Satu-satunya Orangutan Albino di Dunia Dilepasliarkan
Oleh
Dionisius Reynaldo Triwibowo
·2 menit baca
KASONGAN, KOMPAS — Alba, orangutan albino berumur 6 tahun, dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Satu-satunya orangutan albino di dunia itu kembali ke ”rumah” setelah selama 1 tahun 8 bulan tinggal di pusat rehabilitasi.
Pelepasliaran itu dilakukan oleh Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) di hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) pada Rabu, 19 Desember. Jaraknya sekitar 12 jam perjalanan darat dari Kota Palangkaraya, ibu kota Kalimantan Tengah.
Kompas mendapat kesempatan untuk melihat langsung pelepasliaran Alba di jantung pulau Borneo tersebut. Begitu keluar dari kandang, Alba tidak langsung memanjat pohon seperti yang dilakukan orangutan lainnya. Ia seperti mengobservasi habitat barunya itu.
”Alba memanjat pohon setelah berjam-jam berjalan. Ia naik turun pohon, terakhir kali kami ikuti Alba sudah berada di ketinggian 36 meter,” ucap Koordinator Medis Nyaru Menteng Yayasan BOS Agus Fahroni di Katingan, Jumat (21/12/2018).
Agus menjelaskan, rumah baru Alba di TNBBBR merupakan kanopi hutan yang sangat baik dan tak banyak sinar matahari masuk. ”Kondisi ini baik karena Alba tidak tahan dengan matahari,” ujarnya.
Tim monitoring pergerakan Alba meninggalkan lokasi pukul 18.45 WIB dan kembali sekitar pukul 03.00 WIB. Saat datang kembali ke lokasi terakhir Alba, tim menemukan Alba masih di pohon dengan ketinggian yang sama. Namun, tak ada sarang yang dibuat.
”Dari hasil monitoring, Alba belum membuat sarang, tetapi ia memilih tempat tidur yang sudah tepat. Dahan dan daunnya tebal, jadi tidak perlu membuat sarang,” kata Agus.
Membuat sarang, lanjut Agus, merupakan perilaku wajib orangutan liar. Orangutan yang juga jenis kera berambut merah ini harus bisa membuat sarang yang digunakan untuk beristirahat atau untuk kawin.
”Kami optimistis Alba akan membuat sarang. Makanya kami akan terus monitoring selama enam bulan ke depan,” ujar Agus.
CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite mengungkapkan, pihaknya meyakini Alba bisa bertahan hidup di hutan. Namun, yang masih menjadi pekerjaan besar, lanjutnya, adalah menjaga habitat atau hutan yang menjadi rumah Alba.