PT KAI Waspadai Potensi Banjir
Kesiapan moda transportasi umum selama libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 dimatangkan. Tidak hanya lonjakan penumpang yang diantisipasi, tetapi juga jalur-jalur rawan bencana.
JAKARTA, KOMPAS PT Kereta Api Indonesia (Persero) mewaspadai 307 titik rawan banjir, longsor, dan ambles di sepanjang jalur lintasan kereta api Jawa dan Sumatera. PT KAI juga mengamankan titik-titik lintasan sebidang atau tidak berpalang pintu karena meningkatnya lalu lintas kereta.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro di Jakarta, Rabu (19/12/2018), mengatakan, titik-titik rawan banjir, longsor, dan ambles di Jawa sebanyak 269 titik. Di Jawa, jalur kereta api di Semarang rawan banjir rob, di Ngawi rawan longsor, serta Ciganea-Purwakarta dan Garut-Ciamis rawan longsor dan ambles.
Adapun di Sumatera, titik rawan longsor dan ambles sebanyak 38 titik. Dua di antaranya adalah jalur Siantar-Dolok Merangir, Sumatera Utara, dan Tanjung Karang, Bandar Lampung-Kertapati, Palembang.
”Kami telah menyiapkan petugas dan posko pemantau di daerah rawan sepanjang lintasan kereta api di Jawa dan Sumatera. Mereka siap memantau jika ada peristiwa yang menghambat perjalanan kereta api. Kami juga telah menyediakan batu balas, bantalan rel, pasir, besi untuk jembatan, dan penambat rel,” ujarnya.
Edi mengemukakan, PT KAI juga berupaya mengantisipasi kecelakaan di pelintasan sebidang. Langkah yang dilakukan adalah dengan menempatkan petugas di pintu-pintu itu. PT KAI mencatat, kecelakaan di pelintasan sebidang pada 2016 sebanyak 295 kecelakaan, pada 2017 sebanyak 448 kecelakaan, dan per 30 November 2018 terjadi 341 kecelakaan.
Di Semarang, Jawa Tengah, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III juga mengantisipasi potensi banjir akibat tingginya intensitas hujan. Hal itu antara lain dengan menyiagakan petugas serta pembuatan tanggul dermaga.
Regional Manager Operasional dan Komersial Pelindo III Cabang Tanjung Emas Hardianto di Semarang, mengatakan, rob atau limpasan air laut serta banjir selama ini memang kerap terjadi. Khususnya, ketika air laut pasang yang disertai hujan deras terjadi di Kota Semarang.
Hardianto menambahkan, apabila hanya menghitung perkiraan pasang-surut, air tidak akan masuk terminal penumpang di pelabuhan. ”Namun, jika terjadi hujan lebat, ada kemungkinan air masuk. Kami antisipasi dengan menyiagakan tenaga untuk membersihkan terminal saat hujan reda,” katanya.
Pelindo III, kata Hardianto, juga menyiapkan tanggul setinggi 1 meter untuk mengantisipasi tingginya air pasang yang berpotensi masuk pelabuhan. Tanggul itu sudah mulai dibangun di kawasan Kalibaru. Pembangunan tanggul juga akan dilakukan di Dermaga Samudera dan Nusantara.
Lonjakan penumpang
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengantisipasi lonjakan penumpang dengan memberikan kelonggaran kepada pelayaran untuk mengangkut penumpang 30 persen lebih banyak dari kapasitas.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub R Agus H Purnomo mengatakan, jumlah penumpang transportasi laut pada libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 diperkirakan naik 3,49 persen atau 37.564 orang. Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang itu, 1.293 unit armada laut berkapasitas total 3,4 juta orang disiapkan.
”Kendati ada toleransi 30 persen dari kapasitas, kami tetap menyiapkan agar siaga dan waspada ketika terjadi lonjakan penumpang,” katanya. Agus menambahkan, Kemenhub akan fokus mengawasi penumpang di 52 pelabuhan, terutama di pelabuhan-pelabuhan ramai, seperti Belawan, Batam, Ambon, Baubau, dan Nusa Tenggara Timur.
Di sektor angkutan udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub juga memperhatikan segi keamanan dengan melakukan inspeksi kelayakan terhadap seluruh armada, personel, sarana, dan prasarana. Selain itu, penerbangan reguler dan ekstra akan menggunakan pesawat dengan tipe yang lebih besar dan menghentikan sementara proyek pelapisan kembali aspal landasan pacu.
Sementara di Jayapura, Papua, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Papua Sabar Iwanggin mengaku telah mendapatkan sejumlah laporan terkait kenaikan harga tiket pesawat yang cukup drastis jelang Natal di Papua.
”Kami akan meminta klarifikasi dari setiap maskapai penerbangan yang berada di Jayapura terkait hal itu,” katanya dia. (DIT/FLO/E17/E16)