JAKARTA, KOMPAS — Jalan Tol Cibitung-Cilincing yang kini masih tahap konstruksi akan menjadi jalur alternatif kendaraan, terutama truk, menuju kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Menurut rencana, konstruksi tol sepanjang 34,8 kilometer itu rampung pada akhir 2019.
”Kami inginnya tuntas semua konstruksinya dan beroperasi. Namun, kalau tidak, jika diperbolehkan, kami bisa operasikan separuh dulu, dari Cibitung sampai Tambelang,” kata Direktur Utama PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways Thorry Hendarto ketika ditemui di proyek Tol Cibitung-Cilincing, Rabu (19/12/2018), Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Jalan Tol Cibitung-Cilincing dimaksudkan untuk menghubungkan kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, terutama New Priok Container Terminal, dengan beberapa kawasan industri di sebelah timur Jakarta, seperti Bekasi, Cibitung, Cikarang, dan Karawang. Sementara dalam jaringan tol Jabodetabek, Tol Cibitung-Cilincing merupakan bagian Jalan Lingkar Luar II (JORR II) yang tersambung dengan Tol Cimanggis-Cibitung di sisi selatan dan tol akses Tanjung Priok di sisi utara.
Sejak mulai dibangun pada September 2017, realisasi konstruksi proyek Tol Cibitung-Cilincing 34,56 persen dengan lahan yang telah dibebaskan mencapai 75,32 persen. Yang dimaksud Thorry, sebagian ruas yang kemungkinan dapat beroperasi pertengahan tahun 2019 adalah Cibitung-Telaga Asih-Tambelang sepanjang 13,44 km. Adapun setelah Tambelang masih terdapat seksi berikutnya, yakni Tambelang-Tarumajaya sampai Cilincing.
Thorry menargetkan, pada akhir Februari 2019, semua ruas tol telah dibebaskan. Dengan demikian, pihaknya dapat mengejar konstruksi tol sekitar 25,1 km yang didominasi dengan konstruksi bertiang pancang. Hal itu dilakukan untuk mengatasi kondisi tanah lunak di sepanjang jalur tol. Dengan konstruksi tersebut, investasi kemungkinan akan bertambah 15 persen dari nilai investasi awal sebesar Rp 10,8 triliun.
Berkaca dari proses pembebasan lahan yang berjalan cepat dalam setahun terakhir ini, Thorry optimistis Tol Cibitung-Cilincing akan dapat selesai tepat waktu pada triwulan IV-2019. Dengan demikian, selambatnya awal 2020, tol tersebut akan beroperasi secara penuh. ”Dari gelagatnya, mudah-mudahan lancar,” ujar Thorry.
Karena sejak awal dimaksudkan untuk memecah kepadatan kendaraan yang menuju kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, selain lalu lintas akan tinggi, kendaraan truk yang melewatinya diperkirakan akan besar.
Menurut Direktur Teknik PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways Ari Sunaryono, lalu lintas harian rata-rata Tol Jakarta-Cikampek mencapai 500.000 kendaraan per hari. Diperkirakan, ketika waktu awal Tol Cibitung-Cilincing dibuka, lalu lintasnya akan sekitar 50.000 kendaraan per hari. Dari jumlah itu, sekitar 30 persennya adalah truk berat yang menuju pelabuhan.
Salah satu tantangan pembangunan Tol Cibitung-Cilincing, kata Ari, adalah konstruksi proyek tol di simpang susun (IC) Cibitung bertemu dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan proyek Tol Jakarta-Cikampek Layang. Proyek simpang susun Cibitung dari Tol Cibitung-Cilincing berada di antara Tol Jakarta-Cikampek yang sudah ada dengan proyek Tol Jakarta-Cikampek Layang dan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang ada di atasnya.
”Kalau kami tidak mengerjakan dengan cepat dan disusul proyek yang lain, kami tidak bisa kerja di atas. Jadi, kami harus kerjakan dengan cepat di sini,” kata Ari.
Commercial and Business Development Director PT Pengembang Pelabuhan Indonesia Kiki Mohammad Hikmat mengatakan, New Priok Container Terminal yang terus dikembangkan sama dengan memperbesar kapasitas pelabuhan. Jika hal itu tidak didukung akses yang memadai, baik masuk maupun keluar pelabuhan yang mumpuni, barang atau kontainer akan menumpuk di pelabuhan.
”IPC (Indonesia Port Corporation) melihat perlunya akses yang baik untuk menjamin hubungan pelabuhan dengan pergudangan berjalan dengan lancar. Maka, dengan tol ini yang pada 2020 awal beroperasi, kami yakin ini bisa sedikit mengurai kepadatan lalu lintas dari kawasan Tanjung Priok ke kawasan pergudangan, seperti di Cibitung,” ujar Kiki.
Ke depan, menurut Ari, ada wacana untuk menyambungkan Tol Cibitung-Cilincing dengan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). Namun, sampai saat ini hal itu masih belum ditindaklanjuti lebih jauh. Selain itu, IPC atau PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) berencana untuk membangun jalan akses New Priok Eastern yang menyambungkan Tol Cibitung-Cilincing dengan New Priok Kalibaru.
Dari kajian teknis yang telah dilakukan, panjang jalan tersebut adalah 7 km dengan 3,5 km berada di darat dan 3,5 km di atas laut. Meski demikian, sampai saat ini belum ada kajian bisnis terkait jenis jalan akses tersebut, yakni sebagai jalan tol prakarsa atau jalan biasa.