SEMARANG, KOMPAS Ajang lomba lari Semarang 10K, Minggu (16/12/2018), diyakini bakal mendongkrak perputaran uang di Kota Semarang hingga 30 persen. Para pelari, yang kebanyakan warga luar kota, memanfaatkan waktu untuk wisata dan belanja.
Pelaku usaha di pusat oleh- oleh Jalan Pandanaran menyatakan, dua hari terakhir omzet mereka naik 20-30 persen. ”Pada hari biasa, saya menjual sekitar 400 lumpia. Dengan adanya ajang lari ini, saya bisa menjual 500-600 lumpia per hari,” ujar Suyani, pedagang lumpia, Sabtu.
Hartini, pengelola UD Mina Makmur di Kelurahan Tambakrejo, mengatakan biasanya mengolah sekitar 400 kilogram ikan bandeng per hari menjadi bandeng presto untuk memenuhi permintaan sejumlah toko oleh-oleh di Kota Semarang. Namun, akhir pekan ini, dia mendapat tambahan pesanan hingga 30 persen.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Jawa Tengah Benk Mintosih mengatakan, ajang lari seperti Semarang 10K memiliki dampak ikutan (multiplier effect) yang besar. ”Kegiatan yang mendatangkan massa, seperti olahraga, seminar, atau pameran dagang, selalu mendongkrak bisnis hingga 30 persen. Mulai dari hotel, kuliner, dan penjualan oleh-oleh. Kami berharap Semarang 10K dapat jadi agenda tahunan,” ujarnya.
Sekitar 2.000 peserta akan mengikuti Semarang 10K. Sebanyak 63 persen peserta
berasal dari luar kota. Umumnya mereka datang bersama keluarga.
Benk mencontohkan, hotel yang dikelolanya melayani sekitar 25 pelari dan keluarga mereka dari luar kota. Dia berpendapat, akses ke Semarang kini dipermudah sejumlah infrastruktur pendukung, mulai dari bandara internasional, kereta api, pelabuhan laut, hingga ruas Tol Trans-Jawa.
General Manager Aston Inn Pandanaran Yuni Manicha menuturkan, hingga akhir tahun, tingkat hunian di hotel itu mencapai 95 persen. Dia yakin acara berkelas nasional dan internasional, termasuk Semarang 10K, bakal menaikkan citra Kota Semarang dari kota bisnis menjadi destinasi wisata.
Wisata dan belanja
Para peserta Semarang 10K mengatakan datang sejak hari Jumat untuk mengeksplorasi Kota Semarang. Peserta asal Tangerang, Banten, Yulius Rianto (43), menyiapkan sekitar Rp 2 juta untuk keperluan transportasi pergi-pulang, hotel, dan oleh-oleh. Selain mengikuti Semarang 10K, dia juga akan memanfaatkan waktu menjelajahi Kota Semarang, termasuk destinasi wisata dan kuliner. ”Saya terus mencari rekomendasi kuliner di Semarang. Yang jelas, Sabtu malam mau ke Semawis,” ujarnya.
Achmad Solikhudin (26) asal Mojokerto, Jawa Timur, mengatakan ikut Semarang 10K karena belum pernah pergi ke Semarang. Menggunakan kereta api, dia menyiapkan dana Rp 1,5 juta untuk segala keperluan. Achmad menyatakan terkesan dengan bus Trans Semarang yang dia naiki dari stasiun.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meyakini, Semarang 10K akan menjadi kegiatan wisata-olahraga yang menarik turis dari banyak daerah. Selain melintasi jalan yang di beberapa titiknya terdapat bangunan cagar budaya, lomba itu juga akan menyuguhkan atraksi seni budaya sebagai etalase kreativitas warga. (DIT/WHO/GRE)