Peluang Usaha Salon Spesifik dan ”Make-up” Artis Dadakan
Gaya hidup masyarakat urban yang mengutamakan penampilan telah membuka peluang usaha bagi mereka yang jeli memanfaatkannya. Fenomena ini memunculkan peluang bagi para pemengaruh media sosial (influencer), penata make-up panggilan, hingga salon dan klinik kecantikan. Mereka menawarkan jasa bagi masyarakat urban yang ingin selalu menjaga penampilannya.
Anggie Rassly (37) adalah seorang pengusaha kecantikan yang sudah sekitar 10 tahun membuka salon khusus sulam alis, menyambung bulu mata, sulam eyeliner, dan sulam bibir. Namun, Anggie sebenarnya sudah memulai usaha keterampilan menata alis itu sejak 2005.
Menurut Anggie, warga kota saat ini ingin segala sesuatu yang praktis. Jika setiap hari harus mengalis (membuat alis) dan memanjangkan bulu mata dengan maskara, waktu yang dibutuhkan bisa sampai dua jam sehari. Dengan metode baru sulam alis dan menyambung bulu mata, mereka tidak harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdandan. Sebab, alis sudah terbentuk rapi dan tebal. Bulu mata pun tebal dan melengkung (curly). Kemudahan dan kepraktisan ini yang saat ini diburu masyarakat urban. Mereka rela merogoh kocek lebih dalam untuk biaya kepraktisan dan penampilan prima tersebut.
”Orang bahkan ingin saat bangun tidur alis dan bulu matanya sudah rapi. Lalu, mereka bisa memasang foto di media sosial dengan caption ’I woke up like this’,” kata Anggie saat ditemui di Brow Studio by Anggie Rassly di Jakarta Selatan, Selasa (11/12/2018).
Anggie berpendapat, alis dan bulu mata adalah bagian penting yang bisa menjadi bingkai penyeimbang proporsi wajah. Bentuk alis yang tidak simetris akan membuat wajah tidak seimbang. Sejak 2005, Anggie pun mempelajari teknik sulam alis yang bisa membuat alis lebih sempurna. Anggie juga mengikuti berbagai kursus sulam alis di Singapura, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Kini, Anggie bisa dibilang sudah menjadi pesulam alis yang paling dicari di Jakarta. Banyak pesohor yang memercayakan alisnya ditata oleh tangan Anggie, seperti Olla Ramlan, Dian Sastrowardoyo, Adinia Wirasti, Jessica Iskandar, Nagita Slavina, Melanie Subono, Ina Thomas, dan Fenita Arie. Pelanggan di studionya pun harus rela mengantre lama karena Anggie hanya melayani 7-10 orang per hari.
”Sekarang peminat sulam alis dan menyambung bulu mata ini berasal dari semua kalangan. Soalnya teknik sulam alis ini solusi buat orang-orang yang ingin praktis tanpa sakit,” kata Anggie.
Anggie tak menampik pesatnya perkembangan media sosial dan make-up dari negara lain seperti Korea Selatan ikut memengaruhi tren pada masyarakat urban. Apalagi, kalangan perempuan ingin selalu tampil cantik dan menjaga penampilannya. Mereka tinggal melakukan riset di internet, kemudian menentukan pilihan sesuai dengan orientasi dan kemampuan keuangan mereka.
”Di sini memang mengutamakan kualitas. Produk dan alat yang saya gunakan semuanya impor dari Jerman. Ini adalah cara kami untuk membangun kepercayaan para pelanggan,” kata Anggie.
Maka, tidak heran jika tarif di Brow Studio by Anggie Rassly ini cukup mahal. Untuk pelayanan sulam alis, biayanya antara Rp 7 juta dan Rp 12 juta. Sulam alis biasanya akan mulai memudar setelah tiga tahun sehingga pelanggan harus melakukan perawatan rutin. Adapun tarif untuk menyambung bulu mata Rp 300.000-Rp 650.000 dan bisa bertahan selama 1-2 bulan. Untuk sulam bibir, tarif dipatok Rp 5,5 juta-Rp 7,5 juta. Sulam bibir adalah metode untuk mencerahkan warna bibir supaya lebih segar, cerah, merona tanpa menggunakan lipstik.
Selama 10 tahun, usaha milik Anggie pun terus berkembang. Bahkan, kini Anggie sudah membuat produk pensil alis dan face definer dengan merek namanya sendiri. Produk tersebut menurut rencana akan diluncurkan dalam waktu dekat. Selain itu, Anggie juga membuka kelas kursus sulam alis bagi mereka yang ingin belajar teknik membuat alis yang sempurna. Anggie mengklaim dirinya sudah memiliki metode menggambar alis tertentu yang dihitung berdasarkan rasio wajah seseorang.
”Make-up artist” panggilan
Selain salon spesifik, perubahan gaya hidup masyarakat kota juga membuka peluang bagi penata rias atau make-up artist (MUA) panggilan. Citra (25) sudah selama 1,5 tahun terakhir menawarkan jasa make-up panggilan. Ia terbiasa mendandani orang dengan cara mendatangi pelanggan ke rumah atau tempat tinggalnya.
Citra mulai berani membuka usaha itu karena merasa memiliki kemampuan mendandani orang dan melakukan tatanan rambut sederhana. Awalnya, Citra hanya belajar make-up secara coba-coba (trial and error). Dia sering merasa minder karena tidak bisa berdandan dan hanya menggunakan make-up minimalis saat datang ke acara undangan pernikahan temannya. Dari situ, dia mulai belajar make-up secara otodidak. Dia juga banyak menyimak forum-forum di Youtube. Berkat dorongan dari orang-orang terdekat, Citra memberanikan diri membuka usaha make-up dengan promosi melalui Instagram.
”Sekarang, pelangganku sudah lumayan banyak dan mereka mencari informasi lewat Instagram. Saya memang ingin membuat make-up dengan harga terjangkau. Segmen pasarnya anak-anak yang mau wisuda, bridesmaids, kondangan, dan acara-acara formal lainnya,” kata Citra.
Citra juga tidak mematok harga make-up terlalu mahal. Sebab, barang-barang yang ia gunakan adalah produk drugstore. Sekali make-up dan simple hair do, ia mematok tarif Rp 150.000-Rp 250.000.
Namun, saat ini Citra belum bisa mengambil order terlalu banyak karena pekerjaan itu masih menjadi sambilan di luar pekerjaan utamanya sebagai karyawan swasta. Ia hanya mampu mengambil order pada akhir pekan. Dalam sehari, ia mampu melayani hingga empat pelanggan. Ia pun tidak terlalu mengejar kuantitas pelanggan yang dilayani. Sebab, ia selalu menakar waktu dan kapasitasnya. Ia juga merasa senang melakukan pekerjaan sebagai MUA panggilan karena sesuai dengan hobi dan minatnya.
”Saya baru sadar kalau peluang usaha di era media sosial ini semakin terbuka lebar. Ada pelanggan saya yang dari luar kota mencari saya padahal hanya melihat unggahan di Instagram. Kalau ditekuni pasti usaha ini bisa menghasilkan uang lebih banyak lagi,” kata Citra.