Indonesia Jadi Tamu Kehormatan di Festival Janadriyah
Oleh
Ester Lince Napitupulu
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia menjadi tamu kehormatan pada Festival Janadriyah ke-33, di Riyadh, Arab Saudi. Festival ini merupakan festival budaya tahunan terbesar di Timur Tengah, yang diselenggarakan sejak tahun 1985.
Kesempatan ini digunakan untuk memperkenalkan keberagaman seni dan budaya Indonesia. Hadir di Festival Janadriyah ini, antara lain Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dan Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi.
Keikutsertaan Indonesia dalam festival tahunan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Arab Saudi.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghadirkan Paviliun Indonesia yang menampilkan miniatur keberagaman budaya Indonesia, sekaligus miniatur Indonesia sebagai negara maritim yang menjalin hubungan dan kerja sama dengan banyak negara, termasuk Arab Saudi.
“Sebagai tamu kehormatan dalam Festival Janadriyah, Kemendikbud menyajikan rangkaian acara mulai dari seni batik, seni tari tradisonal, seni lukis, kaligrafi, seni kriya, dan kapal phinisi sebagai warisan budaya tak benda. Itu kita tampilkan semua. Tentu kita harapkan hal ini akan menarik perhatian penonton Festival Janadriyah", kata Sekretaris Didik Suhardi dalam siaran pers dari di Riyadh, Jumat (21/12/18).
Didik mengatatakan pemilihan Indonesia sebagai tamu kehormatan merupakan keputusan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman.
Selain itu, untuk mempermudah warga negara asing yang ingin belajar Bahasa Indonesia, pada festival ini Kemendikbud juga memberikan layanan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). “Semoga paket ini dapat mempermudah warga asing yang ingin belajar bahasa Indonesia,” ujar Didik.
Puan Maharani, mewakili Presiden Joko Widodo, mengatakan sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, muslim moderat di Indonesia sangat toleran terhadap agama-agama lain yang diakui. "Muslim moderat di Indonesia bisa menjadi contoh penerapan Islam yang \'rahmatan lil alamin\'," kata Puan dalam pembukaan Festival Janadriyah ke-33.
Dalam Festival Janadriyah kali ini, Indonesia mengusung tema persatuan dalam keberagaman untuk memperkuat moderasi dan perdamaian global dengan memperkenalkan keberagaman suku, bangsa, budaya dan bahasa yang ada. "Semboyan negara Indonesia, Binneka Tunggal Ika, memiliki arti berbeda-berbeda tetapi tetap satu," jelas Puan.
Selain itu, Paviliun Indonesia juga akan menampilkan arsip-arsip hubungan baik yang selama ini terjalin antara Indonesia dengan Arab Saudi, yaitu arsip tentang pelajar-pelajar Indonesia yang belajar di Arab Saudi dan kunjungan pemimpin-pemimpin Arab Saudi ke Indonesia. "Partisipasi dalam Festival Janadriyah adalah persembahan terbaik dari Pemerintah dan rakyat Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral Arab Saudi-Indonesia," kata Puan.
Menurut Puan, kerja sama kebudayaan seperti Festival Janadriyah merupakan cara terbaik untuk saling mengenal satu sama lain. Kerja sama kebudayaan adalah sebuah dialog peradaban.
"Partisipasi Indonesia tidak akan terlaksana bila tidak ada dukungan dan sambutan baik dari Kerajaan Arab Saudi. Mudah-mudahan rakyat Arab Saudi bisa mengenal Indonesia lebih baik dan hubungan Indonesia-Arab Saudi semakin kuat di masa mendatang," kata Puan.
Di bawah koordinasi Kemendikbud serta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh, sebanyak 180 delegasi Indonesia akan menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia, termasuk pencak silat dan film karya anak bangsa.(*)