JAKARTA, KOMPAS — Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan, penertiban di Jalan Jati Baru Raya sebenarnya sudah berusaha selalu ditertibkan sejak jembatan penyeberangan multiguna (JPM) Tanah Abang difungsikan.
Namun, selama belum ada lokasi relokasi yang disepakati oleh pedagang kaki lima, maka para PKL akan selalu kucing-kucingan dengan petugas satuan polisi pamong praja.
”Memang itu kuncinya. Kalau belum ada lokasi relokasi yang mereka sepakati, sulit,” katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Bahkan, kata Irwandi, saat ini sudah ada PKL baru yang berdatangan ke Tanah Abang sejak PKL di Jalan Jati Baru Raya ditertibkan. Berdasarkan pendataan resmi Maret 2018, jumlah PKL di Tanah Abang sekitar 1.000 orang. Adapun di Jalan Jati Baru Raya 1.046 orang. Sebanyak 446 orang sudah naik ke JPM Tanah Abang, sedangkan 650 orang sisanya menunggu lokasi relokasi.
Namun, kata Irwandi, saat ini jumlahnya diperkirakan bisa ribuang orang. Tambahan berasal dari PKL dari luar kawasan itu yang berdatangan mengisi lokasi. ”PKL di Tanah Abang ini seperti balon. Jumlahnya tak bisa dikunci,” katanya.
Untuk mengatasinya, saat ini Pemerintah Kota Jakarta Pusat akan terus melakukan langkah penertiban sembari berusaha menyediakan tempat yang juga disepakati PKL.
Salah satu alternatif terbaik adalah menanti pembebasan lahan yang rencananya akan dilakukan PD Pembangunan Sarana Jaya di kawasan Tanah Abang untuk penataan kawasan tersebut. Lahan yang dibebaskan bisa menjadi lokasi relokasi PKL. Namun, sampai sekarang, dana pembebasan itu masih dalam pembahasan.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Arief Nasrudin mengatakan, sebenarnya di Blok F sangat banyak ruang tersedia, bahkan bisa menampung hingga 2.000 los. Ia mengatakan, akses ke Blok F juga membaik karena adanya JPM yang tersambung langsung ke stasiun sehingga nilai potensi ekonominya bertambah.