Indonesia Raup Transaksi Rp 1,6 Triliun dalam Pameran Dagang di Mesir
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN (DARI KAIRO, MESIR)
·4 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Perusahaan-perusahaan Indonesia berhasil meraup transaksi senilai 115 juta dollar AS atau setara Rp 1,673 triliun (1 dollar AS = Rp 14.500) dalam perhelatan Pameran Dagang Intra Afrika (Intra Africa Trade Fair/IATF) 2018 di Kairo, Mesir, yang berakhir Senin (17/12/2018).
Perhelatan IATF merupakan pameran dagang yang pertama kali digelar Afrieximbank dan Uni Afrika. Pameran dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Mesir Mustafa Kamal Madbouly dan berlangsung enam hari, 11-17 Desember 2018.
Dubes RI untuk Mesir Helmy Fauzi di Kairo, Rabu (19/12/2018), menyatakan gembira atas capaian itu. Sebab, nilainya melebihi angka potensi dagang yang dihasilkan dalam Trade Expo Indonesia 2018 senilai 76,48 juta dollar AS. Termasuk juga jika dibandingkan dengan pelaksanaan Indonesia Expo di Mesir tahun 2017 yang mencapai 27 juta dollar AS.
”Potensi transaksi yang berhasil diraih ini semakin membuktikan bahwa arahan Presiden Joko Widodo agar kita melihat Pasar Afrika sudah tepat,” ujar Helmy.
Peningkatan nilai potensi transaksi ini menunjukkan produk Indonesia semakin diminati pasar Mesir dan Afrika.
Tercatat ada tiga badan usaha milik negara (BUMN), 12 perusahaan swasta asal Nusantara, dan satu institusi keuangan Indonesia, Eximbank yang meramaikan Paviliun Indonesia. Perusahaan-perusahaan ini merupakan penghasil atau eksportir sejumlah produk dan komoditas utama, seperti kopi, kelapa sawit, rempah, pupuk, dan pelumas kendaraan, hingga kapal karet berteknologi tinggi. BUMN yang berpartisipasi dalam IATF 2018 ialah PTPN III Holding (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan PT Pertamina Lubricants.
Sementara 12 perusahaan swasta yang memamerkan produk dan jasa ialah PT AK Goldenesia, PT Tunas Utama Cipta, PT Pura Barutama, PT Iqra Visindo Teknologi, PT Dahlia Kusuma Utama, PT Megumi Shigen Indonesia, Mensa Group Indonesia, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk, PT Danora Agro Prima, dan PT Talaza Global Savana.
Dalam IATF 2018, ketiga BUMN itu berhasil meraih potensi kontrak dagang. PTPN III Holding membukukan potensi kontrak kelapa sawit senilai 90 juta dollar AS. Disusul PT Perusahaan Perdagangan Indonesia yang meraih potensi penjualan kopi, kelapa sawit, dan rempah senilai 5,67 juta dollar AS. Dan, PT Pertamina Lubricants yang meraih potensi penjualan pelumas senilai 6 juta dollar AS.
Selain itu, enam dari 12 pebisnis swasta juga mendapatkan potensi kontrak dagang dalam pameran itu. PT AK Goldenesia mendapat potensi kontrak turunan kelapa sawit senilai 445.000 dollar AS. Lalu, PT Dahlia Kusuma Utama yang menjual pupuk organik mendapat potensi transaksi senilai 500.000 dollar AS. PT Tunas Utama Cipta berpotensi menjual kopi senilai 750.000 dollar AS.
Selanjutnya, PT Pura Barutama meraih potensi kontrak percetakan cek, paspor, dan security paper senilai 2 juta dollar AS. Tidak ketinggalan, PT Iqra Visindo Teknologi meraih peluang kontrak penjualan HDPE boating dan landing boat senilai 10 juta dollar AS. Terakhir, PT Talaza Global Savana membukukan potensi transaksi penjualan paket wisata senilai 34.000 dollar AS. Dengan demikian, total potensi transaksi yang diraih selama pelaksanaan IATF 2018 mencapai 115,4 juta dollar AS (sekitar Rp 1,67 triliun dengan kurs 1 dollar AS = Rp 14.500).
Semakin diminati
Nilai transaksi itu melebihi angka potensi dagang yang dihasilkan dalam Trade Expo Indonesia 2018 senilai 76,48 juta dollar AS. ”Peningkatan nilai potensi transaksi ini semakin menunjukkan produk kita semakin diminati pasar Mesir dan Afrika. Momentum ini harus terus kita manfaatkan dan KBRI Kairo selalu siap membantu menyukseskan agenda pemerintah agar produk Indonesia bisa menguasai pasar Afrika,” kata Dubes Helmy.
Helmy juga mengapresiasi keikutsertaan Indonesia Eximbank dalam Paviliun Indonesia. Sebab, lanjutnya, institusi keuangan ini dapat langsung menindaklanjuti kemungkinan problem pendanaan ekspor ke Afrika. Terlebih, Indonesia Eximbank telah menyediakan standing loan sebesar 100 juta dollar AS untuk pembiayaan ekspor Indonesia ke Afrika.
”Fasilitas keuangan ini merupakan wujud kerja nyata pemerintahan Joko Widodo memberikan stimulus ekspor bagi pengusaha Indonesia yang ingin merambah pasar Afrika,” kata Helmy.
Ia menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja keras jajaran KBRI Kairo dan kerja sama yang diberikan para pebisnis yang berpartisipasi dalam IATF 2018. Helmy juga berharap upaya penetrasi produk Indonesia ke Pasar Afrika semakin gencar dilakukan.