Penuhi Gizi 11.083 Anak Asmat, Pemprov Papua Kucurkan Rp 26 Miliar
Oleh
Fabio Costa
·3 menit baca
AGATS, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Papua mengalokasikan dana otonomi khusus senilai Rp 26 miliar untuk pemenuhan gizi dan kebutuhan sehari-hari bagi 11.083 anak di Kabupaten Asmat pada tahun 2018. Hal ini merupakan bagian dari program Bangun Generasi dan Keluarga Sejahtera Papua.
Berdasarkan pantauan di Kabupaten Asmat, pembagian dana dari program Bangun Generasi dan Keluarga Sejahtera (Bangga) Papua itu dimulai di Distrik Agats dan Distrik Atsy sejak Rabu (12/12/2018).
Pembagian dana di Agats untuk mencakup 2.324 anak yang tersebar di tiga distrik, yakni Agats, Akat, dan Jetsy. Sementara, pembagian di Atsy untuk 1.930 anak yang tersebar di lima distrik, yakni Atsy, Sirets, Betchbamu, Ayip, dan Awyu.
Proses pendataan penerima dana Bangga Papua yang diwakili oleh ibu dari anak-anak ini berlangsung pada pukul 08.00 WIT. Setelah melalui verifikasi identitas kependudukan dan sosialisasi cara penggunaan dana dari tim Sekretariat Bersama Kabupaten Asmat, para ibu tersebut menerima uang di Bank Papua setempat. Dana yang diterima untuk setiap anak yakni Rp 200.000 per bulan.
Pemda membayarkan dana Program Bangga Papua secara akumulatif terhitung dari Januari hingga Desember 2018. Dengan begitu, total setiap anak mendapatkan uang sebesar Rp 2,4 juta. Dana tersebut untuk membeli kebutuhan makanan bergizi anak, seperti telur, buah-buahan, kacang hijau, susu, dan biskuit. Selain itu, dana juga untuk pembelian kebutuhan non-makanan seperti pakaian anak dan peralatan bayi.
Anggela Cemici (24), salah satu ibu dari anak penerima dana Bangga Papua, mengaku sangat bersyukur bisa mendapat uang untuk membeli susu dan beras secara rutin. “Penghasilan suami saya sebagai petani tak mampu membeli kebutuhan anak-anak setiap hari,” ungkapnya.
Pengawasan dana
Ketua Sekretariat Bersama (Sekber) Kabupaten Asmat Frans Sinurat, saat ditemui di Agats, Jumat (14/12), mengatakan, timnya menerjunkan sebanyak 70 tenaga pengawas untuk memonitor penggunaan dana tersebut.
“Dari hasil pantauan di Agats dan Atsy, kesadaran para penerima dana Bangga Papua untuk menabung sangat tinggi. Mereka tak langsung menghabiskan seluruh uang tersebut,” tutur Frans yang juga menjabat Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Asmat ini.
Ia menambahkan, penerimaan dana Bangga Papua hanya bisa diwakili oleh ibu dari anak. Tim Sekber juga langsung memonitor pemakaian dana tersebut di setiap lokasi. “Pada tahun 2019, pencairan dana Bangga Papua akan dilakukan setiap tiga bulan. Hal ini juga akan mempertimbangkan hasil evaluasi penggunaan dana Bangga Papua tahun 2018,” katanya.
Bupati Asmat Elisa Kambu, yang meninjau langsung pembagian dana Bangga Papua di Distrik Atsy, mengatakan, Bangga Papua merupakan salah satu alternatif yang sangat membantu perkembangan anak-anak Asmat. Hal ini merupakan kewajiban dan wujud keberpihakan pemerintah untuk memberikan fasilitas bagi masyarakat, khususnya dari kalangan ekonomi ke bawah.
“Anak-anak ini adalah generasi emas Indonesia di masa mendatang. Saya berharap dana ini tak hanya untuk pemberian makanan bergizi, tapi juga untuk keperluan lain dari anak, seperti sanitasi. Apabila dana ini digunakan tepat sasaran, maka akan meringankan beban masyarakat,” ujar Elisa.
Elisa pun menyatakan telah menginstruksikan kepada 23 kepala distrik (setingkat kecamatan) dan 224 kepala kampung untuk mengawasi penggunaan dana Bangga Papua agar tepat sasaran.
Kepala Polres Asmat Ajun Komisaris Besar Andi Yoseph Enoch menegaskan, pihaknya akan memantau langsung penggunaan dana Bangga Papua agar benar-benar tertuju bagi sang anak. “Apabila ada intervensi ayah dari sang anak untuk memakai dana tersebut untuk keperluan lain, maka kami bisa memprosesnya secara hukum,” katanya.