BALIGE, KOMPAS - Delapan orang ditemukan tewas tertimbun longsoran di Desa Halado, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Kamis (13/12/2018). Tim SAR Gabungan masih mencari tiga korban lagi. Pencarian dihentikan Kamis pukul 17.00, karena hujan deras dan akan dilanjutkan Jumat ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Toba Samosir Herbet Pasaribu mengatakan, longsor menimpa empat rumah pada Rabu pukul 23.30. Longsor susulan dua kali, Kamis pukul 02.00 dan pukul 07.00. Jalan Sigura-Gura yang menghubungkan Kabupaten Toba Samosir dengan Kabupaten Asahan juga tertimbun.
Kawasan permukiman itu sekitar tiga kilometer dari PLTA Sigura-Gura. Hampir seluruh rumah dan jalan ada di punggung bukit terjal. Satu rumah tertimbun ada di sisi atas jalan, tiga rumah di bawah. Luasan longsor 100 meter x 200 meter.
“Kawasan ini memang daerah rawan longsor. Namun, baru ini longsor cukup besar dan menelan korban jiwa,” kata Herbet.
Surung Panjaitan (50), warga yang rumahnya sekitar 50 meter dari lokasi longsor mengatakan, longsor terjadi saat para warga desa mulai tidur. “Tiba-tiba saya mendengar gemuruh keras. Saya keluar, longsor sudah menimpa empat rumah,” katanya.
Warga langsung berdatangan menolong korban. Tiga korban bisa diselamatkan malam itu, dua korban lain tewas yaitu Rosdiana boru Nainggolan (34) dan anaknya, Nia Marpaung (14). Satu unit alat berat dikerahkan.
“Longsor kedua membuat satu unit alat berat jatuh ke jurang. Operator ekskavator sempat menyelamatkan diri. Namun, satu warga yang menolong tertimbun longsor, yaitu Sutan Marpaung (30),” kata Surung. Longsor terjadi lagi pukul 07.00, tapi tak menelan korban.
Enam korban meninggal ditemukan Kamis, yakni pasangan suami-istri Jones Tambunan, Nur Cahaya boru Marpaung (40), dan anaknya Ahmadi Tambunan (23), Serly Tambunan (19), Ambrin Tambunan (13), dan kakek mereka, Bantu Tambunan (70).
Padang-Bukittingi
Di Kota Padang, Sumatera Barat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengebut pembangunan jembatan darurat mengganti jembatan Batang Kalu yang putus di Korong Pasar Usang, Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman. Sabtu besok, jembatan darurat bisa digunakan.
“Mungkin satu jalur dulu, yakni Padang-Bukittinggi. Untuk Bukittinggi-Padang diarahkan lewat Malalak,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau pembangunan jembatan di Kayu Tanam, Kamis (13/12/2018) pagi.
Menurut Basuki, rusaknya jembatan jadi perhatian Presiden Joko Widodo, yang memintanya datang demi percepatan pembangunan. Usai pembangunan jembatan darurat, pihaknya langsung membebaskan sejumlah bangunan di sana untuk membangun jembatan bailey.
Akhir bulan, pembangunan jembatan permanen dimulai dan ditargetkan selesai enam bulan. Panjang jembatan permanen sekitar 30 meter. "Pelaksananya saya tunjuk langsung karena ini seperti bencana. Bahan pakai produk lokal, begitu juga kontraktornya,” kata Basuki.
Hingga Kamis siang, pembangun jembatan darurat dari kerangka panel masih berlangsung. Menurut Koordinator Lapangan dari Balai Pelaksana Jalan III Padang Andi Rusli, pembangunan jembatan sudah selesai sekitar 75 persen. Tinggal pemasangan lantai dan bronjong di bawah jembatan. "Bronjong harus dipasang karena kalau tidak, jembatan bisa dihantam air sungai. Kami berusaha terus bekerja agar bisa selesai Sabtu sesuai target,” kata Andi.
Angin kencang
Di Serang, Banten, angin kencang disertai hujan lebat merusak sejumlah rumah. Kondisi ini ikut membuat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Serang memperpanjang peringatan dini mengenai cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang Nana Sukmana Kusuma di Serang, Kamis (13/12) mengatakan, kerusakan rumah terjadi di Desa Barugbug, Kecamatan Padarincang, Rabu pukul 22.00.
Rumah milik Juriah (60), rusak berat. Di rumah itu, Juriah tinggal sendiri. Juriah kemudian tinggal di rumah anaknya. “Kerugian karena kerusakan itu belum diketahui. Penanganan yang kami lakukan, yakni mengirimkan dua personel ke Desa Barugbug,” ujarnya.
Desa itu berada di sebelah barat pusat Kota Serang dengan jarak sekitar 30 kilometer. Para personel tersebut memvalidasi data. “Mereka didampingi para personel Polsek (Kepolisian Sektor) Padarincang, pemerintah Desa Barugbug, dan masyarakat setempat,” ujarnya.
Sebelumnya, hujan deras disertai angin kencang menyebabkan satu rumah rusak berat di Desa Cikolelet, Kecamatan Cinangka, Selasa (11/12). Di Desa Teras, Desa Mandaya, dan Desa Walikukun, Kecamatan Carenang, Senin (10/12), 12 rumah juga rusak.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Trian Asmarahadi mengatakan, pihaknya terus memperbarui informasi mengenai peringatan dini. “Kami perbarui informasi itu setiap hari karena perubahan cuaca yang dinamis atau cepat berubah,” ujarnya.