PALEMBANG, KOMPAS — Ledakan jukung Jasa Mulya di perairan Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, pada Kamis (20/12/2018) menimbulkan kerusakan stasiun pengisian bahan bakar bunker dan sejumlah rumah warga. Polisi masih menyelidiki penyebab ledakan kapal itu. Satu dari 11 korban ledakan juga masih belum ditemukan.
Kondisi SPBB Sederhana Citra yang berada dekat dengan lokasi meledaknya kapal, Jumat (21/12/2018), tampak hancur berantakan. Bagian atap berjatuhan dan beberapa peralatan SPBB berserakan.
Tidak ada aktivitas di SPBB tersebut karena sudah dipasangi garis polisi. Jumat pagi, penyidik dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Palembang memeriksa SPBB. Tidak hanya itu, beberapa rumah di Lorong Hijeriah RT 017 RW 005, Kelurahan 3-4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, juga rusak. Kaca sejumlah rumah pecah, atap rumah pun rusak. Beberapa retakan juga terlihat pada tembok rumah.
”Ledakan itu membuat rumah saya berguncang. Kekuatannya seperti gempa,” ujar Ketua RT 017 Juliana. Menurut dia, ledakan kapal yang berjarak hanya 50 meter dari tempat tinggalnya itu membuat sejumlah warga panik. Bahkan, ada yang mengira itu adalah kecelakaan pesawat.
Namun, Juliana mengaku tidak bisa menggambarkan secara pasti kecelakaan itu lantaran berlangsung sangat cepat. Ketika Juliana melihat ke arah sungai, bangkai kapal sudah berada 3 kilometer dari lokasi awal. Menurut Juliana, tidak ada satu pun warganya yang terluka akibat kejadian itu.
Manajer SPBB Sederhana Citra, Hafis, yang berada di lokasi saat kejadian, mengatakan, peristiwa itu berawal saat pengemudi jukung Jasa Mulya, Hendra, menghidupkan mesin kapal. Setelah itu, tiba-tiba ledakan terjadi. ”Saya tidak lihat ada percikan api. Kapal tiba-tiba meledak,” ujarnya.
Hafis mengaku masih trauma atas kejadian itu. Tiga rekan Hafis pun menjadi korban. Mereka adalah Joniansyah, Suprianto, dan Julman. Joniansyah dan Suprianto masih dirawat di rumah sakit. Adapun Julman hingga kini masih hilang.
Perry Irawan dari Humas Kantor SAR Palembang menerangkan, proses pencarian Julman terus dilakukan. Ada 12 personel dengan dua kapal mencari korban. Area pencarian sejauh 5 kilometer ke arah timur laut dari lokasi meledaknya kapal.
Namun, proses pencarian terkendala kondisi cuaca yang tidak menentu. Belum lagi arus Sungai Musi yang sangat deras dan jarak pandang dalam air terbatas. Dari penuturan saksi, ujar Perry, Julman diduga terlempar ke sungai saat kapal itu meledak. ”Saat kejadian, Sungai Musi sedang pasang,” katanya.
Kepala Satuan Polisi Air Polresta Palembang Komisaris Cahyo Yudho Winarno mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa empat karyawan SPBB. Cahyo mengatakan, proses penyelidikan mengalami kendala karena bangkai jukung Jasa Mulya tenggelam setelah terbakar.