Mau Mendaki Ijen, Unduh Dulu Aplikasi "Ijen Blue Fire"
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur mengujicoba penerapan sistem tiket daring untuk pendakian di Gunung Ijen, melalui aplikasi Ijen Blue Fire yang bisa diunduh di Play Store. Dengan begitu, ada batasan kuota untuk pendakian setiap harinya.
Langkah itu bagian dari upaya menjaga kelestarian alam dan wisata yang berkelanjutan di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Ijen. “Kami baru akan sepenuhnya menggunakan sistem tersebut pada April 2019. Kami punya waktu empat bulan untuk mengevaluasi, menyempurnakan, dan mensosialisasikan sistem tersebut,” ujar Kepala BKSDA Jatim Wilayah V Banyuwangi, Sumpena, di Banyuwangi, Jumat (14/12/2018).
Sistem tiket daring diujicobakan satu minggu terakhir. Namun, ketika dicoba mengunduh, sistem dalam aplikasi itu masih belum merespons secara sempurna. Muncul pemberitahuan bahwa aplikasi tersebut belum dirilis secara resmi.
“Saat ini kami memang masih melakukan penyesuaian sistem. Pembayaran tiket juga masih dilakukan secara manual. Target kami April semua sudah berjalan, termasuk pembayaran melalui sistem daring,” ujar Sumpena.
Soal kuota, hingga saat ini BBKSDA Jawa Timur belum menentukan berapa kuota pendaki di Gunung Ijen per harinya. Mereka sedang melakukan pembahasan dan kajian terkait daya dukung kawasan.
Sumpena menambahkan, di April 2019 BBKSDA juga akan menerapkan pembatasan pendakian. Pembatasan ini berupa penutupan pendakian selama satu hari di hari tertentu.
“Setiap Jumat pertama dalam bulan, pendakian akan ditutup untuk wisatawan. Hal itu kami lakukan untuk memberikan waktu istirahat atau pemulihan bagi kawasan. Waktu tersebut digunakan untuk pemeliharaan kawasan,” ujar Sumpena.
Semua program tersebut baru akan diterapkan pada April 2019. Sumpena mengatakan, saat ini pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada agen travel. Sumpena khwatir bila kebijakan tersebut langsung diterapkan justru akan merugikan agen-agen travel yang sudah menerima kontrak dari para wisatawan.
Rahmat Syarullah salah satu penyedia jasa perjalanan wisata di Banyuwangi mengaku dirinya belum mengetahui rencana penerapan sistem tiket daring. Ia berharap ada sosialisasi khusus kepada para pelaku industri wisata terkait penerapan sistem tersebut.
“Jangan diterapkan dulu sebelum pelaku industri wisata dapat pelatihan tentang cara dan proses pemesanan tiket. Jangan sampai kami membawa tamu ke Gunung Ijen tetapi sampai di atas tamu kami tidak bisa mendaki dan harus pulang dengan tangan kosong. Kalau itu yang terjadi, saya khawatir akan berampak buruk pada nama besar wisata Gunung Ijen,” ungkapnya.
Kendati demikian, Rahmat mendukung adanya upaya pembatasan jumlah pendaki dengan menerapkan kuota pendaki per hari. Menurutnya hal itu justru membuat wisatawan bisa menikmati keindahan alam tanpa harus berjubel dengan wisatawan lainnya.
Data BBKSDA Jawa Timur mencatat, rata-rata jumlah pendaki Gunung Ijen per hari mencapai 700 orang. Di akhir pekan dan musim liburan, jumlah pendaki bisa mencapai 1.000 orang per hari.
Berdampak positif
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Dwi Marhaen mengatakan, penerapan sistem tiket daring berdampak positif maupun negatif bagi pariwisata Banyuwangi.
“Bila tidak tersosialisasi dengan baik, jelas akan berdampak negatif. Selama ini Gunung Ijen jadi primadona wisata di Banyuwangi. Pembatasan pendakian mungkin akan berdampak pada penurunan jumlah wisatawan di Banyuwangi. Tapi kami yakin jumlahnya tidak terlalu signifikan,” ujar Marhaen.
Wisatawan dan agen perjalanan tidak terlalu panik dengan penerapan sistem tiket daring.
Marhaen mengatakan, di sisi lain penerapan sistem tiket daring justru dapat membuat lama tinggal wisatawan di Banyuwangi bertambah panjang. Wisatawan yang tidak mendapat kuota mendaki dimungkinkan akan mencoba mendaki keesokan hari.
Ia mengimbau agar wisatawan dan agen perjalanan tidak terlalu panik dengan penerapan sistem tiket daring. Pasalnya, masih banyak destinasi wisata lain yang bisa dikunjungi selama berwisata di Banyuwangi.