DAMASKUS, SABTU -- Dekorasi Natal akan dipasang untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, di Damaskus. Kota itu adalah garis depan dalam perang Suriah hingga pasukan pemerintah menyapu bersih kantong pemberontak terakhir di ibu kota itu awal tahun ini. "Persiapan Natal tahun ini lebih dari sangat baik. Tidak ada mortir lagi," kata Hanna al-Saad, seorang pemilik toko di distrik Qasaa yang sering terlindungi dari daerah yang berdekatan seperti Jobar.
Alun-Alun Abbasiyeen, di mana mortir secara teratur dijatuhkan sebelumnya, dan bagian-bagian kota yang berdekatan sedang dihiasi dengan aneka lampu penerangan dan pohon Natal. Pada saat yang sama para musisi dengan pasukan sipil setempat sedang mempersiapkan pawai Natal yang sebelumnya tidak terlihat selama bertahun-tahun. Sebuah pemandangan yang baru sekaligus menyemangati warga setempat.
"Kami sangat bahagia. Anak-anak sekarang dapat datang lagi ke gereja tanpa mengkhawatirkan keselamatan mereka, dan orang tua mereka merasa lebih tenang," kata Aline Droubi, seorang musisi dengan pasukan sipil yang berlatih di sebuah gereja di Abbasiyeen.
Sebelumnya, di wilayah timur Damaskus menanggung beban penembakan pemberontak sampai pasukan pemerintah memulihkan kembali wilayah Ghouta dalam serangan yang didukung Rusia. Lembaga pengawas hak asasi manusia Suriah SOM menyatakan sebanyak 1.600 warga sipil. Selama perang Suriah, penembakan pemberontak menewaskan sekitar 2.000 orang di Damaskus, demikian catatan sebuah kelompok Facebook yang mencatat serangan itu.
Menyusul pemulihan Ghouta timur pada bulan April lalu, pasukan pemerintah bergerak untuk mengambil kembali daerah Yarmouk di selatan ibu kota. Pelan namun pasti aksi itu membawa seluruh Damaskus kembali di bawah kendali negara.
"Tahun lalu kami tidak berani berjalan di jalan-jalan banyak," kata Abir Ismail, warga lingkungan al-Qasaa, berdekatan dengan kota Jobar yang dikendalikan oleh faksi bersenjata. "Kami tidak memiliki listrik dan tidak ada lampu atau dekorasi," tambahnya. Ia mengungkapkan kegembiraan yang cukup berarti saat melihat jalan-jalan dan rumah-rumah yang dihiasi di akhir tahun ini.
Pemandangan serupa tahun lalu sudah terlihat di kota Homs. Pohon Natal berwarna hijau metalik menjulang di atas jantung kota Homs yang dibom habis di Suriah. Akhir tahun lalu menjelang perayaan Natal, warga kota itu berupaya menikmati liburan yang tidak pernah mereka rasakan selama bertahun-tahun.
Mereka tengah sibuk menempatkan sentuhan dekoratif akhir pada pohon natal di Hamidiyeh, lingkungan di Kota Tua yang dihancurkan dari Homs, di mana pertempuran jalanan ganas mengadu pasukan rezim melawan pemberontak di antara tahun 2011 dan 2014. Relawan-relawan elawan aneka platform logam di tempatnya menjelang konser paduan suara dan pertunjukan anak-anak. Pada momen itulah pohon Natal buatan futuristik dinyalakan. (REUTERS/AFP)