Banjir-Longsor Intai Sumatera dan Jawa
PADANG, KOMPAS - Longsor kembali menelan korban dalam sepekan ini, semuanya di Sumatera. Risiko bencana masih mengancam seiring hujan lebat dan sangat lebat yang diperkirakan masih akan mengguyur Sumatera dan sebagian Jawa.
Kamis (13/12/2018) malam, longsoran menewaskan satu penumpang minibus di jalur Padang-Jambi di Sitinjau Laut, Kota Padang, Sumatera Barat. Sebelumnya, Rabu lalu, delapan tewas tertimbun di Sigura-Gura, Toba Samosir, Sumatera Utara.
Di Sitinjau Laut, longsor itu menimbulkan kemacetan hingga 10 kilometer di kedua arah. Panjang material longsor sekitar 30 meter dan tinggi tiga meter.
Akses lalu lintas dari Padang ke Solok yang diteruskan ke Kota Solok, Sawahlunto, Sijunjung, Dharmasraya, serta ke Jalan Raya Lintas Tengah Sumatera yang menghubungkan Sumbar dengan Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung, terputus.
"Tiga bus dan truk terseret longsor itu," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kota Padang Sutan Hendra, Jumat (14/12). Korban meninggal adalah Dian Ekawati (40).
Di Sumatera Utara, pencarian korban longsor di Jalan Sigura-Gura terkendala longsor susulan empat kali. Tim belum menemukan dua korban yang masih tertimbun. Delapan korban tewas telah dimakamkan.
Enam korban di antaranya masih satu keluarga, terdiri dari pasangan suami-istri, tiga anak, dan kakek mereka. Keluarga itu meninggalkan satu anak, Friska Tambunan (30), yang saat longsor sedang berkunjung ke rumah kerabat di Pekanbaru, Riau. Friska terus menangis histeris.
Jalan Sigura-Gura menghubungkan Kabupaten Toba Samosir dengan Asahan. Jalan tak bisa dilalui kendaraan sejak Jumat dini hari. Kendaraan baru bisa melintas Jumat pukul 18.00, setelah empat alat berat dikerahkan membersihkan material longsor yang menimbun jalan sepanjang 100 meter.
"Hingga operasi ditutup, kami belum bisa menemukan korban,” ujar Kepala BPBD Toba Samosir Herbet Pasaribu. Kondisi tanah di lokasi longsor seluas 100 meter x 300 meter masih sangat labil.
Tim pencarian melibatkan 100 personel dari Pos SAR Danau Toba, BPBD Toba Samosir, Kodim 0210/Tapanuli Utara, dan karyawan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Wakil Bupati Toba Samosir Hulman Sitorus mengatakan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir tengah mempertimbangkan untuk merelokasi warga yang tinggal di perbukitan terjal yang rawan longsor. Untuk sementara, delapan keluarga yang terdiri atas 39 jiwa telah diungsikan ke rumah keluarga.
Distribusi barang
Selain menewaskan dan melukai pengguna jalan, longsor di kawasan Sitinjau Laut, Kota Padang, mengganggu distribusi hasil pertanian, bahan kebutuhan pokok, dan bahan bakar minyak.
Tiga alat berat diturunkan membersihkan material longsor Jumat dini hari bersama tim gabungan dari BPBD, kepolisian, TNI, Basarnas, Tagana, kelompok siaga bencana, dan tim reaksi cepat PT Semen Padang.
Jumat pagi, sejumlah warga dengan berjalan kaki diijinkan melintasi material longsor, seperti rombongan calon jemaah umroh asal Solok Selatan yang hendak menuju Bandara Internasional Minangkabau.
“Kami terjebak kemacetan sejak Kamis siang. Pagi ini nekat melintas, karena jadwal keberangkatan ibu saya pukul 10.00 WIB,” kata Ajisman, yang menemani ibunya ke bandara.
Hendrayanto (32), yang membawa hasil pertanian seperti cabai, kol, dan bawang dari Kota Sungai Penuh, Kerinci, menuju Padang, merugi hingga Rp 5 juta. Hampir separuh barang yang dia bawa membusuk.
“Saya sudah terjebak di sini sejak Kamis jam 10.00. Tidak bisa bergerak karena ada tumpahan minyak sawit, lalu longsor. Terpaksa barang rusak dibuang. Sisanya semoga laku,” kata dia.
Gusrianton (33), yang membawa BBM jenis Pertalite dari Depot PT Pertamina di Bungus Teluk Kabung Padang menuju Lubuk Sikaping, Pasaman, juga harus menambah biaya operasional sekitar Rp 200.000. Pengiriman Pertalite terlambat.
“Saya di sini sejak Kamis pukul 21.00. Seharusnya tidak lewat sini, tetapi karena jembatan penghubung Padang-Bukittinggi di Padang Pariaman terputus, tidak ada pilihan. Info terakhir, stok Pertalite di Lubuk Sikaping masih ada, tapi sudah mau habis,” kata Gusrianton.
