Pengurukan Jalan Raya Gubeng Juga Dilakukan Manual
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pengurukan Jalan Raya Gubeng, Surabaya, dilakukan bukan hanya menggunakan alat berat, melainkan juga secara manual. Beberapa pekerja dikerahkan mengangkuti material urukan dengan gerobak dorong atau dengan kaleng plastik secara estafet.
Dari pantauan sekitar pukul 14.00 WIB, Sabtu (22/12/2018), pengurukan secara manual itu setidaknya terlihat di depan kantor BNI. Pengurukan dengan alat berat dikhawatirkan menimbulkan getaran sehingga mengancam bangunan kantor bank itu. Beberapa personel satuan polisi pamong praja bersiaga di depan kantor BNI.
Menurut Kepala Subbidang Kedaruratan Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Surabaya Arif Sunandar, pihaknya berharap amblesan tidak melebar atau memicu ambles susulan. Saat jalan protokol di Surabaya itu ambles pada 18 Desember lalu tak ada korban jiwa.
Di ujung pertigaan Jalan Sumbawa, di samping BNI, beberapa orang juga terlihat mengangkuti tanaman, termasuk jenis palem ke mobil bak terbuka. Tanaman itu dipindahkan ke tempat lain agar tetap tumbuh.
Di sisi lain, pengerukan material dengan alat berat, termasuk ekskavator dan backhoe, terus berlangsung. Pengerukan dilakukan baik dari sisi timur lubang maupun sisi barat lubang.
Adapun sisa material di dekat trotoar sisi timur Jalan Raya Gubeng yang tak terjangkau alat berat dikumpulkan lalu dimasukkan ke kantong plastik.
Truk-truk pengangkut material juga masih berdatangan dari arah Jalan Karimun Jawa ataupun Jalan Sulawesi. ”Rasanya kok gak penuh-penuh,” seloroh pekerja, Hari, sambil mengangkuti tanah urukan.
Hingga saat ini, akses Jalan Sumbawa dan Jalan Bali masih tak bisa dilalui kendaraan. Akses jalan yang masih bisa dilalui adalah Jalan Jawa, Jalan Biliton, Jalan Bawean, dan Jalan Sulawesi.
Sejumlah pengelola rumah makan memasang penanda tetap buka di pertigaan Jalan Bali dan Jalan Biliton yang dijaga petugas Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya. Begitu pula sebuah pusat perawatan kecantikan yang memasang tulisan tetap buka.
Terkait amblesnya Jalan Raya Gubeng, truk-truk pengangkut material mendapat dispensasi khusus untuk memasuki kawasan Kota Surabaya. Pada setiap kaca depan truk terpampang tulisan ”Proyek Jalan Raya Gubeng Polda Jatim”.
Kebijakan itu untuk mempercepat pekerjaan pemulihan jalan agar mobilitas di pusat kota Surabaya itu kembali normal. ”Yang tak kalah penting, geliat usaha, terutama kuliner yang terdampak, segera pulih,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.