MANADO, KOMPAS — Gunung Soputan di Sulawesi Utara kembali erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik, Minggu (16/12/2018). Akibatnya, sejumlah desa di kaki gunung setinggi 1.809 meter di atas permukaan laut itu pun terpapar hujan abu. Pemerintah daerah bergerak membagikan masker kepada warga.
Gunung di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara dan Minahasa Selatan itu meletus pada Minggu sekitar pukul 01.00 Wita. Semburan abu tebal bertebaran di sejumlah desa, antara lain Desa Menara dan Desa Maliku Kecamatan Amurang Timur, Minahasa Selatan.
Semburan abu diikuti asap putih bahkan juga dapat disaksikan dari Desa Wolaang, Kecamatan Langowan Timur, Kabupaten Minahasa, yang berjarak 20 kilometer dari Soputan. Wilayah Langowan juga tak luput dari hujan abu vulkanik.
Aktivitas Soputan terakhir terjadi pada awal Oktober lalu, yang juga membuat sejumlah desa di Minahasa Selatan tertutup abu. Namun, erupsi mereda tiga hari kemudian diikuti turunnya hujan. Sebelumnya, erupsi Soputan cukup besar terjadi pada 8 Februari 2016.
Petugas Pengamat Gunung Api Soputan, Asep Syaifullah, mengatakan, erupsi Soputan telah terpantau sejak Sabtu (15/12/2018) pagi yang diikuti peningkatan aktivitas kegempaan pada sore. Meski demikian, Asep mengatakan, status Soputan masih pada level II Waspada.
Erupsi Soputan kali ini didahului bunyi gemuruh yang membangunkan sejumlah warga. Mereka pun bergegas keluar dari rumah. ”Letusan Soputan kali ini agak keras, seperti bunyi bom. Suara letusan pada pagi hari terdengar jelas,” kata Mero Kindangen, warga Silian, Minahasa Tenggara.
Mero menuturkan, sejumlah warga tampak berkemas membawa barang bawaan untuk menuju tempat yang lebih aman. Daniel Tumiwang, warga Langowan, mengatakan, menyaksikan asap membubung tinggi ke langit dengan arah angin ke timur.
Camat Langowan Lendy Aruperes meminta warga tetap tenang dan waspada sambil menunggu instruksi dari pemerintah. Lendy pun mengatakan, pihaknya telah membagikan ribuan masker kepada warga yang terdampak abu vulkanik pada Minggu siang.
Menurut Asep, amplitudo letusan Soputan tercatat hingga 40 milimeter. Sementara itu, ketinggian semburan abu dan asap putih dari puncak mencapai 4.000 meter.
Kolom abu dengan tekanan kuat dan intensitas tebal bertiup ke arah barat dan barat laut wilayah Minahasa. Letusan Soputan itu tidak mengganggu penerbangan karena posisi Bandara Sam Ratulangi, Manado, berada di sebelah tenggara gunung.
Asep menambahkan, pihaknya telah memberi rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara dan Minahasa Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk menghindari zona pada radius 6 kilometer dari puncak gunung.
Aktivitas gunung api strato ini dicirikan dengan pertumbuhan kubah lava yang terus bertambah sejak tahun 1991. Pertumbuhan kubah lava itu kerap meluber dari bibir kawah sehingga menyebabkan seringnya terjadi guguran lava dengan jarak luncur 6 kilometer dari puncak ke arah barat daya. Pertumbuhan kubah lava ini juga kerap diikuti terjadinya letusan.