Ganjar Tak Gentar Prabowo-Sandiaga Fokus Garap Jateng
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan tak gentar dengan gencarnya kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, berkampanye di Jawa Tengah. Ia tampak yakin PDI-P masih akan memenangi perolehan suara di wilayah itu.
”Halah biasa. Dulu (waktu pilkada), saya, kan, menang,” kata Ganjar singkat sambil tersenyum seusai membuka Musyawarah Nasional Luar Biasa Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada, di Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Jumat (14/12/2018).
Ganjar, yang juga merupakan politisi dari PDI-P, langsung memasuki ruangan seusai menjawab pertanyaan wartawan. Adapun pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan terlihat konsentrasi kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk berkampanye di Jawa Tengah.
Menurut catatan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sandiaga telah berkampanye di 800 titik sejak masa kampanye Pemilu 2019 dimulai 23 September 2018. Intensitas kampanye Sandiaga bakal ditingkatkan di sisa empat bulan masa kampanye. Fokus dari kampanye itu akan berada di Jateng yang dikenal menjadi basis PDI-P, partai asal calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Kompas, 13/12/2018).
Bahkan, BPN Prabowo-Sandiaga berencana memindahkan markas pemenangan ke Jateng. Namun, lokasi pastinya masih belum ditentukan. Dari rencana itu terlihat keinginan kuat dari kubu Prabowo-Sandiaga untuk memenangi pertarungan di Jateng. Sebab, pada Pilpres 2014, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menang dengan raihan suara 66,5 persen melawan pasangan Prabowo-Hatta.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menyatakan, rencana pemindahan markas pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Jawa Tengah sebagai langkah yang cukup tepat. Dominasi calon presiden petahana Joko Widodo coba diusik di wilayah tersebut.
”Jadi, sebagai sebuah taktik, ini saya kira BPN Prabowo belajar dari 2014 dan (melihat) survei sekarang. Tetapi, yang perlu dipikirkan adalah cara masuknya. Kalau masuknya ke masyarakat salah, juga bisa menjadi backfire,” kata Andi, di Yogyakarta, Senin lalu.
Andi mengungkapkan, tim sukses harus benar-benar mempelajari karakter dari masyarakat yang akan diambil simpatinya untuk memberikan suara kepada pasangan Prabowo-Sandiaga. Tidak bisa semua daerah diberikan dengan mengangkat isu permasalahan yang sama dari daerah lainnya.
Di kubu pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin, diminta mengamankan suara di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Banten dan Jawa Barat selama ini merupakan basis suara Prabowo Subianto. Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin selama masa kampanye bisa berdampak terhadap elektabilitas pasangan tersebut. Adapun strategi yang ditempuh Ma’ruf adalah berkonsolidasi dengan pengurus wilayah Nahdlatul Ulama di daerah-daerah, khususnya di Jabar dan Banten. Ia meyakini, para pengurus NU di banyak daerah solid mendukungnya dan Joko Widodo. (Kompas, 13/12/2018)
Suara Joko Widodo hanya 42,9 persen di Banten, sedangkan di Jabar hanya 40,22 persen. Sementara itu, di DKI Jakarta, sewaktu Pilpres 2014, Joko Widodo sebenarnya unggul dengan 53,08 persen suara. Akan tetapi, setelah Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, tahun 2017, yang dimenangi Anies Baswedan-Sandiaga Uno, diperkirakan terjadi pergeseran kekuatan.