggi 15 cm dari permukaan jalan, pekerja harian lepas dari Pemprov segera menumpuk karung-karung pasir di atas tanggul guna menahan gempuran air laut.