Merapi Kembali Keluarkan Guguran Lava, Warga Diminta Tetap Tenang
Oleh
Haris Firdaus
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali mengeluarkan guguran lava pada Minggu (16/12/2018) pukul 19.08. Masyarakat diminta tetap tenang karena guguran lava itu belum membahayakan warga yang tinggal di lereng Merapi dan sekitarnya.
Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), guguran lava itu mengarah ke arah bukaan kawah Merapi, yakni menuju ke wilayah hulu Sungai Gendol di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
”Selamat malam #wargaMerapi, pada tanggal 16 Des 2018 jam 19:08 WIB teramati guguran lava yang mengarah ke bukaan kawah yaitu hulu Kali Gendol”, tulis BPPTKG di akun resmi Twitter-nya, Minggu malam.
Data BPPTKG menunjukkan, jarak luncuran guguran lava itu hanya sekitar 300 meter. Ini berarti luncuran guguran lava tersebut tidak mencapai permukiman warga di lereng Merapi. Oleh karena itu, guguran lava itu dinilai belum membahayakan. Apalagi, menurut BPPTKG, intensitas guguran lava itu masih rendah.
”Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Masyarakat di Kawasan Rawan Bencana III diimbau untuk terus mengikuti informasi pertumbuhan kubah dan guguran lava”, tulis BPPTKG di Twitter.
Selain itu, BPPTKG menegaskan bahwa masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 3 kilometer (km) dari puncak Merapi. Sampai saat ini, status Merapi juga masih Waspada (Level II).
Pada 23 November 2018, Merapi juga mengalami empat kali guguran lava. Semua material guguran lava Merapi itu juga mengarah Sungai Gendol. Dari empat kali peristiwa guguran itu, jarak luncur terjauh material lava Merapi adalah 300 meter sehingga masih di dalam zona bahaya yang ditetapkan BPPTKG sejauh 3 km dari puncak Merapi.
Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, material guguran itu berasal dari kubah lava di puncak Merapi yang muncul sejak 11 Agustus 2018. Sampai 13 Desember 2018, volume kubah lava itu mencapai 359.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.200 meter kubik per hari
Kasbani menambahkan, saat ini, material kubah lava baru itu telah menutupi permukaan kubah lava lama sisa erupsi tahun 2010. Oleh karena itu, material yang ada di bagian pinggir kubah lava, terutama yang berada di dekat bukaan kawah Merapi, berada dalam posisi tidak stabil. Kondisi itulah yang menyebabkan material kubah lava rentan mengalami longsoran atau guguran.
“Guguran lava itu masih mungkin terjadi ke depan kalau ada penambahan volume kubah lava,” tutur Kasbani.