Terkait pembangunan jembatan darurat di Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, yang putus Senin lalu, masih berlangsung. Kemarin, Koordinator Lapangan dari Balai Pelaksana Jalan III Padang Andi Rusli mengatakan, pihaknya masih memasang lantai panel jembatan.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, Sabtu ini jembatan sudah bisa digunakan. Sebelum jembatan darurat selesai, arus lalu lintas Padang-Bukittinggi dialihkan ke sejumlah jalur alternatif.
Kepala Bagian Pembinaan dan Operasional Direktorat Lalu Lintas Polda Sumbar Ajun Komisaris Besar Ari Yus Triono mengatakan, jalur alternatif Malalak masih kondusif dan bisa dilewati. “Semoga di jalur ini tidak ada kejadian serupa,” kata dia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Internasional Minangkabau melaporkan potensi hujan dengan intensitas tinggi diprediksikan masih melanda Sumbar hingga akhir Desember. Oleh karena itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Rumainur mengingatkan warga agar tetap waspada.
“Kalau jalur Padang-Solok, banyak sekali titik rawan. Kami tidak bosan-bosannya mengimbau masyarakat agar ketika curah hujan tinggi, tidak lewat sini (Sitinjau) dulu. Kalau terpaksa harus lewat, agar berhati-hati dan melihat tebing yang kemungkinan akan longsor. Jika terjadi penumpukan kendaraan, sebaiknya menunda perjalanan,” kata Rumainur.
Rumainur menambahkan, dalam lima hari terakhir, tercatat sudah lebih dari sepuluh kali kejadian longsor di Sumbar. Dua di Sitinjau Laut Padang, dua di Kota Pariaman, dua di Kabupaten Limapuluh Kota, satu di Kabupaten Sijunjung, satu di Kota Sawahlunto, dan satu di Kabupaten Pesisir Selatan serta beberapa longsor kecil di Kabupaten Agam.
Dinamika cuaca
Di Jakarta, BMKG memperkirakan hujan intensitas tinggi hingga sangat tinggi masih akan terjadi di sejumlah wilayah dalam sepuluh hari ke depan. Risiko banjir dan longsor meningkat, terutama di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
"Sebanyak 62 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal. Beberapa wilayah bahkan telah diguyur hujan sangat lebat, yaitu Sumatera Barat, Riau bagian tengah, Cilacap dan Semarang. Daerah Tasikmalaya, Jawa Barat, tercatat memiliki rekor tertinggi curah hujan selama November.
Dinamika cuaca ini dipengaruhi siklon tropis Owen yang aktif di Teluk Carpentaria, Australia.
Prospek hujan hingga sepuluh hari ke depan menunjukkan, beberapa daerah akan menerima akumulasi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi. Menurut Herizal, selama ini penguatan musim hujan identik peningkatan kejadian bencana hidrometeorologi. Oleh karena itu, daerah-daerah yang diprediksi berpotensi curah hujan tinggi harus mewaspadai potensi banjir.
"Peta potensi banjir sepuluh harian yang lebih rincikini sudah disiapkan BMKG bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Dirjen Sumber Daya Air (DJSDA-PU)," kata dia.
Kepala Subbidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto mengatakan, berdasarkan pemetaan yang dilakukan, untuk banjir dan longsor akibat curah hujan tinggi dan kapasitas lingkungan dalam sepuluh hari ke depan, terutamaberpotensi terjadi di pesisir barat Sumatera dari Sumatera Utara hingga Lampung, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Banten, dan Jawa Barat. Kerentanan di wilayah ini terutama karena adanya pola pusaran di barat Pulau Sumatera.
Dinamika cuaca ini dipengaruhi siklon tropis Owen yang aktif di Teluk Carpentaria, Australia, sekitar 800 km selatan barat daya Merauke. Siklon ini bergerak ke timur laut menjauhi Indonesia dengan kecepatan 11 km per jam dengan kekuatan pusaran 140 km per jam.
Di Kalimantan Tengah, sejumlah sungai meluap dan menyebabkan banjir pascahujan lebat. Di Kabupaten Kotawaringin Barat, empat desa terendam banjir dengan ketinggian maksimal 80 sentimeter, sedangkan di Kabupaten Kotawaringin Timur banjir merendam tiga desa.
Banjir di Kotawatingin Barat terjadi sejak sepekan lalu di Kecamatan Arut Utara. Namun, kali ini banjir meluas hingga ke Kecamatan Arut Selatan.
Sekretaris Daerah Kalteng Fahrizal Fitri menjeaskan, pihaknya berupaya untuk menanggulangi dan mengantisipasi banjir. Dirinya sudah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan untuk semua pimpinan di 14 kabupaten/kota untuk menganilisa dan menghadapi bencana di musim hujan.
“Kami minta semua instansi terkait di daerah terus melakukan koordinasi dengan BMKG dan saling koordinasi juga dengan pemerintah provinsi untuk memantau perkembangan dan informasi soal bencana,” ungkap Fahrizal. (E02)