Seusai Deklarasi Dukungan, Ulama Madura Kalungkan Sorban kepada Jokowi
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
BANGKALAN, KOMPAS — Perwakilan ulama Madura dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep menyampaikan dukungan kepada Joko Widodo dan Ma’ruf Amin di Gedung Rato Ebuh, Bangkalan, Rabu (19/12/2018).
Deklarasi dukungan ulama Madura kepada Jokowi itu dipimpin Ketua Pimpinan Cabang NU Bangkalan KH Abdul Muhaimin Makki. Seusai deklarasi itu, Ketua Majelis Syariah PPP Bangkalan KH Muhammad Faishal Anwar mengalungkan sorban kepada Jokowi.
Saat deklarasi, para ulama menyampaikan bahwa kepemimpinan nasional memegang teguh konsep persatuan dalam konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Persatuan dan kesatuan tersebut telah dirumuskan para pendiri bangsa sebagai fungsi nasionalis-religius, religius-nasional.
”Sudah lahir capres dan cawapres kompeten dari kalangan nasionalis berprestasi dan ulama-ekonom terkemuka. Maka, kami ulama Madura bersama kader Gus Dur menyatakan dukungan sepenuhnya kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Bapak Ir Jokowi dan KH Ma’ruf Amin,” kata KH Abdul Muhaimin Makki.
Hadir pula dalam acara ini, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Umum PPP M Romahurmuziy, juru bicara Tim Kampanye Nasional Abdul Kadir Karding, dan Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid.
Adapun beberapa ulama yang hadir antara lain KH fakhrillah Aschal (Bangkalan), KH Syafiuddin Wahid (Sampang), KH Afifuddin Toha (Pamekasan), KH Ja’far Fauzi (Pamekasan), KH Hamid Mannan (Pamekasan), dan KH Syafraji (Sumenep).
Bupati Bangkalan Abdul Latief Amin Imron menyampaikan, kebulatan tekad ulama, para tokoh masyarakat, serta masyarakat Madura untuk menyukseskan Pilpres 2019 dan memenangkan pasangan capres-cawapres Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin adalah kristalisasi respons positif ulama dan masyarakat atas kepemimpinan Joko Widodo.
Banyak kebijakan dinilai berpihak kepada rakyat, terutama kebijakan untuk menggratiskan tarif Jembatan Suramadu untuk masyarakat Madura. Pemilihan KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres juga diapresiasi.
”Itu penghormatan dan kehormatan bagi para ulama dan umat Islam di Indonesia,” kata Abdul Latif.
Selain itu, diharapkan kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf pada 2019-2024 bisa mempercepat pembangunan Madura. Madura diharapkan bisa berkembang seperti daerah-daerah lain.
Yenny Wahid menambahkan, Pak Jokowi kelihatan kurus, tetapi sosok orang kuat karena mentalnya, bukan sekadar badannya. Salah satu buktinya adalah Jokowi berani menaiki kapal perang di Perairan Natuna dan menyatakan dengan tegas, Natuna adalah teritori Indonesia. Padahal, saat itu, banyak negara bersengketa di Laut China Selatan dan saling berselisih di pengadilan internasional.
”Itu tekad beliau menegakkan kedaulatan Bangsa Indonesia. Dia berani menantang negara lain,” ujar Yenny.
Karena itu, Yenny menyebut Jokowi sebagai pemimpin kuat. Bukan karena bicaranya berapi-api, melainkan karena penilaian itu disebabkan Jokowi memperhatikan kepentingan negara yang dipimpin, memastikan negara kita tetap utuh bersatu agar tidak runtuh 30 tahun lagi.
Selain itu, Jokowi juga dinilai dekat dengan rakyat dan kebijakannya selalu berhubungan dengan kesejahteraan umat. Karena itu, kader Gus Dur, kiai, ulama, aktivis Muslim, dan warga berkolaborasi mendeklarasikan dukungan itu.
Jokowi berterima kasih atas dukungan tersebut dan sekaligus menyampaikan targetnya untuk menyelesaikan Rancangan Undang-Undang tentang Pondok Pesantren (Ponpes).
RUU tersebut diharapkan bisa memberi pengakuan negara atas peran ponpes sejak kemerdekaan sampai saat ini. Selain itu, aturan tersebut juga memberi payung hukum untuk alokasi APBN dan APBD untuk ponpes.