SEMARANG, KOMPAS — Peserta Semarang 10K 2018 mulai ramai mendatangi Kelenteng Sam Poo Kong, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (15/12/2018), untuk mengambil race pack. Pada hari kedua atau terakhir masa pengambilan race pack tersebut, banyak pelari dan keluarganya mengambil race pack sambil berwisata.
Begitu masuk gerbang Sam Poo Kong, peserta diarahkan naik ke panggung pertunjukan. Kemudian, mereka diarahkan mengikuti jalur antrean tempat pengambilan race pack. Setelah mendapatkan nomor dada lari (BIB), peserta dapat berfoto dengan layar yang menampilkan nama dan nomor BIB Semarang 10K.
Kesempatan mengambil race pack juga dimanfaatkan untuk berwisata. Apalagi, Kelenteng Sam Poo Kong merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Semarang. Tempat yang juga disebut ”Gedung Batu” ini dibangun sebagai penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho, panglima armada laut asal China yang dua kali singgah di perairan Semarang pada tahun 1406 dan 1416.
Ditunggu
Lomba lari yang digelar pada 16 Desember 2018 itu sangat ditunggu wisatawan. Terlebih pada acara lomba lari di destinasi wisata bersejarah itu, peserta tidak hanya disuguhi keindahan kota tua, tetapi juga bisa menyaksikan seni budaya lokal, seperti tari Kuntulan, seni reog Jaran Blarag, menikmati gambang Semarang, dan mencicipi berbagai kuliner khas tempo dulu.
Peserta asal Surabaya, Jawa Timur, Hamidi Sutopo (52), mengatakan baru mengambil race pack hari ini karena Jumat masih bekerja. Bersama 30 peserta lainnya yang tergabung dalam Kendos Runners, dia mengikuti Semarang 10K untuk berolahraga sekaligus wisata.
Bahkan, begitu tiba di Semarang, Sabtu pagi, Hamidi dan teman-temannya langsung memburu kuliner mi kopyok. ”Sengaja kami jalan-jalan dulu baru mengambil race pack. Setelah ini akan jalan-jalan lagi. Harus memanfaatkan waktu yang ada, tetapi tetap jaga stamina untuk perlombaan besok,” ujar Hamidi.
Sementara itu, peserta asal Semarang, Juan Setiawan (24), tak sabar mengikuti lomba karena selama ini belum ada perlombaan lari di Semarang yang digarap serius atau bersifat kompetisi. Selama ini lebih banyak fun run. Dia pun berharap Semarang 10K dapat berlangsung meriah dan menjadi lomba yang berkesan.
Pengarah lomba Semarang 10K, Andreas Kansil, mengatakan, Semarang 10K menyuguhkan rute lurus yang memungkinkan para peserta mencatatkan personal best. ”Namun, di sisi lain, ada lanskap, seperti bangunan dengan arsitektur menarik. Kalau ingin menikmati, mungkin tak akan mengejar PB,” katanya.
Manajer Event Harian Kompas Budi Sarwiadi mengatakan, selama lomba, jalur sepanjang rute Semarang 10K akan steril. ”Akan ada 350 marshal, 260 anggota polisi, dan 160 anggota dinas perhubungan yang mengamankan rute,” kata Budi.
Selain itu, perlombaan juga akan dimeriahkan sajian kesenian, tarian, dan barisan penyorak (cheering), yang terdapat di 11 titik di sepanjang rute. Di antaranya di depan Masjid Baiturrahman Simpang Lima dan Gedung Papak. Pompaan semangat dari para penyaji kesenian diharapkan membuat Semarang 10K bakal berkesan.
Ajang lomba lari Semarang 10K juga diharapkan menjadi magnet baru kunjungan wisata ke ibu kota Jawa Tengah itu. Dari 2.000 pelari pada acara yang dihelat 16 Desember 2018 itu, 63 persen dari luar kota yang diproyeksikan menjadi salah satu agenda wisata tahunan.
Peserta Semarang 10K—kerja sama Pemkot Semarang dan harian Kompas—datang dari 85 kota. Turut serta 14 pelari dari lima negara, yakni Kenya, Malaysia, Portugis, Perancis, dan AS. Sejumlah pelari dari sekitar 100 komunitas juga ikut. Bahkan, sejumlah peserta datang dari komunitas lari di Singkawang (Kalimantan Barat) dan Gowa (Sulawesi Selatan).
Sebelumnya, Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo mengatakan, setelah sukses menggelar Borobudur Marathon, Kompas berkomitmen mengangkat Semarang 10K menjadi ajang lomba lari dengan posisi tinggi di kalangan pelari.
Adapun Semarang 10K start dan finis di Balai Kota Semarang. Rute yang dilalui adalah Jalan Pemuda, Gedung Lawang Sewu, Jalan Pandanaran, Simpang Lima, Jalan Ahmad Yani, Jalan MT Haryono, Bundaran Bubakan, Jalan Pengapon, Kawasan Kota Lama, Jembatan Mberok, dan kembali ke Jalan Pemuda.