JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperkuat pengendalian harga bahan pangan. Penguatan ini dilakukan dengan menambah kapasitas pengolah beras yang dikelola PT Food Station Tjipinang Jaya. Badan usaha milik Pemprov DKI ini bisa menyuplai 9.500-10.000 ton beras per bulan dari sebelumnya sekitar 8.000 ton per bulan.
”Kalau dahulu tempat ini berupa gudang, sekarang ada kegiatan peningkatan nilai tambah,” kata Gubernur DKI Anies Baswedan, Kamis (20/12/2018), di Kompleks Pergudangan Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur.
Sejak 2016, Food Station mengoperasikan mesin pengolah beras menjadi beras putih yang siap dipasarkan dengan kapasitas produksi 1.500-1.700 ton per bulan. Tahun ini, ada penambahan satu perangkat mesin dengan total kapasitas produksi 3.000-3.500 ton per bulan. ”Ini satu-satunya fasilitas dengan mesin pengolah beras di tengah kota,” ujar Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama Food Station.
Food Station juga mendapat pasokan produk beras dari delapan pengolahan beras di sejumlah daerah, termasuk Majalengka dan Sumedang (Jawa Barat) serta Lampung, sehingga setiap bulan bisa memasok beras hingga 10.000 ton.
Anies menambahkan, hampir seluruh kebutuhan beras warga Ibu Kota dipenuhi oleh sentra-sentra produksi luar Jakarta. Di satu sisi, hal itu menimbulkan ketergantungan DKI terhadap daerah lain.
Penyumbang inflasi
Harga telur dan daging ayam ras masih menjadi menjadi penyumbang inflasi terbesar menjelang hari-hari besar bagi DKI Jakarta. Pemprov DKI melalui badan usaha milik daerah berupaya memperlancar pasokan ke pasar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Trisno Nugroho mengatakan, harga dua komoditas ini masih dikendalikan pedagang dan pasar.
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui BUMD miliknya baru bisa memasok daging sapi ke pasar sekitar 5 persen. Adapun pasokan telur dan daging ayam ras masih sangat kecil, di bawah 1 persen dari kebutuhan warga Jakarta.
Trisno mengatakan, inflasi bulanan DKI Jakarta akhir tahun ini diproyeksikan 0,45 persen atau lebih rendah daripada tahun lalu 0,65 persen. Inflasi bulanan DKI Jakarta pada November terpantau 0,3 persen. Adapun inflasi tahunan sebesar 3,3 persen.
Sementara itu, Direktur Utama PD Dharma Jaya Johan Romadhon mengatakan, kebutuhan daging ayam DKI Jakarta sekitar 1.000 ton. Sementara PD Dharma Jaya baru fokus pada penyediaan pangan bersubsidi sekitar 350 ton per bulan. ”Pasokan ini masih kurang dari 1 persen,” katanya.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi berencana menyusun peta jalan untuk dapat memasok kebutuhan pangan dalam jangka panjang. ”Ini mengapa harga telur dan daging ayam tinggi daripada pakan ternak, distribusinya, sampai pergudagangan,” katanya.
Mengandung formalin
Di Kota Tangerang, Tim Satuan Tugas Pangan Banten menemukan daging dan jeroan (usus) ayam dan jeroan mengandung formalin yang dijual pedagang di Pasar Anyar, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Tangerang. Dalam inspeksi mendadak itu ditemukan bahan pengawet pada komoditas ikan dan beberapa jenis sayuran mengandung pestisida.
”Kami langsung memeriksa pedagang untuk pengembangan lebih lanjut dan mengamankan barang bukti,” kata Ketua Tim Satgas Pangan Kota Tangerang Ajun Komisaris Supriyanto.