Dinding penahan sisi timur proyek basement untuk sarana ritel dan sarana kesehatan Rumah Sakit Siloam, Surabaya, runtuh pada Selasa (18/12/2018) pukul 21.41 WIB. Peristiwa itu mendahului amblesnya tanah yang memutus Jalan Raya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur.
Tanah di trotoar sisi barat dan timur serta sebagian halaman rumah warga, toko busana, dan kantor bank juga terdampak. Peristiwa itu mengakibatkan lalu lintas dari dan ke Jalan Raya Gubeng dialihkan.
Tim Polri dan tim ahli pun melakukan penyelidikan. Berikut petikan wawancara dengan anggota Tim Ahli Bangunan Gedung Kota Surabaya, Mudji Irmawan Arkani, seusai pertemuan multipihak pada Rabu (19/12/2018).
Apa pemicu dinding penahan tanah itu runtuh?
Dugaan sementara kami, ini terkait dengan musim hujan. Namun, kami heran sebab dinding di sisi barat, utara, dan selatan tidak apa-apa. Saat hujan, dinding sisi timur mungkin menerima banyak air. Apakah itu jadi salah satu pemicu dinding penahan roboh, belum bisa disimpulkan. Yang jelas, akan menjadi salah satu bahan bagi tim kami untuk pengkajian.
Peristiwa ini sebenarnya apa?
Secara normatif, tanggul penahan tidak kuat menerima beban. Namun, beban seperti apa yang mendorong sampai ambruk masih dicari dan diteliti. Memang lokasi di tepi jalan yang ada kendaraan lalu lalang, tetapi semua itu sudah dihitung.
Apakah pemasangan dinding penahan dari beton sudah tepat?
Iya sudah pas dan sudah tepat. Itu tentu dikerjakan pelaksana proyek yang memakai tenaga ahli geoteknik, khususnya tanah, untuk mendapatkan jaminan kemantapan atau stabilitas tanah di lokasi proyek.
Apakah kerusakan ini bisa dikembalikan ke kondisi semula?
Jika memakai teknologi, bisa dijamin masalah ini bisa teratasi dan dikembalikan ke kondisi normal. Namun, pelaksanaan harus bertahap. Harus dibuat tembok baru bersifat sementara di sisi jalan dan terutama dalam rangka memperbaiki jalan karena publik amat memerlukan akses itu.
Jika itu selesai, di sisi lain, Siloam juga harus membuat perkuatan-perkuatan pada lokasi proyek. Ini dua hal berbeda. Dari sisi kami, pemerintah, harus segera memperbaiki jalan dengan membuat tembok-tembok dari baja atau steel sheet pile sementara dan dipasang ganda.
Kawasan yang ambles dan berlubang harus ditimbun selected material atau sirtu atau pasir batu. Timbunan harus berlapis di mana setiap 20 sentimeter dipadatkan sampai memenuhi kepadatan tertentu. Kepadatan harus memenuhi syarat california bearing ratio, minimal 80 persen baru bisa diaspal, diuji coba, dan jika laik boleh dibuka untuk umum.
Prosesnya berapa lama?
Kuncinya ada di pemasangan steel sheet pile yang harus sewa dan entah didatangkan dari mana. Yang kerja siapa, kami juga belum tahu, meski harus mengawal bagaimana turap baja itu panjang, tinggi, double deck. Kalau steel sheet pile dan alat memasukkan ke tanah sudah datang, butuh 4-5 hari.
Anggaran siapa?
Wah tidak tahu.
Pertemuan multipihak di dalam RS Siloam Surabaya tentang apa saja?
Dari Bareskrim Polri, misalnya, tadi tanya apa sebabnya? Kami belum bisa jawab karena masih perlu penyelidikan. Mereka akan keluarkan hasilnya secara formal melalui laporan laboratorium forensik. Kami dari unsur teknisi dan ahli akan suplai informasi agar diolah dan dimanfaatkan Labfor Mabes Polri.
Adakah dari kontraktor?
Ya, tidak ada.
Adakah dalam pertemuan terjadi kesepakatan?
Tidak ada. Kami harus segera menjawab masalah dengan prioritas perbaikan jalan yang lebih baik. Kabel listrik bisa dipotong. Kabel telepon dan internet yang fiber optik tidak bisa dipotong. Saluran tak bisa dipotong, tetapi harus dikasih penutup dan penahan sementara.
Itulah sejumlah langkah yang perlu dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Kalau bisa sepuluh hari ditarget selesai, ya akan kami coba. Yang jelas perbaikan jalan didahulukan.
Apakah tanah di lokasi proyek masih bergerak?
Bukan itu, melainkan masih harus dikontrol apakah tanah-tanah di sekitarnya masih ada pergerakan atau tidak. Yang tinggal di dekat dinding selatan, utara, dan barat khawatir. Nah kami harus jawab. Itu aman, meski bangunan ada yang retak tetapi tidak kolaps atau runtuh.
Bagaimana memastikan ancaman bangunan kolaps tidak terjadi?
Kami amati dan akan ada alat kontrol yang harus dipasang.
Ambles terjadi saat tak hujan, padahal saat ini sudah musim hujan. Bagaimana nanti kalau turun hujan?
Ya harus diantisipasi. Kami harus pasang pompa dan sebagainya. Pergerakan air, ada teknik mengatur dan mencegah dampak buruknya.
Berapa radius aman dari lokasi ambles?
Kami sampaikan, sekitar 20 meter dari titik lokasi aman meski terdampak. Gedung BNI aman meski pagar dan halaman ambles karena fondasi dangkal. Gedung BNI dan toko Elizabeth pakai fondasi tiang pancang. Pagar dan garasi mobil ambles iya, tetapi bangunan aman. Tidak ada yang kami nyatakan kolaps.
Apakah perlu evakuasi warga?
Oh, tidak. Kami nyatakan tidak ada gedung yang kolaps. Tidak perlu pengosongan. Tapi, kalau pagarnya kolaps, iya. Saya tegaskan itu. Kalau penghuni tak nyaman, sebaiknya pergi ke tempat yang membuatnya nyaman.