SEMARANG, KOMPAS — Sambutan dan dukungan warga, termasuk sejumlah siswa sekolah dasar, pada ajang Semarang 10K yang digelar Minggu (16/12/2018) memompa semangat para peserta. Penampilan dari sejumlah kelompok kesenian juga menambah semarak lomba yang digelar Pemerintah Kota Semarang dan harian Kompas tersebut.
Setelah start di Balai Kota Semarang tepat pukul 06.00, para pelari disuguhi sejumlah pertunjukan kesenian, seperti reog ponorogo, barongsai, dan angklung funk. Beberapa titik yang menampilkan kesenian itu antara lain di Jalan Ahmad Yani, Jalan MT Haryono, Jalan Ronggowarsito, dan Jalan Letjen Suprapto, Kota Lama.
Sementara sorakan dukungan warga kepada para pelari antara lain terlihat di sepanjang Jalan MT Haryono. Di sisi jalan, warga tampak antusias menyemangati para pelari. Begitu juga puluhan siswa SD yang mengajak tos kepada para pelari di sekitar Jembatan Berok atau Titik 0 KM Semarang.
Pemenang pertama pada kategori terbuka pria, James Gikunga Karanja asal Kenya, mengatakan, dukungan warga membuat dirinya terkesan. ”Sambutan masyarakat luar biasa. Mungkin, nanti saya akan cerita kepada teman-teman saya dan mengajak mereka untuk mengikuti acara ini tahun depan,” ujarnya.
Sementara itu, Ester Dewi, peserta asal Surabaya, Jawa Timur, mengatakan, antusiasme warga tersebut membuat dirinya tambah bersemangat untuk menuntaskan lomba dalam kondisi baik. Kendati tak mematok target catatan waktu, finis dengan kondisi prima dan senang sudah ia rencanakan sejak jauh-jauh hari.
Ester juga terkesan dengan keindahan sejumlah bangunan bersejarah Semarang, seperti di kawasan Kota Lama. ”Selain itu, Semarang dikenal akan akulturasi budayanya. Mungkin, hal seperti itu bisa diperkuat pada edisi berikutnya sehingga menjadi bakal lebih memberi kesan bagi para peserta,” ujarnya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menuturkan, Semarang 10K akan dievaluasi untuk membahas segala kekurangan. Dengan demikian, pada 2019 pelaksanaan dapat lebih baik untuk meningkatkan kepuasan para pelari yang sekaligus menikmati keindahan Semarang.
Hendrar menambahkan, kegiatan sport tourism, seperti Semarang 10K, dapat memunculkan efek berantai bagi perekonomian. ”Pariwisata Semarang juga semakin dikenal dunia,” katanya.
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengapresiasi jajaran petugas, termasuk polisi dan dinas perhubungan, juga warga yang ikut mengamankan lomba serta membuat jalur tetap steril. ”Jalur di Semarang 10K benar-benar clean and clear. Warga Semarang luar biasa,” ujar Budiman.
Komisaris PT Pesona Indah Gets (Gets Hotel) Lim Chie An menuturkan, koordinasi yang baik dari semua pihak membuat pelaksanaan Semarang 10K tanpa kendala berarti.
”Semarang 10K bukan hanya event lari, melainkan juga mengajak peserta mengenal lokasi yang menarik di Semarang. Dengan persiapan yang singkat, Semarang 10K dapat berjalan dengan lancar,” katanya.
Adapun lomba lari Semarang 10K diharapkan menjadi magnet baru kunjungan wisata ke ibu kota Jateng itu. Dari 2.000 pelari yang ambil bagian, 63 persen berasal dari luar kota. Semarang 10K juga diproyeksikan jadi salah satu agenda wisata tahunan. Bahkan, ada kemungkinan penambahan kelas pada 2019.