Pemain e-sport merupakan profesi yang menggiurkan banyak kaum muda. Di luar negeri, pendapatan pemain profesional dapat mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Salah satunya diperoleh dari hadiah uang tunai saat memenangi turnamen gim, kontrak dengan perusahaan pengembang gim, atau melalui platform Youtube pribadi.
Meski demikian, hasil itu tak datang dengan mudah. Ada banyak pengorbanan waktu serta tekanan yang harus dilalui para pemain e-sport. Mereka perlu melakukan latihan gim yang waktunya bisa mencapai 12 jam per hari. Persaingan antarpemain juga cukup ketat.
Sejumlah gim seperti League of Legends memberikan peringkat kepada pemainnya. Peringkat itu menjadi salah satu variabel utama yang menentukan kemampuan dan reputasi seorang pemain.
Bayu Putra Santosa, kapten tim Headhunters, menyampaikan, untuk gim League of Legends, pihaknya memilih pemain yang memperoleh peringkat ”Challenger” atau yang paling tinggi. Headhunters adalah tim yang akan mewakili Indonesia dalam babak Grand Final Legion of Champions Series III di Bangkok, Thailand, pada Januari 2019.
Peringkat itu mengumpulkan 200 pemain League of Legends terbaik sedunia. ”Selain itu, kita juga melihat apakah pemain itu pernah ikut kompetisi sebelumnya atau tidak. Kita juga melihat seberapa besar niat atau dedikasinya dalam bergabung dengan tim kami,” kata Bayu dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (17/12/2018).
Pria kelahiran 1994 itu mengatakan, untuk mempersiapkan timnya bertanding, dirinya beserta rekannya harus berlatih bersama rata-rata 12 jam per hari. Diusahakan agar mereka beristirahat selama 5-10 menit setelah bermain 3 gim, yang berlangsung sekitar 90 menit.
”Latihan main gim lebih intens dibanding bermain saat pertandingan dan sangat melelahkan secara mental. Kalau kami mainnya tidak banyak, kami tidak akan punya backbone yang support saat bertanding. Meskipun gugup, tubuh kita pasti ingat apa yang harus dilakukan di saat-saat yang krusial,” ujar Bayu.
Bagi Bayu, pemain e-sport merupakan profesi yang tampak cerah ke depan. Di Indonesia, pendapatan mereka bisa mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah per bulan. Sementara di luar negeri nilainya mencapai ratusan juta rupiah per bulan. ”Sudah lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari,” ucapnya.
Consumer Marketing Lead Lenovo Indonesia Diantika menuturkan, pemain gim merupakan profesi yang semakin diminati kaum milenial. Tren itu dipandang sebagai peluang bagi Lenovo untuk turut mengembangkan industri gim.
”Lenovo juga fokus dalam industri gim. Salah satunya dengan menggelar turnamen gim,” ujar Diantika.
Saat ini, jumlah pemain gim di Indonesia mencapai 44 juta orang dan diperkirakan mencakup 10-20 persen dari total pemain gim sedunia.
Turnamen League of Champions merupakan salah satu ajang pertandingan gim yang digelar Lenovo setiap tahun sejak 2015. Di babak final di Bangkok pada 25-27 Januari 2019, turnamen itu mengumpulkan tim dari 11 negara Asia, termasuk Indonesia, yang diwakili tim Headhunters. Para peserta akan memperebutkan total hadiah sebesar 35.000 dollar AS atau Rp 472 juta.