ANKARA, JUMAT — Kejaksaan Turki memerintahkan penangkapan 347 tentara dan polisi. Mereka dituduh terlibat dalam upaya kudeta yang gagal pada tahun 2016. Mereka ditangkap secara terpisah sejak awal Desember 2018.
Jumat (14/12/2018) dini hari, kejaksaan memburu 219 tentara dalam daftar penangkapan itu. Di antara mereka terdapat empat kolonel yang masih bertugas. Jumat pekan lalu, kejaksaan juga menangkap 87 tentara. Sebagian dari mereka berdinas di Angkatan Udara Turki. Selain itu, 41 polisi ditangkap lewat operasi terpisah.
Beberapa hari sebelumnya, kejaksaan menangkap 196 warga sipil. Mereka terdiri dari teknisi, guru, wirausaha, dan PNS. Sebagian dari mereka malah ditangkap hanya karena menggunakan aplikasi percakapan ByLock. Penyidik menyebut aplikasi itu dibuat khusus untuk para pengikut Fethullah Gulen, ulama Turki yang mengasingkan diri ke Amerika Serikat.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut organisasi pengikut Gulen terlibat dalam kudeta yang gagal pada 2016. Tudingan itu dibantah oleh Gulen.
Erdogan berkali-kali meminta AS mengekstradisi Gulen. Sampai sekarang, permintaan itu tidak diacuhkan Washington.
Sejak kudeta itu, Ankara memberlakukan keadaan darurat. Dampak dari pemberlakuan tersebut adalah penangkapan lebih dari 50.000 orang di berbagai penjuru Turki. Ankara juga memberhentikan 130.000 PNS, tentara, dan polisi karena dituduh terlibat jaringan Gulen.
Mereka yang diburu karena dituduh terkait Gulen berasal dari berbagai latar belakang. Di antara yang sudah ditangkap itu termasuk Emin Colasan dan Necati Dogru yang bekerja di koran Sozcu. Kejaksaan juga menangkap tiga editor di koran itu. Mereka terancam hukuman 15 tahun penjara. Selain mereka, 140 jurnalis lain sudah ditangkap Turki karena alasan terlibat jaringan Gulen atau alasan lain. (REUTERS)