Presiden Minta Babinsa Antisipasi Konflik Antarwarga Desa
Oleh
ANITA YOSSIHARA / WAWAN PRABOWO
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS - Presiden Joko Widodo mengapresiasi kerja para prajurit Bintara Pembina Desa atau Babinsa dengan menaikkan tunjangan pada akhir tahun ini. Khusus jelang penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019, Babinsa diminta mengantisipasi konflik antarwarga desa akibat beda pandangan politik.
Permintaan itu disampaikan Presiden saat pengarahan kepada 3.316 Babinsa di wilayah Kodam II/Sriwijaya, Kodam Iskandar Muda/ dan Kodam I/ Bukit Barisan di Balairung Pinang Masak Universitas Jambi, Kota Jambi, Minggu (16/12/2018). “Salah satu tugas Babinsa di sini adalah jangan sampai konflik sekecil apapun terjadi di desa-desa,” kata Presiden Jokowi.
Gesekan antarwarga biasa terjadi memasuki tahun elektoral, baik pemilihan bupati/walikota, gubernur, hingga pemilihan presiden. Perbedaan pandangan kian meruncing seiring maraknya kabar bohong dan fitnah.
Masyarakat harus kita matangkan dalam berpolitik. Memilih siapapun terserah, asal tidak sampai mengganggu persatuan, kerukunan, persaudaraan.
Para Babinsa yang berhadapan langsung dengan masyarakat diperintahkan segera memadamkan konflik sekecil apapun. Salah satu caranya dengan memberi pemahaman Indonesia negara besar yang dianugerahi perbedaan suku, agama, adat, tradisi, dan bahasa daerah.
Penduduk Indonesia mencapai 260 juta di 17.000 pulau yang terbagi dalam 514 kabupaten/ kota dan 34 provinsi.
“Perbedaan-perbedaan itu harus terus kita sadarkan kepada masyarakat. Masyarakat harus kita matangkan dalam berpolitik. Memilih siapapun terserah, asal tidak sampai mengganggu persatuan, kerukunan, persaudaraan,” ujar Jokowi.
Diingatkan lagi, persatuan, kerukunan, dan persaudaraan antarsuku, antaragama, antardaerah adalah aset terbesar bangsa. Karena itu, masyarakat harus diajak terus menjaga dan membangun persatuan dan kesatuan tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, apalagi perbedaan pilihan politik.
Presiden Jokowi juga memaparkan tentang perubahan lanskap politik dan ekonomi global di era Revolusi Industri 4.0. Perubahan terjadi sangat cepat, sampai 3.000 kali lebih cepat dibanding revolusi industri pertama. Keterbukaan informasi melalui internet dan media sosial itu berpotensi besar mempengaruhi pandangan serta perilaku masyarakat.
Lanskap ekonomi dan politik nasional, daerah, bahkan desa pun diperkirakan ikut mengalami perubahan. Para Babinsa juga diminta mengantisipasi dampak perubahan akibat keterbukaan informasi, terutama budaya serta ideologi.
“Semua orang bisa mengakses informasi melalui gawai-gawai. Pasti budaya-budaya impor, ideologi-ideologi impor akan masuk. Inilah yang juga harus kita antisipasi,” tuturnya.
Terkait kenaikan tunjangan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, kenaikan tunjangan kinerja Babinsa bisa dicairkan mulai pekan depan.
Tunjangan itu semestinya bisa dibagikan Juli lalu. Namun, karena prosedur, tunjangan kinerja baru bisa cair pekan ketiga Desember. Tunjangan kinerja diberikan rapel bulan Januari-Desember 2018.