Jakarta Clothing Expo atau JakCloth Year End Sale selalu memikat. Ajang rutin yang menawarkan aneka busana tren ini terus digandrungi kaum muda. Tak heran, mereka rela antre berjam-jam demi sepotong kaus yang sedang ngetren.
Bertepatan dengan libur sekolah semester genap ini, sebagian kalangan milenial di Jakarta dan sekitarnya memilih berburu mode idaman mereka di JakCloth yang kali ini digelar di Parkir Timur Senayan, Gelora, Jakarta Pusat. Ada yang datang sendirian, bersama sahabat, ataupun orangtua.
Pantauan Kompas di lokasi, Kamis (20/12/2018) siang, para kaum milenial meramaikan stan-stan pakaian. Mereka umumnya pelajar SMP dan SMA. Di beberapa stan, antrean panjang sudah terbentuk sesaat setelah pukul 10.00, waktu JakCloth ini dibuka.
Imam Imadudin (14), pengunjung JakCloth, datang bersama seorang temannya. Mereka naik KRL dari Depok, Jawa Barat. Imam dan teman-temannya hendak berburu kaus dari merek favorit mereka. Pilihan datang ke JakCloth ini dirasakan paling tepat karena kaus yang biasanya dijual Rp 120.000, kini bisa didapatkan seharga Rp 60.000 saja.
”Saya sudah datang sejak pukul 11.00, lalu antre karena mereknya memang lagi tenar dan kualitasnya bagus. Kalau enggak antre, bisa jadi nanti enggak dapat kesempatan,” kata Imam.
Syafwan Bahari Mahrim (16), pengunjung lainnya, datang dari Bekasi bersama enam temannya. Siswa kelas X SMA yang akrab disapa Wawan ini hendak berburu kaus dan jaket yang dipasarkan dengan harga miring.
Wawan juga rela antre di stan merek favoritnya. Kata Wawan, merek tersebut memang sedang tren di kalangan pemuda seusianya. ”Kalau pakai merek ini, serasa keren saja. Lebih percaya diri main ke mana-mana,” kata Wawan.
Menurut Wawan, ini merupakan kali ketiga dia datang ke JakCloth. Sebelumnya, dia pernah mengikuti pameran ini pada Desember 2017 di Jakarta dan Oktober lalu di Bekasi. ”Saya menyisihkan uang jajan untuk belanja ke sini,” ujarnya.
Tidak hanya berburu pakaian untuk diri sendiri, JakCloth juga dimanfaatkan beberapa pemuda untuk meraup rupiah. Muhammad Alvin Fauzi (14), misalnya. Pelajar kelas IX ini rela datang jauh-jauh dari Tegal, Jawa Tengah, berburu produk yang dijual di JakCloth. Dia menempuh perjalanan sekitar delapan jam dengan bus. Di Jakarta Pusat, Alvin menginap di rumah indekos abangnya.
”Selain untuk pribadi, saya juga membuka jasa titip (jastip) bagi teman-teman yang tidak sempat kemari. Untuk jasa membelikan satu helai kaus, saya mendapat Rp 20.000-Rp 30.000. Kemarin saya dapat Rp 150.000. Hari ini, hingga siang, saya dapat Rp 120.000,” ujarnya.
380 pedagang
Penyelenggara JakCloth, Novianti Bustomi, mengatakan, JakCloth Year End Sale menghadirkan 380 penyewa. Produk yang diperjualbelikan, antara lain, yakni kaus, jaket, celana, sepatu, dan aksesoris anak muda lainnya.
”Seperti biasanya, kami menargetkan 200.000-250.000 pengunjung selama lima hari. Untuk hari pertama, Rabu kemarin, lumayan bagus untuk pembukaan. Biasanya sangat ramai pada dua hari terakhir, bahkan susah lewat saking ramainya,” kata Novianti.
JakCloth diadakan tiga kali setahun di Jakarta, yaitu JakCloth Summer (Maret atau April), JakCloth Lebaran (Juni atau Juli), dan JakCloth Year End Sale (Desember). Selain di Jakarta, penyelenggara juga mengadakan tur ke daerah-daerah.
Novianti melanjutkan, pameran yang sudah diadakan sejak 2009 ini menjadi ajang menjual dan memperkenalkan produk lokal karya anak muda. Dalam setiap gelaran, satu penyewa bisa mendapat omzet Rp 50 juta-Rp 200 juta selama lima hari. JakCloth menyediakan 25 persen tempat bagi merek baru.
”Dari total, tenant yang berpartisipasi, 75 persen di antaranya merupakan pengusaha muda yang lahir dari JakCloth. Selain berjualan dan mengenalkan produk, acara ini juga jadi ajang belajar bagi pengusaha muda tentang bagaimana berbisnis pakaian,” ujarnya.
Oyo Bike, kasir gerai merek Blanker, mengatakan, omzetnya pada hari pertama lumayan bagus, meskipun belum sesuai target. Menurut dia, kondisi ini wajar karena baru dibuka. Biasanya, pengunjung ramai mulai hari ketiga hingga hari terakhir.
Oyo menambahkan, JakCloth memang menjadi momen bagus bagi pengusaha distro meningkatkan penjualan dan menaikkan ketenaran merek. ”Kami sudah ikut sejak pertama kali JakCloth diadakan,” ujarnya. (YOLA SASTRA)