JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan investor dalam pasar modal Indonesia masih terus didorong. Salah satunya dengan mempermudah proses pembukaan rekening investasi yang dulunya cenderung kurang efisien dan membutuhkan validasi data kependudukan yang tak mudah. Saat ini, pembukaan rekening investasi dapat dilakukan dalam waktu kurang dari satu jam.
Untuk itu, 106 pelaku industri pasar modal Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri. Perjanjian terkait pemanfaatan kartu tanda penduduk elektronik untuk layanan pasar modal tersebut dilakukan di Jakarta, Jumat (21/12/2018) siang.
Direktur Jenderal Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, pihaknya akan mendukung strategi efektif dan efisien untuk melakukan pendalaman pada investasi pasar modal. Pelaku industri pasar modal akan diberikan akses secara terkontrol untuk memanfaatkan basis data KTP-el.
Adapun data tambahan akan dibuka secara daring jika dibutuhkan. ”Misalnya terkait dengan foto atau pengenalan wajah (face recognition) sehingga dalam proses pembukaan rekening investor tidak perlu datang ke kantor,” ujar Zudan.
Menurut Zudan, dengan pemanfaatan KTP-el, siapa pun yang tergabung dalam pasar modal data kepesertaannya akan dicocokkan dengan basis data kependudukan. Dengan begitu, investor-investor palsu atau fiktif tidak akan muncul. Selain itu, pelaku pasar modal juga bisa mengenal investor secara lebih cepat.
”Bisa dipastikan namanya, alamat tempat tinggalnya, dan siapa saja keluarganya. Pengisian data berbasis formulir yang cenderung merepotkan sudah harus ditinggalkan,” ujar Zudan.
Dua tahun lalu, kerja sama serupa sudah dilakukan oleh 100 pelaku industri pasar modal. Secara umum, kerja sama tersebut sudah berjalan meski ada beberapa evaluasi terkait hal teknis, seperti terjadinya sistem yang melambat.
”Karena sedang ada traffic pengaksesan data, misalnya saat ada registrasi kartu prabayar yang meminta nomor induk kependudukan (NIK) dalam jumlah besar,” ujar Zudan.
Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi mengatakan, dibukanya akses terhadap data KTP-el tersebut telah terbukti bisa mempercepat proses yang harus dijalani calon investor. ”Dulu, proses pembukaan rekening bisa memakan waktu berhari-hari, bahkan ada yang seminggu. Sekarang bisa dilakukan kurang dari satu jam,” ujarnya.
Menurut Friderica, pertumbuhan investor pada pasar modal Indonesia telah meningkat secara signifikan sejak 2016. Pada tahun ini, pertumbuhannya bahkan mencapai sekitar 40 persen. Ia berharap pada 2019 pertumbuhan investor akan setidaknya sama dengan tahun ini.
”Pertumbuhan tersebut sebenarnya bukan target siapa pun. Itu adalah hasil akumulasi dari kerja keras kita semua,” ujar Friderica.
Menurut Friderica, saat ini profil investor Indonesia semakin lama semakin berusia muda, yakni 20-30 tahun. Salah satu faktor yang memengaruhi hal itu adalah kemudahan akses teknologi yang terus dikembangkan.
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan Fakhri Hilmi mengatakan, jumlah investor terus meningkat hingga saat ini mencapai 500.000. Pada 2015, jumlahnya hanya sekitar 400.000.
Munculnya investor-investor baru pun tetap terus didorong. ”Partisipasi aktif ratusan juta penduduk Indonesia terus dinantikan dalam pasar modal,” kata Fakhri. (FAJAR RAMADHAN)